Iklan

terkini

[Opini] Membangun Kembali Samudera Pasai: Dari Pusaka Islam ke Poros Ekonomi Dunia (Bagian Kedua)

Redaksi
Senin, September 23, 2024, 14:38 WIB Last Updated 2024-09-23T07:39:12Z
Ir. Muhammad Hatta, SST. MT. CPS. CPPS. CMPS. CCLS. CTRS. CCHS*)

Di bawah naungan Samudera, tersembunyi jejak kejayaan masa lalu yang mengharumkan nama Aceh di mata dunia Islam. 

Samudera Pasai atau Pase, yang dahulu kala menjadi mercusuar peradaban Islam di Asia Tenggara, kini menanti untuk dihidupkan kembali sebagai pusat peradaban, pusat wisata Islami, dan tonggak kebangkitan ekonomi. 

Tertanam dalam tanah Kecamatan Samudera Kabupaten Aceh Utara, warisan spiritual ini bukan sekadar peninggalan sejarah, tetapi juga potensi besar yang siap mengangkat kesejahteraan masyarakat dan memancarkan kembali cahaya yang pernah menuntun ribuan ulama, saudagar, dan pengembara dari berbagai penjuru dunia.

Seiring dengan pesatnya perkembangan pariwisata di dunia Islam, potensi Samudera Pasai untuk menjadi The Window of Islamic World sangatlah nyata. Pemerintah Aceh Utara, DPRK Aceh Utara, dan masyarakatnya memiliki kesempatan emas untuk menggali kembali mutiara peradaban yang telah terkubur waktu. 

Namun, untuk menghidupkan kembali Samudera Pasai sebagai magnet wisata Islami dan motor penggerak ekonomi, diperlukan kebijakan yang brilian, kepemimpinan visioner, serta dukungan seluruh elemen masyarakat dan pemerintah pusat.

Membangkitkan Pase sebagai Destinasi Wisata Islami Terdepan

Langkah pertama yang perlu diambil adalah merumuskan visi bersama tentang apa yang ingin dicapai melalui revitalisasi Samudera Pasai. Visi ini harus dikuatkan oleh kebijakan politik yang mengakar pada komitmen untuk menjadikan Pase sebagai destinasi wisata Islami terdepan di Asia Tenggara. Pemerintah Aceh Utara dan DPRK Aceh Utara, harus segera merancang Qanun atau peraturan daerah yang mendukung pelestarian situs-situs bersejarah di kawasan ini dan menciptakan program-program pariwisata berbasis sejarah Islam.

Dukungan politik ini harus diiringi dengan alokasi anggaran yang signifikan dari APBK Aceh Utara dan APBA, serta dukungan dari APBN. Tanpa investasi yang memadai dalam infrastruktur dan promosi, potensi besar Samudera Pasai tidak akan pernah terwujud. Sebagai contoh, pembangunan infrastruktur dasar seperti akses jalan, transportasi, dan penginapan yang memadai di kawasan wisata Samudera Pasai harus menjadi prioritas utama.

Tidak hanya itu, pelestarian dan pemugaran situs-situs sejarah seperti makam Sultan Malik Al-Saleh dan peninggalan kerajaan Pasai harus menjadi fokus utama. Melalui pengelolaan terpadu yang profesional, warisan berharga ini dapat menjadi daya tarik utama bagi wisatawan domestik dan internasional yang ingin merasakan keagungan sejarah Islam di Asia Tenggara.

Implementasi Program: Memulai dengan Kekuatan Bersama

Waktu untuk memulai program ini adalah sekarang. Setiap penundaan hanya akan memperpanjang ketertinggalan dalam memanfaatkan potensi besar ini. Aceh Utara harus segera membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang khusus mengelola sektor pariwisata islami dan kebudayaan, dengan fokus utama pada pengembangan Samudera Pasai. BUMD ini akan menjadi motor penggerak yang mengkoordinasikan seluruh upaya revitalisasi, mulai dari pelestarian situs sejarah, promosi wisata, hingga pemberdayaan ekonomi lokal.

Dalam pengelolaannya, pemerintah Aceh Utara harus menjalin kemitraan strategis dengan pemerintah Aceh dan pemerintah pusat, serta melibatkan sektor swasta dan lembaga internasional. Dengan menjadikan Pase sebagai proyek bersama, peluang untuk mendapatkan dukungan dana dan investasi akan semakin besar. Pemerintah pusat harus terlibat dalam mengangkat Samudera Pasai sebagai salah satu prioritas pariwisata nasional, yang tidak hanya dikenal di tingkat lokal tetapi juga di kancah internasional.

