
Oleh: Anwar, S.Ag, M.A.P *)
Bayangkan Kabupaten Bireuen dua dekade dari sekarang menjadi sebuah kabupaten yang tidak hanya dikenal sebagai “Kota Juang” dalam sejarahnya, tetapi juga akan menjadi sebagai pusat pendidikan Islam modern yang menginspirasi Aceh, Indonesia, bahkan dunia.
Visi ini adalah jantung dari konsep Kota Santri, sebuah kabupaten yang menjadikan pendidikan Islam sebagai pilar utama, bukan sekadar warisan masa lalu, tetapi sebagai kekuatan yang hidup, relevan dan mampu menjawab tantangan zaman. Ini bukan mimpi kosong penulis, melainkan tujuan yang bisa dicapai dengan langkah nyata bersama.
Visi jangka panjang ini sederhana namun ambisius yaitu “Menjadikan Bireuen Sebagai Pusat Pendidikan Islam Yang Menggabungkan Kekayaan Tradisi Dengan Kemajuan Modern”. Dari visi ini, dayah tidak lagi hanya tempat menghafal Al-Qur’an atau membaca kitab kuning, tetapi juga laboratorium inovasi, santri belajar teknologi, wirausaha dan kepemimpinan global, tanpa kehilangan akar syariat dan akhlak mulia.
Jika visi ini di bumikan, Kabupaten Bireuen kedepan akan menjadi tempat di mana ilmu agama dan ilmu dunia bertemu, menciptakan generasi santri yang tidak hanya pandai beribadah, tetapi juga mampu membangun masyarakat yang adil, sejahtera dan berkelanjutan, "Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafûr".
Dalam visi ini, dayah-dayah di Kabupaten Bireuen harus bertransformasi menjadi lembaga pendidikan unggulan. Dayah harus dilengkapi fasilitas modern, perpustakaan digital dengan akses ke ribuan kitab klasik dan jurnal internasional, laboratorium komputer untuk coding dan desain, serta asrama yang nyaman bagi santri dari berbagai latar belakang.
Madrasah negeri dan swasta bersinergi dengan dayah, menawarkan kurikulum terpadu yang menghasilkan lulusan berkompeten dari hafidz yang mahir IT hingga ulama yang memahami ekonomi syariah. Bireuen juga akan menjadi magnet bagi santri dan pelajar dari luar daerah dan santri manca negara.
Dengan letak strategis di jalur Banda Aceh-Medan dan Aceh Tengah, kabupaten ini bisa menarik ribuan pelajar dari Sumatera Utara, Aceh Utara hingga mancanegara seperti Malaysia atau Thailand dan negara Asia Tenggara lainnya menjadikannya pusat pertukaran budaya dan keilmuan Islam.
Kedepan kegiatan seperti festival tahunan pendidikan Islam, pameran inovasi santri dan konferensi ulama akan rutin digelar, menempatkan Kabupaten Bireuen di peta dunia sebagai kota yang menghormati tradisi sekaligus merangkul masa depan. Visi ini tentunya tidak berhenti pada pendidikan saja, dia akan terus hidup sesuai peradaban dan kebutuhan masyarakatnya.
Kabupaten Bireuen jika jadi pusat pendidikan Islam modern akan melahirkan dampak yang luas. Ekonomi lokal akan tumbuh melalui wirausaha santri misalnya, produk halal berbasis dayah yang dipasarkan secara digital. Pariwisata religi, seperti kunjungan ke dayah bersejarah atau makam ulama akan mengangkat kesejahteraan masyarakat.
Berikutnya, nilai-nilai santri seperti disiplin, keikhlasan dan gotong royong akan meresap ke setiap aspek kehidupan, dari pemerintahan yang bersih hingga komunitas yang harmonis. Bahkan lingkungan akan terjaga, dengan dayah yang mengajarkan pembangunan berkelanjutan sebagai bagian dari ajaran Islam.
Kata “modern” dalam visi ini bukan sekadar hiasan. Modern berarti relevan, pendidikan Islam di Kabupaten Bireuen harus menjawab kebutuhan abad 21, teknologi yang berkembang pesat, globalisasi yang tak terbendung dan tantangan sosial seperti kemiskinan atau perubahan iklim.
Santri di Kabupaten Bireuen harus bisa membaca Al-Qur’an di pagi hari, mendesain aplikasi di siang hari dan berdakwah melalui media sosial di malam hari. Modern juga berarti inklusif setiap anak dari keluarga kaya hingga miskin, dari kota hingga pelosok, punya hak yang sama untuk belajar dan berkembang di dayah atau madrasah.
Visi ini bukan khayalan penulis. Bireuen sudah memiliki modal, ratusan dayah, ribuan santri, budaya Syariat Islam yang kuat dan letak geografis yang strategis. Yang dibutuhkan adalah lompatan ke depan memperbaiki infrastruktur, menyatukan tradisi dan inovasi serta menggerakkan semua pihak untuk satu tujuan. Ini adalah visi yang berpijak pada apa yang sudah ada dan menatap jauh ke apa yang bisa dicapai.
Kabupaten Bireuen sebagai pusat pendidikan Islam modern adalah panggilan untuk bangkit. Ini adalah janji bahwa kabupaten ini tidak hanya akan bertahan, tetapi juga bersinar menjadi teladan bagi Aceh, Indonesia dan dunia, sebuah Kota Santri yang membuktikan bahwa Islam adalah agama kemajuan, bukan kemunduran "Rahmatan lil Alamin". Visi ini adalah bintang yang akan memandu setiap langkah kita ke depan. Insyaallah, Amin. []
Editor : Muliyadi
*) Penulis Anwar, S,Ag, M,A,P (Kepala Dinas Pendidikan Dayah Kabupaten Bireuen)