Oleh: Ir. Muhammad Hatta, SST. MT. CPS. CPPS. CMPS. CCLS. CTRS. CCHS*)
Kawasan Malikussaleh Samudera Pasai di Aceh Utara, sebuah permata bersejarah dari kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara, merupakan ladang subur yang menunggu untuk digali kembali. Di balik keheningan dan kelamnya waktu, tersimpan potensi luar biasa yang tak sepenuhnya terjamah.
Sebagai pusat peradaban Islam di Indonesia dan Asia Tenggara, kawasan ini menjanjikan kisah-kisah gemilang yang bisa memikat jiwa wisatawan lokal maupun mancanegara. Untuk menghidupkan kembali kejayaan tersebut, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Aceh Utara harus berdiri di garis depan sebagai pelopor dalam mengelola dan mengembangkan kawasan ini, tidak sekadar sebagai situs sejarah, tetapi juga sebagai pusat pariwisata Islami yang mampu mendongkrak perekonomian masyarakat.
Manfaat Pengelolaan Kawasan Samudera Pasai oleh BUMD
Pengelolaan kawasan Samudera Pasai oleh BUMD akan membawa berkah melimpah bagi masyarakat lokal dan provinsi Aceh secara keseluruhan. Di antara manfaat yang paling mengesankan adalah peningkatan ekonomi yang bersumber dari pengembangan pariwisata Islami. Wisata religi adalah sektor yang tak henti berkembang dan memiliki daya tarik luar biasa untuk mendongkrak pendapatan daerah.
Dengan manajemen yang bijaksana, kawasan Samudera Pasai bisa menjelma menjadi tujuan wisata Islami yang tidak hanya mengundang peziarah dari seluruh penjuru Indonesia, tetapi juga dari Asia Tenggara dan Timur Tengah, melahirkan harapan baru bagi kesejahteraan masyarakat.
Lebih dari itu, kawasan ini berpotensi menjadi pusat pendidikan dan kajian Islam yang mendunia. Di tengah situs bersejarah yang mengandung nilai-nilai akademis dan teologis, Samudera Pasai siap menjadi ladang penelitian bagi para ilmuwan dari berbagai penjuru dunia.
Dengan pengelolaan yang profesional dan hati yang tulus, kawasan ini dapat mengukir namanya sebagai pusat studi mendalam tentang peradaban Islam, sehingga Aceh semakin kokoh sebagai titik sentral Islam di Asia Tenggara.
Melalui pengelolaan BUMD yang visioner, kawasan Malikussaleh dapat menghadirkan manfaat ekonomi langsung kepada masyarakat lokal. Sektor-sektor yang terkait seperti perhotelan, kuliner, transportasi, dan kerajinan tangan akan tumbuh subur, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. BUMD, meski selama ini belum optimal berkontribusi, kini harus menjadi jembatan harapan, mengemban tugas mulia untuk mengangkat derajat ekonomi masyarakat melalui kolaborasi yang harmonis.
Strategi Pengembangan Kawasan Samudera Pasai
Untuk memaksimalkan potensi ini, strategi pengembangan yang holistik dan berkelanjutan sangat dibutuhkan. BUMD harus berperan aktif dalam mengintegrasikan kawasan ini sebagai pusat pariwisata Islami dengan berbagai aspek. Beberapa strategi kunci yang harus dijalankan antara lain:
1. Pengembangan Infrastruktur Wisata Islami
Fasilitas pendukung wisata seperti pusat informasi sejarah, masjid, museum, akomodasi berbasis syariah, serta jalur wisata Islami yang terintegrasi harus dibangun dengan standar global, menciptakan suasana yang ramah dan nyaman bagi pengunjung.
2. Kolaborasi dengan Ulama dan Akademisi
Dalam membangun pusat peradaban Islam, keterlibatan ulama, sejarawan, dan akademisi dalam perencanaan dan pengelolaan sangatlah krusial. Ini penting untuk menjaga keaslian nilai-nilai Islami dan kesejarahan kawasan Malikussaleh.
3. Pengelolaan Berbasis Ekonomi Kreatif
BUMD dapat mengembangkan potensi ekonomi kreatif lokal melalui pengembangan kerajinan tangan, kuliner khas Aceh, dan karya seni Islami yang menjadi ciri khas Samudera Pasai Kabupaten Aceh Utara. BUMD juga harus memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat lokal agar mereka dapat berperan aktif dalam sektor pariwisata.
4. Promosi dan Pemasaran Global
Kawasan Samudera Pasai harus dipromosikan secara luas sebagai pusat peradaban Islam dan tujuan wisata Islami, baik melalui pameran nasional dan internasional, media sosial, maupun platform digital lainnya. Ini akan membuka peluang kedatangan wisatawan dari berbagai negara, memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
Upaya Awal dan Langkah Konkret
Upaya awal yang harus dilakukan untuk mewujudkan strategi ini adalah melakukan kajian komprehensif tentang potensi sejarah dan wisata Islami kawasan Malikussaleh. Pemetaan seluruh aset sejarah, arkeologis, dan potensi wisata yang ada, serta kebutuhan pengembangan infrastruktur, adalah langkah fundamental yang harus diambil.
Selain itu, BUMD perlu menjalin kerjasama dengan pemerintah Aceh dan pemerintah pusat dan lembaga internasional untuk mendapatkan dukungan dalam bentuk regulasi dan pendanaan. Dalam tahap awal, sinergi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Agama, serta lembaga-lembaga internasional yang fokus pada pariwisata Islami sangat penting.
Penyiapan sumber daya manusia yang kompeten juga menjadi langkah penting. BUMD harus mengadakan pelatihan bagi masyarakat lokal dalam bidang pariwisata, sejarah, bahasa, serta ekonomi kreatif agar mereka mampu berperan aktif dalam mendukung kawasan ini sebagai pusat wisata Islami.
Dengan langkah awal yang tepat, pengelolaan oleh BUMD yang solid, dan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, kawasan Samudera Pasai akan kembali hidup sebagai titik pusat peradaban Islam, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara. Kawasan ini akan menjadi simbol kebangkitan ekonomi masyarakat dan kebanggaan bagi Aceh sebagai tanah peradaban Islam yang memiliki daya tarik global. Dengan sinergi dan komitmen yang kuat, mari kita wujudkan visi mulia ini bersama-sama. []
Publisher: Hamdani
*) Penulis adalah Admin WAG The Light From Pase dan Ketua Forum Humas Politeknik Negeri Se Indonesia