
Wakil Bupati Aceh Besar, Drs. H Syukri memimpin Rapat Turun Sawah MT Gadu (Meugo Ruweung) dan MT Rendengan (Meugo Thon) Tahun 2025/2026 di Gedung Dekranasda, Kecamatan Ingin Jaya, Selasa (22/4/2025). (Foto/Doc Forkopim)
Kota Jantho — Dalam rangka mendukung target swasembada pangan nasional dan memperkuat posisi Aceh Besar sebagai lumbung pangan, Wakil Bupati Aceh Besar, Drs. Syukri A Jalil, memimpin langsung Rapat Turun Sawah Musim Tanam Gadu (Meugo Ruweung) dan Rendengan (Meugo Thon) Tahun 2025/2026, Selasa (22/4/2025) di Gedung Dekranasda Aceh Besar, Gani, Kecamatan Ingin Jaya.
Rapat yang digelar tahunan ini dihadiri berbagai pemangku kepentingan, mulai dari perwakilan Kementerian Pertanian, BMKG, Forkopimda, PT Swasembada Pangan Aceh Besar, hingga penyuluh dan camat se-Aceh Besar.
Dalam sambutannya, Wabup Syukri menegaskan pentingnya rapat ini sebagai forum strategis, bukan sekadar seremonial. Ia menyoroti perlunya pengawasan terhadap distribusi pupuk dan permainan agen panen yang merugikan petani. “Para camat harus ambil peran aktif memantau langsung kondisi di lapangan,” ujarnya.
Syukri juga menegaskan dukungan terhadap kebijakan pusat, termasuk penetapan harga gabah Rp6.500/kg, serta menyampaikan komitmen daerah dalam mendukung program swasembada pangan nasional 2026. Ia juga mendorong semangat gotong royong dalam pengelolaan irigasi dan distribusi air sawah.
Kepala Dinas Pertanian Aceh Besar, Jakfar, SP MSi menambahkan bahwa ketersediaan pupuk, benih, dan alat mesin pertanian (alsintan) cukup untuk mendukung musim tanam tahun ini, meski ada tantangan teknis pada alsintan pemerintah. “Target kita hasil panen mencapai 8-10 ton per hektar,” ungkapnya.
Sementara itu, Tenaga Ahli Kementerian Pertanian, Hendri Sosiawan, mengapresiasi respons cepat pemerintah daerah terhadap kebijakan pusat. Ia menekankan pentingnya tanam serentak dan pemetaan wilayah potensial. “Kabupaten kini bisa langsung koordinasi dengan pusat, tanpa prosedur berjenjang seperti dulu,” jelasnya.
Rapat ini diharapkan menghasilkan keputusan strategis yang konkret demi meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kesejahteraan petani Aceh Besar. [Sayed M. Husen]