Iklan

terkini

[Opini] Keteladanan Rasulullah: Lentera Moral di Tengah Riuhnya Pilkada

Redaksi
Minggu, September 15, 2024, 20:58 WIB Last Updated 2024-09-15T13:59:20Z
Oleh : Ir. Muhammad Hatta, SST. MT. CPS. CPPS. CMPS. CCLS. CTRS. CCHS*)

Momen Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H menjadi kesempatan yang sangat berharga untuk merefleksikan dan menerapkan pesona akhlak Rasulullah dalam pilkada yang akan berlangsung.

Dalam setiap perhelatan politik, khususnya pilkada, tantangan terbesar bukan hanya soal memenangkan suara rakyat, tetapi juga menjaga nilai-nilai moral dan etika selama proses tersebut. 

Di tengah arus politik yang sering kali diwarnai oleh intrik, manipulasi, dan polarisasi, sudah saatnya melihat ke belakang, meneladani sosok yang telah terbukti sebagai pemimpin besar, Baginda Nabi Besar Rasulullah Muhammad SAW.

Rasulullah dikenal sebagai pemimpin yang adil, amanah, dan penuh kasih sayang terhadap umatnya. Beliau tidak hanya menyebarkan agama, tetapi juga menunjukkan bagaimana sebuah kepemimpinan yang ideal dapat dibangun di atas fondasi moral yang kuat. Akhlak mulia yang beliau tunjukkan, seperti kejujuran, keadilan, dan komitmen pada kebenaran, seharusnya menjadi teladan bagi calon pemimpin di masa kini, termasuk tim sukses dan simpatisan.

Momen Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H menjadi kesempatan yang sangat berharga untuk merefleksikan dan menerapkan pesona akhlak Rasulullah dalam pilkada yang akan berlangsung. Ini adalah saat yang tepat bagi calon pemimpin untuk meneladani sifat-sifat mulia beliau dan menerapkannya dalam setiap aspek kampanye.

Dalam konteks pilkada, penerapan beberapa prinsip akhlak Rasulullah akan membantu menciptakan kompetisi yang sehat dan bermartabat, tidak hanya bagi para kandidat, tetapi juga untuk seluruh tim kampanye dan simpatisan:

1. Kejujuran dalam Kampanye  

Rasulullah selalu mengedepankan kejujuran dalam setiap tindakan dan perkataannya. Dalam pilkada, kejujuran ini harus tercermin dalam program-program yang disampaikan kepada masyarakat. Janji-janji kampanye harus realistis dan dapat diwujudkan, bukan sekadar alat untuk meraih suara. Tim sukses dan simpatisan juga harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam manipulasi informasi atau mengaburkan fakta demi membela calon. Kejujuran ini penting untuk menjaga integritas kampanye.

2. Menghindari Fitnah, Hoaks
dan Provokasi  

Salah satu tantangan terbesar dalam pilkada adalah menyebarnya informasi yang tidak benar atau hoaks. Fitnah dan provokasi sering digunakan untuk menjatuhkan lawan politik, dengan memanfaatkan simpatisan dan tim sukses sebagai perantara penyebaran berita palsu. Rasulullah mengajarkan untuk menjauhi hal-hal yang dapat memecah belah umat, seperti menyebarkan kebohongan atau menebar kebencian. Sebaliknya, beliau menganjurkan untuk selalu berkata baik atau diam. Tim sukses dan simpatisan yang meneladani akhlak Rasulullah harus menghindari perilaku ini, fokus pada kampanye positif, dan tidak menyerang lawan politik dengan cara-cara yang tidak etis.

3. Mengedepankan Keadilan dan Kesejahteraan Rakyat

Rasulullah selalu menjunjung tinggi prinsip keadilan, baik dalam urusan pribadi maupun dalam memimpin umat. Dalam pilkada, para kandidat harus meneladani sikap ini dengan menawarkan kebijakan yang adil dan berpihak pada kesejahteraan seluruh masyarakat, tanpa memandang latar belakang. Tim sukses dan simpatisan perlu menyadari bahwa dukungan terhadap calon pemimpin bukan hanya soal fanatisme, melainkan soal mencari pemimpin yang paling mampu menghadirkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.

4. Rendah Hati dan Terbuka terhadap Kritik

Rasulullah adalah sosok yang rendah hati dan selalu terbuka terhadap kritik. Sikap ini penting bagi para calon pemimpin dan tim kampanye untuk siap mendengar masukan dari masyarakat serta terbuka terhadap kritik yang membangun. Dengan kerendahan hati, seorang pemimpin dan tim suksesnya akan lebih mudah mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan dan memupuk hubungan yang harmonis dengan rakyatnya. Sebaliknya, sikap sombong dan merasa paling benar hanya akan merusak kepercayaan publik.

5. Menjaga Persatuan di Tengah Perbedaan  

Rasulullah mampu mempersatukan berbagai kelompok dengan latar belakang yang berbeda, menjadikannya pemimpin yang dicintai oleh semua lapisan masyarakat. Dalam pilkada, persaingan politik kerap kali menimbulkan perpecahan. Tim sukses, simpatisan, dan kandidat harus mencontoh Rasulullah dalam merajut persatuan, menghindari konflik yang tidak perlu, dan menghormati perbedaan pendapat. Selalu mengedepankan dialog yang konstruktif, tidak merusak harmoni sosial hanya demi meraih kemenangan sesaat.

6. Menghindari Klaim Sepihak dan Membangun Narasi Positif

Sering kali dalam pilkada, tim sukses atau simpatisan mengklaim kebenaran sepihak dan menyerang lawan politik dengan berbagai tuduhan yang belum tentu benar. Akhlak Rasulullah mengajarkan untuk tidak menghakimi orang lain tanpa bukti yang sahih dan tetap menjaga martabat lawan politik. Membenarkan calon yang didukung secara berlebihan atau tanpa dasar hanya akan menurunkan kualitas demokrasi. Sebaliknya, membangun narasi positif tentang visi dan misi calon adalah cara yang lebih elegan dan terhormat.

Pada akhirnya, pilkada bukanlah sekadar ajang perebutan kekuasaan, melainkan juga kesempatan untuk membuktikan bahwa kepemimpinan yang berakhlak dapat menjadi dasar dalam membangun bangsa yang lebih baik. Momen Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H memberikan momentum yang tepat untuk meneladani akhlak Rasulullah dalam setiap langkah politik baik bagi para calon, tim sukses, maupun simpatisan. Ini adalah saat yang ideal untuk membawa nilai-nilai moral ke dalam praktik politik, mewujudkan pilkada yang penuh integritas dan keadilan.

Dengan demikian, pilkada yang berlandaskan nilai-nilai moral akan menghasilkan pemimpin yang tidak hanya cerdas dan kompeten, tetapi juga amanah dan peduli terhadap kesejahteraan rakyatnya. Inilah yang seharusnya menjadi cita-cita bersama, membangun masa depan yang lebih cerah dengan kepemimpinan yang meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW. []

Publisher: Hamdani

*) Penulis adalah Ketua KOMPAS (Komunitas Pemuda Subuh) Aceh Utara

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • [Opini] Keteladanan Rasulullah: Lentera Moral di Tengah Riuhnya Pilkada

Terkini

Topik Populer

Iklan