Iklan

terkini

[Opini] Jejak Digital yang Bijaksana: Menyulam Etika di Dunia Maya

Redaksi
Sabtu, September 14, 2024, 19:31 WIB Last Updated 2024-09-14T12:32:03Z

Oleh: Ir. Muhammad Hatta, SST. MT. CPS. CPPS. CMPS. CCLS. CTRS. CCHS*) 

Bijak dalam bermedia sosial adalah sikap yang harus diterapkan dalam setiap interaksi digital. Kebebasan yang ditawarkan oleh media sosial harus diimbangi dengan rasa tanggung jawab dan kesadaran penuh akan dampak yang bisa ditimbulkan. Ketidakbijakan dalam bermedia sosial tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga orang lain dan masyarakat luas.

Media sosial atau sosial media, sejak kemunculannya, telah mengubah cara individu berkomunikasi dan berinteraksi dengan dunia. 

Dalam hitungan detik, pengguna dapat berbagi informasi, pendapat, hingga perasaan dengan ribuan bahkan jutaan orang di seluruh dunia. 

Namun, kemudahan ini sering kali disalahgunakan oleh pihak-pihak yang kurang memahami batas antara kebebasan berekspresi dan tanggung jawab sosial.

Keberadaan media sosial yang begitu dekat dengan kehidupan seharusnya diiringi dengan kesadaran penuh bahwa ruang digital ini bukanlah tanpa aturan. Justru, di dalam kebebasan yang dinikmati, terdapat tanggung jawab besar. 

Setiap orang tidak hanya bertanggung jawab terhadap diri sendiri, tetapi juga terhadap orang lain yang turut menjadi bagian dari interaksi di media sosial.

Dampak dari Ketidakbijakan

Banyak individu mungkin pernah membaca atau menyaksikan kasus penyebaran berita palsu (hoaks), ujaran kebencian, atau bahkan perundungan siber (cyberbullying) di platform digital. Peristiwa-peristiwa ini tidak hanya merusak kehidupan pribadi seseorang tetapi juga dapat mengguncang stabilitas sosial.

Ketika penggunaan media sosial tidak dilakukan dengan bijak, dampaknya bukan hanya pada satu individu, melainkan bisa meluas ke komunitas yang lebih besar. Contohnya, penyebaran hoaks terkait kesehatan dapat menimbulkan kepanikan publik, seperti yang terjadi selama pandemi COVID-19. 

Informasi palsu yang tersebar cepat dapat membahayakan banyak nyawa. Di sisi lain, ujaran kebencian yang dibiarkan terus berkembang di dunia maya dapat menciptakan polarisasi masyarakat, merusak harmoni sosial yang selama ini terjaga.

Tanggung Jawab Pengguna Media Sosial

Ada beberapa langkah sederhana namun penting yang harus diterapkan oleh setiap pengguna media sosial yang bertanggung jawab:

1. Cek Fakta Sebelum Berbagi

Setiap kali hendak membagikan informasi, penting untuk memeriksa kebenarannya. Dengan begitu, kontribusi yang diberikan dapat membantu mengurangi penyebaran hoaks yang merugikan banyak pihak. Atau dalam bahasa yang lain menggunakan rumus 3S (saring sebelum sharing). 
   
2. Hargai Orang Lain

Media sosial adalah ruang di mana banyak pandangan hidup bertemu. Meskipun tidak selalu sepakat dengan pandangan orang lain, menghargai perbedaan adalah kunci dalam menciptakan lingkungan yang sehat.

3. Jaga Privasi

Tidak semua hal pantas untuk dibagikan di media sosial. Memilih apa yang layak untuk diunggah dan menjaga data pribadi tetap aman adalah bagian dari etika bermedia sosial.

4. Bijak dalam Berkomentar

Setiap komentar yang dibuat mencerminkan siapa diri seseorang. Sebelum mengetik, pikirkan dampak dari apa yang akan disampaikan. Komentar yang membangun jauh lebih berharga daripada kritik yang merendahkan.

Sanksi Buat Pengguna tak Bijak

Di balik kebebasan media sosial, terdapat sanksi bagi siapa saja yang tidak bijak dalam menggunakannya. Hukuman sosial dan hukum menanti siapa saja yang melanggar aturan bermedia sosial. 

1. Sanksi Sosial

Pengguna yang terus-menerus menyebar hoaks atau ujaran kebencian sering kali mendapatkan sanksi sosial berupa pengucilan dari komunitas, hilangnya kepercayaan, atau reputasi yang tercemar.

2. Hukum dan Regulasi

Di Indonesia, pelanggaran etika bermedia sosial diatur dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Pengguna yang terbukti menyebarkan fitnah, berita palsu, atau melakukan ujaran kebencian dapat dijerat hukuman denda besar atau bahkan kurungan penjara.

3. Penangguhan Akun

Platform seperti Instagram, Twitter, dan Facebook memiliki kebijakan tegas dalam menghadapi akun yang melanggar pedoman komunitas. Akun-akun yang sering dilaporkan karena mempromosikan kekerasan, kebencian, atau pelecehan dapat ditangguhkan atau dihapus permanen.

Kesimpulan

Bijak dalam bermedia sosial adalah sikap yang harus diterapkan dalam setiap interaksi digital. Kebebasan yang ditawarkan oleh media sosial harus diimbangi dengan rasa tanggung jawab dan kesadaran penuh akan dampak yang bisa ditimbulkan. Ketidakbijakan dalam bermedia sosial tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga orang lain dan masyarakat luas.

Media sosial sebaiknya digunakan sebagai alat untuk menyebarkan kebaikan, memperluas pengetahuan, dan menciptakan hubungan yang positif. Hanya dengan cara ini, ruang digital yang sehat dan bermanfaat bagi semua orang dapat terwujud. []

Editor: Hamdani

*) Penulis adalah Warga Sosial Media berdomisili di Lhoksukon - Aceh Utara
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • [Opini] Jejak Digital yang Bijaksana: Menyulam Etika di Dunia Maya

Terkini

Topik Populer

Iklan