Oleh : Ir. Muhammad Hatta, SST. MT. CPS. CPPS. CCLS. CTRS. CCHS*)
Komunikasi adalah inti dari setiap interaksi manusia, baik dalam konteks personal, profesional, maupun sosial.
Dalam dunia yang semakin kompleks dan dinamis, kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif menjadi kunci utama dalam mencapai kesuksesan.
Lima hukum komunikasi efektif, yaitu respect, empathy, audible, clarity, dan humble, merupakan pilar penting yang dapat memastikan pesan tersampaikan dengan baik dan membangun hubungan yang harmonis.
Meskipun lima hukum ini tidak secara eksplisit dikelompokkan bersama dalam satu teori oleh satu penulis, namun diakui secara luas sebagai komponen penting dari komunikasi yang efektif dan diambil dari prinsip-prinsip yang telah diuraikan dalam berbagai literatur klasik.
1. Respect (Sikap Menghormati dan Menghargai)
Menurut Dale Carnegie, penulis buku klasik How to Win Friends and Influence People, sikap menghormati dan menghargai lawan bicara adalah langkah pertama untuk membangun hubungan yang positif. Carnegie menekankan bahwa "orang lebih tertarik pada penghargaan dan penghormatan daripada perbaikan diri."
Dengan kata lain, ketika seseorang merasa dihargai, mereka lebih terbuka untuk menerima pesan yang disampaikan dan lebih bersedia untuk bekerja sama. Sikap respect ini tidak hanya mencerminkan integritas pribadi, tetapi juga menciptakan lingkungan yang kondusif untuk dialog yang produktif.
2. Empathy (Kemampuan Menempatkan Diri)
Stephen Covey, dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People, menempatkan empathy sebagai salah satu kebiasaan utama dari orang-orang yang efektif, yaitu "Seek First to Understand, Then to Be Understood" (Pahami dulu, baru dipahami).
Covey menjelaskan bahwa kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain memungkinkan kita untuk mendengar dan memahami kebutuhan serta perspektif mereka dengan lebih baik.
Empathy ini menjadi dasar dalam menciptakan komunikasi yang relevan dan berarti, serta mencegah kesalahpahaman yang sering kali muncul dalam interaksi sehari-hari.
3. Audible (Diterima dengan Baik)
Albert Mehrabian, seorang ahli psikologi yang terkenal dengan teori 7-38-55% rule, menekankan pentingnya aspek non-verbal dalam komunikasi. Menurutnya, agar pesan dapat diterima dengan baik (audible), komunikator harus memperhatikan tidak hanya kata-kata yang digunakan, tetapi juga intonasi suara, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh. Semua elemen ini berkontribusi pada seberapa baik pesan tersebut diterima oleh penerima. Audible dalam konteks ini tidak hanya berarti pesan terdengar secara fisik, tetapi juga dipahami dan diterima secara keseluruhan.
4. Clarity (Kejelasan Pesan)
Daniel Goleman, dalam bukunya Emotional Intelligence, menekankan pentingnya kejelasan dalam komunikasi, terutama ketika berhadapan dengan situasi yang emosional atau kompleks. Goleman menyatakan bahwa kejelasan adalah kunci untuk menghindari interpretasi yang salah dan memastikan bahwa tujuan komunikasi tercapai. Pesan yang disampaikan dengan jelas dan langsung akan lebih mudah dipahami dan direspon oleh penerima, mengurangi risiko kesalahpahaman yang bisa berdampak negatif pada hasil yang diinginkan.
5. Humble (Rendah Hati)
Jim Collins, dalam bukunya Good to Great, mengidentifikasi kerendahan hati (humility) sebagai salah satu karakteristik pemimpin yang berhasil mengubah perusahaan biasa menjadi luar biasa. Sikap rendah hati dalam komunikasi menunjukkan keterbukaan untuk belajar, menerima kritik, dan menghargai kontribusi orang lain. Ini mendorong kolaborasi dan menciptakan lingkungan di mana ide-ide dapat mengalir bebas tanpa ada rasa takut akan penolakan atau penghakiman.
Kesimpulan
Kelima hukum ini, bila diterapkan secara konsisten, dapat memperkuat kemampuan kita untuk berkomunikasi secara efektif dan membangun hubungan yang lebih baik dalam berbagai konteks. Respect, empathy, audible, clarity, dan humble bukan hanya prinsip-prinsip yang relevan dalam teori komunikasi, tetapi juga praktik-praktik yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai komunikasi yang lebih bermakna dan berhasil. []
Publisher: Hamdani
*) Penulis adalah Ketua Forum Humas Politeknik Negeri Se Indonesia