12 mahasiswa baru yang berasal dari wilayah pedalaman Aceh mengikuti Masa Taaruf (MASTAMA) di Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Dewan Dakwah Aceh, di Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Krueng Barona Jaya. (Foto/Ist)
Banda Aceh -- Sebanyak 12 mahasiswa baru yang berasal dari wilayah pedalaman Aceh mengikuti Masa Taaruf (MASTAMA) di Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Dewan Dakwah Aceh, di Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, 20 hingga 23 Agustus 2024.
Ketua Panitia Mastama, Reza Adlani, MA, menjelaskan, kegiatan ini mengusung tema Membentuk Kader Da'i Ilallah yang Memiliki Tsaqafah Islamiyah, Komitmen yang Teguh, dan Akhlak yang Mulia.
"Mastama berlangsung selama empat hari penuh. Sebagian besar mahasiswa baru tersebut berasal dari daerah perbatasan dan pedalaman seperti Sidikalang, Dairi Sumatera Utara, Kota Subulussalam, Aceh Singkil, Abdya, dan Aceh Selatan," ungkap Reza.
Sebelum diterima di ADI, para mahasiswa tersebut telah mengikuti seleksi dan verifikasi oleh tim ADI. Tim ini turun langsung ke daerah-daerah untuk melakukan tes tulis dan wawancara.
Direktur ADI Aceh, Dr. Abizal Muhammad Yati, Lc, MA, yang membuka program MASTAMA pada Selasa, (20/08/2024) lalu, mengatakan, ADI Aceh merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan mendidik kader dai ilallah agar memiliki pemahaman agama yang luas, komitmen kuat dalam dakwah, pemahaman komunikasi dan strategi dakwah, serta akhlakul karimah.
“Tujuan utamanya adalah mempersiapkan para kader dakwah untuk melanjutkan misi dakwah di Aceh, khususnya di daerah perbatasan dan pedalaman,” ungkapnya.
Abizal menyebutkan, masa belajar di ADI selama satu tahun, dengan target hafalan Al-Qur'an minimal tiga juz, hafalan hadis, kemampuan berbahasa Arab, serta penguasaan ilmu keislaman lainnya. Mereka juga diwajibkan mengikuti praktek lapangan selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan.
"Selanjutnya, mereka akan diseleksi untuk melanjutkan studi ke program strata satu di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Mohd Natsir di Jakarta. Setelah menyelesaikan studi di STID, mereka akan dikembalikan ke daerah asal mereka," tambah Dr. Abizal.
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh, Prof. Muhammad AR, M.Ed, berharap, melalui pelaksanaan MASTAMA ini, mahasiswa baru yang merupakan calon dai dapat memahami dasar-dasar ilmu sebagai seorang da'i dan bertahan mengikuti proses pembelajaran selama satu tahun di ADI.
“Program pengkaderan melalui ADI ini diadakan untuk memenuhi kebutuhan akan dai di lapangan, khususnya di daerah perbatasan. Banyak daerah di perbatasan Aceh-Sumut dan pedalaman yang sangat membutuhkan kehadiran seorang da'i yang bersedia tinggal di kampung mereka untuk mengajarkan ilmu agama kepada masyarakat setempat.
"Saat ini, banyak orang yang memiliki ilmu agama Islam tetapi enggan berdakwah di perbatasan dan pedalaman," ungkap Muhammad AR. [Sayed M. Husen]