Banda Aceh- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Syiah Kuala (USK)
Mengelar kegiatan Sekolah Orasi
selama enam minggu, mulai hari Rabu hingga Jumat (4 Oktober-18 November), bertempat di Kampus FISIP USK dan Aula Teater Perpustakaan USK, Banda Aceh.
Kegiatan mengangkat Tema "Kebangkitan Ideologi Progresif" dibuka Wakil Dekan Kemahasiswaan, Alumni, dan Kemitraan FISIP USK, Maimun, S.pd., M.A pada Senin (7/8/2024).
Ketua panitia, Ammar Malik Nabil, menjelaskan kegiatan bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih dalam kepada mahasiswa mengenai isu-isu terkini yang sangat relevan dengan kehidupan sosial-politik Indonesia.
Menururnya Sekolah Orasi kali ini mengusung tema "Kebangkitan Ideologi Progresif", yang dikemas dalam bentuk enam kelas kajian strategis, meliputi: Idealisme dan Pragmatisme Negara, Sejarah dan Pergerakan Mahasiswa Indonesia, Hubungan antara Ekonomi dan Politik dalam Kebijakan Publik, Konsep Dasar Logika dan Berpikir Kritis, Etika Lingkungan, dan Kesetaraan Gender.
Dalam sambutan pembukaan kegiatan Maimun, S.pd., M.A berharap para peserta dapat menyerap ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya melalui kegiatan ini.
Selain itu juga menekankan pentingnya menjaga integritas dan komitmen dalam berorganisasi dan berinteraksi di masyarakat.
“Saya berharap kegiatan ini dapat memperkaya wawasan mahasiswa dalam berpikir kritis dan progresif, serta mampu berkontribusi pada kemajuan bangsa,” ujar Maimun.
Sedangkan Wakil Ketua BEM FISIP USK, Dimas Alva Lyhandra, menambahkan kegiatan merupakan bentuk kontribusi nyata mahasiswa dalam menciptakan generasi muda yang kritis dan peduli terhadap isu-isu sosial dan politik.
“Kami berharap kegiatan ini dapat membuka wawasan mahasiswa untuk lebih memahami dan mengaplikasikan pemikiran kritis dalam kehidupan sehari-hari, serta menghidupkan semangat kebangsaan yang progresif di kalangan pemuda,” kata Dimas.
Selain kelas kajian, kegiatan ini ditutup dengan seminar nasional menghadirkan dua pemateri, yaitu Bivitri Susanti, Pakar Hukum Tata Negara, dan Aulianda Wafisa, Direktur LBH Banda Aceh.
Seminar nasional bertajuk "Dialogika Kebangsaan: Menguatkan Identitas Pemuda dan Mahasiswa dalam Menjaga Cita-Cita Kebangsaan" ini diharapkan dapat memberikan pencerahan kepada mahasiswa mengenai peran penting mereka dalam menjaga dan memperkuat cita-cita kebangsaan Indonesia.
Melalui kegiatan ini, saya semakin yakin bahwa mahasiswa memiliki peran besar dalam menjaga arah pembangunan bangsa dan negara.
"Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran acara ini, serta kepada para peserta yang antusias mengikuti setiap rangkaian kegiatan",ungkap Dimas.
Semoga kegiatan ini dapat memberi dampak positif bagi kita semua dan membawa perubahan yang lebih baik bagi masa depan bangsa.
Ummi, salah satu peserta kegiatan, mengungkapkan bahwa acara ini sangat bermanfaat untuk memperdalam pemahaman terhadap ideologi progresif serta meningkatkan kesadaran kritis terhadap berbagai masalah sosial dan politik yang dihadapi bangsa.[Zulkifli]