Masyarakat sebagai Penggerak Utama

Namun, kebijakan dan program pemerintah tidak akan berarti tanpa dukungan masyarakat. Masyarakat Aceh Utara harus menjadi aktor utama dalam revitalisasi ini. Mereka harus dilibatkan secara langsung dalam pelatihan tenaga kerja di sektor pariwisata, seperti pemandu wisata Islami, pengrajin lokal, serta pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang dapat menyediakan produk khas Aceh Utara. Partisipasi masyarakat akan menjadi kunci utama dalam memastikan keberlanjutan program ini.

Untuk mengukur dampak dari program ini, pemerintah dapat menggunakan beberapa indikator terukur, seperti peningkatan jumlah wisatawan, peningkatan pendapatan per kapita masyarakat yang terlibat dalam sektor pariwisata, serta peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor ini. Sebagai contoh, pemerintah dapat menargetkan peningkatan jumlah wisatawan hingga 50% dalam lima tahun pertama setelah program ini berjalan, dengan target PAD yang bisa mencapai miliaran rupiah dari sektor retribusi, pajak, dan kontribusi dari BUMD pariwisata.

Menghadapi Hambatan dengan Kebijakan Brilian

Seperti halnya setiap perjalanan besar, program ini tentu akan menghadapi tantangan. Infrastruktur yang belum memadai, kurangnya sumber daya manusia yang terlatih, serta minimnya pendanaan mungkin menjadi hambatan utama. Namun, dengan kebijakan yang tepat, semua hambatan ini dapat diatasi.

Infrastruktur dapat dibangun melalui skema kerja sama antara pemerintah dan investor swasta. Pemerintah Aceh Utara juga dapat mengajukan dana bantuan dari pemerintah pusat dan lembaga donor internasional yang peduli pada pelestarian warisan budaya dan sejarah. Untuk mengatasi masalah sumber daya manusia, program pelatihan yang intensif perlu dilakukan agar masyarakat lokal memiliki keterampilan yang dibutuhkan di sektor pariwisata.

Dukungan anggaran yang memadai dari APBA dan APBN juga akan menjadi solusi utama untuk mengatasi minimnya pendanaan. Melalui kebijakan fiskal yang pro-pariwisata, Aceh Utara dapat membiayai pembangunan infrastruktur dan pelestarian situs sejarah, sekaligus mendorong sektor swasta untuk berinvestasi.

Pariwisata sebagai Solusi Jangka Panjang, Mengungguli Sektor Migas

Di tengah ketergantungan Aceh pada sektor minyak dan gas, pariwisata Islami di Samudera Pasai menawarkan alternatif yang lebih berkelanjutan. Sektor migas memang memberikan kontribusi besar terhadap PAD, tetapi sumber daya alam ini bersifat terbatas dan rentan terhadap fluktuasi harga di pasar internasional. Sebaliknya, pariwisata Islami berbasis sejarah dan budaya menawarkan potensi yang tak terbatas, yang dapat memberikan manfaat ekonomi dalam jangka panjang.

Dampak positif dari suksesnya program ini akan terasa di berbagai lini. Ribuan lapangan kerja baru akan tercipta, baik langsung maupun tidak langsung. Usaha-usaha kecil dan menengah akan tumbuh pesat, dari mulai perhotelan, restoran, hingga kerajinan tangan. Peningkatan PAD akan mengurangi ketergantungan daerah pada sektor migas dan membantu menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Konklusi: Menumbuhkan Taman Peradaban Baru

Samudera Pasai bukan hanya cerita masa lalu, melainkan visi masa depan. Aceh memiliki kesempatan untuk menumbuhkan kembali taman peradaban Islam yang pernah menjadi pusat perdagangan, ilmu pengetahuan, dan spiritualitas. Dengan komitmen bersama, program revitalisasi ini bisa menjadi contoh nyata bagaimana warisan sejarah dapat dijadikan sebagai motor penggerak ekonomi.

Mari kita tanamkan benih kebangkitan di tanah Pase, benih yang akan tumbuh menjadi pohon peradaban yang kokoh dan rindang. Di bawah naungannya, generasi masa depan akan menemukan kesejahteraan, spiritualitas, dan kebanggaan. Inilah saatnya kita bersama-sama, pemerintah dan masyarakat, merealisasikan visi ini, agar Pase kembali menjadi pusat peradaban Islam di Asia Tenggara, The Window of Islamic World, yang tak hanya memancarkan cahaya keagungan masa lalu, tetapi juga menyalakan harapan baru bagi masa depan yang lebih sejahtera. [] 

Editor: Hamdani

*) Penulis adalah  Admin WAG The Light From Pase dan Ketua Forum Humas Politeknik Negeri se-Indonesia
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • [Opini] Membangun Kembali Samudera Pasai: Dari Pusaka Islam ke Poros Ekonomi Dunia (Bagian Kedua)

Terkini

Topik Populer

Iklan