Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan berjabat tangan dengan para pemateri pada workshop konsultatif UNESCO metodologi penelitian kesiapan AI di Indonesia, yang bertempat di Auditorium FMIPA, Kamis (11/07/2024) lalu. (Foto/Ist)
Banda Aceh -- Universitas Syiah Kuala (USK) terus mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang cakap Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Salah satu langkahnya adalah menggelar workshop konsultatif UNESCO metodologi penelitian kesiapan AI di Indonesia di Auditorium FMIPA, Kamis (11/7/2024).
Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan dalam sambutannya mengatakan, perkembangan AI sudah sedemikian pesat. Salah satu dari sekian banyak produk AI yang sudah banyak digunakan adalah ChatGPT.
"Maka perlu persiapan agar perkembangan AI lebih banyak positifnya. USK telah memulai dengan membuka Prodi S2 Kecerdasan Buatan sejak 2021. Prodi ini hanya ada tiga di Indonesia, UGM dan USU," ungkapnya.
Tidak hanya itu, kegiatan workshop juga bagian dari kiprah USK mempersiapkan talenta AI unggul untuk Aceh secara khusus dan Indonesia, berkolaborasi dengan Kominfo dan UNESCO.
"Untuk dapat memanfaatkan potensi AI secara maksimal, diperlukan kesiapan yang matang dalam hal infrastruktur, sumber daya manusia, dan strategi implementasi," ujar Prof Marwan.
Metodologi penilaian kesiapan AI adalah sebuah pendekatan yang akan membantu kita dalam menilai sejauh mana kesiapan organisasi atau institusi mengadopsi teknologi AI.
Informasi yang pihaknya terima, Metodologi Penilaian Kesiapan AI (Readiness Assessment Methodology – RAM) dikembangkan oleh UNESCO Expert without Borders dan merupakan instrumen berstandar global yang diadopsi oleh Indonesia dan 193 negara lainnya.
"RAM akan menghasilkan laporan kesiapan AI di Indonesia, termasuk rencana aksinya yang menjadi landasan dalam perumusan kebijakan dan regulasi AI yang beretika," pungkas Prof Marwan.
Dekan FMIPA USK, Prof. Dr. Taufik Fuadi Abidin, S.Si, M.Tech menambahkan, tahun ini S2 Kecerdasan Buatan di FMIPA USK memberikan full scholarship atau beasiswa bagi calon magister.
"Perhari ini sudah ada 80 orang yang mendaftar dan masih akan bertambah sebelum ditutup. Ini bentuk komitmen USK dalam mempersiapkan talenta AI," sebut Prof Taufik.
Sementara itu,Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian (Kominsa) Aceh, Marwan Nusuf, B.HSc, MA menerangkan, kehadiran AI sangat integral, maka penggunaan musti efisien, serta memastikan algoritma melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan.
"Ini pertama dilaksanakan di Aceh, mudah-mudahan workshop seperti ini bisa dilaksanakan kembali di Aceh," kata Marwan Nusuf. [Sayed M. Husen]