Darwati A Gani. (Foto/ Hamdani)
Jakarta - Terkait persoalan tunjangan kinerja (tukin) ASN dosen di bawah jajaran Kemendiktisaintek mengemuka setelah Aliansi Dosen ASN Kemendiktisaintek Seluruh Indonesia (ADAKSI) melakukan protes pada pemerintah.
Dosen-dosen ASN di seluruh Indonesia meminta Kemendiktisaintek untuk membayar tukin kepada mereka, karena sudah lima tahun tak dibayarkan. Jika tuntutan tersebut tak dipenuhi, dosen akan lakukan demo besar-besaran di Jakarta dan mogok mengajar.
Terkait persoalan tersebut, senator perempuan asal Aceh Darwati A Gani yang merupakan mengatakan supaya persoalan tukin yang menjadi hak dosen ASN di kalangan Kemendiktisaintek untuk segera dituntaskan.
"Segera tuntaskan masalah tukin, karena itu hak dosen. Apalagi sudah ada ketentuan hukum, tak ada alasan untuk tidak membayar tukin dosen itu, apalagi lembaga atau kementerian lain membayarnya," kata senator perempuan ini, Selasa, (21/01/2025).
Anggota DPD-RI asal Aceh ini menekankan bahwa apa yang dialami oleh dosen ASN di bawah Kemendiktisaintek tidak adil, karena dosen-dosen di kementerian lain menerima tukin selain serdos.
"Ini tidak adil buat mereka, sehingga wajar menimbulkan reaksi dari dosen, karena rekan-rekan dosen di kementerian lain mendapatkan tukin, selain juga mendapatkan serdos,," ujarnya.
Menurut anggota DPD-RI ini, masalah tukin dosen ASN di Kemendiktisaintek harus segera dicari solusinya, apalagi sudah ada wacana mogok mengajar dan demontrasi besar-besaran.
"Ini harus secepatnya dicari solusinya, apalagi ada ancaman mogok mengajar nasional dari dosen," ujarnya.
Menurut Darwati A Gani masalah tidak ada anggaran tidak relevan, karena kementerian lain dibayarkan tukin dosennya, seperti Kementerian Agama Kementrian Perdagangan dan Kementerian Kesehatan.
"Tidak relevan, karena hanya Kemendiktisaintek yang tidak membayar, kementerian lain kenapa bisa bayar tukin dosen, apalagi ini sudah lima tahun tidak dibayar,," terang Darwati A Gani.
"Ini harus segera tuntas supaya tidak mengganggu konsentrasi para dosen di seluruh Indonesia, khususnya dosen ASN di lingkungan Kemendikitsaintek," pungkas Darwati A Gani. [Hamdani]