Camat Kota Juang Musni Syahputra, S.IP., M.Ec.Dev Menyampaikan Sambutannya Dalam Acara Rembuk Stunting Tahap I di Aula Kantor Camat Setempat (Foto/Muliyadi)
Bireuen - Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen mengadakan kegiatan rembuk stunting tahap I tahun 2025, Jumat, (31/01/2025) di aula kantor camat setempat.
Camat Kota Juang Musni Syahputra, S.IP., M.Ec.Dev, yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kecamatan dalam sambutannya mengatakan bahwa tahun 2025 ini dipastikan kecamatan Kota Juang tidak termasuk dalam daftar lokus stunting. Walaupun demikian, upaya pemerintah kecamatan dalam pencegahan harus tetap diperkuat guna mempertahankan status tersebut.
"Alhamdulillah, Kota Juang tidak termasuk dalam lokus stunting tahun 2025, namun demikian kita tetap tidak boleh lengah. Perhatian serius harus tetap diberikan kepada kelompok berisiko agar kasus stunting tidak kembali meningkat," ujar Camat
Rembuk Stunting tahap I ini mengusung tema "Bergerak Bersama Cegah Stunting Menuju Generasi Indonesia Emas", rembuk ini menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah desa, kecamatan dan masyarakat dalam upaya menekan angka stunting diwilayah tersebut.
Selanjutnya Camat mengatakan walaupun sudah keluar dari lokus pengawasan dan intervensi tetap diperlukan agar tumbuh kembang anak-anak diwilayah ini dapat terjaga dengan baik.
Dari hasil rembuk stunting desa tahun 2024 menunjukkan masih adanya sejumlah tantangan dalam cakupan layanan dasar yang perlu ditingkatkan diantaranya seperti, Kesehatan Ibu dan Anak dimana cakupan imunisasi masih rendah dan belum ada solusi konkret untuk peningkatannya dan pemeriksaan USG bagi ibu hamil baru mencapai 70 persen, deteksi dini kanker serviks melalui tes IVA masih minim
Kemudian untuk konseling Gizi masih ada kader posyandu belum maksimal dalam memberikan layanan konseling. Penyediaan air bersih dan sanitasi belum memadai termasuk masih ada depot air isi ulang yang beroperasi tanpa izin resmi dan sejumlah rumah warga belum memiliki akses air bersih dari PDAM.
Untuk perlindungan sosial masih terdapat keluarga berisiko stunting yang kurang mampu, namun belum terdaftar sebagai penerima bantuan sosial dan beberapa desa belum memiliki fasilitas PAUD termasuk Alat permainan edukatif (APE) di posyandu belum memenuhi standar.
Dalam pemanfaatan lahan pangan masih rendahnya kesadaran pemerintah desa dalam mengelola lahan pangan dan kelompok wanita tani (KWT) didesa belum diberdayakan secara optimal.
Sementara itu perwakilan TPPS Kabupaten Bireuen, Irmawati, SP., M.ling mengapresiasi capaian Kecamatan Kota Juang yang telah menyelesaikan rembuk stunting di seluruh desa.
"Semua desa telah melaksanakan rembuk stunting tahun 2024, kami berharap hasil ini dapat menjadi program prioritas dalam musrenbang gampong dan kecamatan," ujarnya.
Ketua TP PKK Kota Juang dr.Hermasari selaku Koordinator Lapangan TPPS Kecamatan turut memaparkan analisis data mengenai status gizi balita, jumlah keluarga berisiko stunting, serta faktor-faktor penyebab utama.
Selain itu, dibahas pula rencana tindak lanjut audit kasus stunting serta alokasi dana desa disektor kesehatan, serta upaya kolaboratif ini diharapkan mampu mendorong percepatan penurunan angka stunting dan memastikan anak-anak di Kota Juang tumbuh sehat serta memiliki masa depan yang lebih baik. [Muliyadi]