πΆπππ : π»ππ. π΄ππππππππ
π
ππ*)
Tak hanya puasa Asyura yang dianjurkan, puasa Tasu’a (hari kesembilan) dan hari kesebelas pun juga diperintahkan oleh Nabi Muhammad untuk berpuasa juga. Hal ini guna untuk membedakan antara ritual ibadah orang Muslim dan kaum Yahudi.
Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam penanggalan tahun hijriah, diawali bulan Muharram hingga bulan Zulhijjah genap 12 bulan perjalanan waktu setahun hijriah.
Bulan Muharram yang termasuk dalam bulan-bulan yang haram (Asyhurul Hurum), Allah memiliki suatu hari istimewa di bulan ini, yaitu hari Asyura, hari ke-10 dari bulan Muharram. Hari Asyura diistimewakan karena banyak kejadian bersejarah, hal-hal penting, yang terjadi bertepatan hari Asyura.
Keistimewaan Asyura’ terletak pada hari kesepuluh di bulan Muharram. Hari yang dikenal kemuliaannya sejak sebelum Islam. Banyak kisah dan peristiwa sebelum Nabi Muhammad. Pada hari Asyura juga Ahlul kitab berpuasa, bahkan kaum Quraisy juga bepuasa di hari Asyura pada masa jahiliyah.
Syekh Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab al-Hambali dalam kitabnya Lathaif al-Ma’arif hal 102, mengisahkan Dalham bin Shalih berkata: “Aku berkata kepada Ikrimah: “Asyura? Ada apa dengan hari itu?” Maka beliau menjawab: “Pada masa jahiliah, kaum Quraiys bertanya bagaimana cara bertaubatnya ketika berbuat kesalahan (dosa) yang mereka anggap besar?” Kemudian dijawab: “Dengan berpuasa Asyura, yaitu hari kesepuluh dari bulan Muharram.”
Kenapa Hari Asyura begitu dimuliakan ?, tentunya banyak Kisah dan peristiwa bersejarah yang terjadi bertepatan hari tersebut, merujuk kitabnya Mukasyafat al-Qulub, hal 290, Imam Al-Ghazali.
Adapun maksud dari keterangan Imam al-Ghazali diatas adalah pada hari Asyura terdapat beberapa peristiwa bersejarah, antaranya: (1) Pada hari itu, Allah Swt menciptakan Nabi adam ‘alaihissalam. (2) Hari dimana Nabi Adam ‘alaihissalam dimasukkan ke dalam surgaNya, (3) Hari diterimanya taubat Nabi Adam ‘alaihissalam. (4) Allah Swt menciptakan ‘Arsy, Kursy, langit, bumi, rembulan, dan bintang-bintang, (5) Hari dilahirkannya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. (6) Hari ketika Allah Swt menyelamatkan Nabi Ibrahim dari kobaran api, (7) Hari kemenangan Nabi Musa ‘alaihissalam dan kaumnya, serta tenggelamnya Fir’aun dan bala tentaranya.
Selanjutnya (8) Hari dilahirkannya Nabi Isa ‘alaihissalam. dan diangkat ke langit, (9) Hari diangkatnya Nabi Idris ‘alaihissalam di tempat yang luhur, (10) Hari berlabuhnya perahu Nabi Nuh ‘alaihissalam diatas bukit, (11) Hari saat Nabi Sulaiman ‘alaihissalam mendapatkan kerajaan yang agung, (12) Hari dikeluarkannya Nabi Yunus ‘alaihissalam dari perut ikan besar, (13) Hari dikembalikannya penglihatan Nabi Ya’qub ‘alahissalam.
(14) Hari dikeluarkannya Nabi Yusuf ‘alaihissalam dari lubang (sumur kosong), (15) Hari hilangnya kesulitan Nabi Ayyub ‘alaihissalam, (16) Dan menjadi hari dimana hujan yang pertama kali turun dari langit ke bumi.
Puasa Sunnat 'Asyura
Tatkala Rasulullah datang ke kota Madinah, beliau mendapati kaum Yahudi sedang berpuasa di hari Asyura, lantas beliau bertanya : 'Hari apa yang kalian sedang berpuasa ini?' Mereka menjawab, 'Hari ini adalah hari yang agung. Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya pada hari ini dan menenggelamkan Fir’aun beserta pasukannya. Maka Musa berpuasa pada hari ini sebagai rasa syukur dan kami turut berpuasa.’ Maka Rasulullah bersabda, 'Maka kami dengan Musa lebih berhak dan lebih utama daripada kalian.’ Maka Rasulullah berpuasa dan memerintahkan berpuasa.” (HR Bukhari dan Muslim).
Tak hanya puasa Asyura yang dianjurkan, puasa Tasu’a (hari kesembilan) dan hari kesebelas pun juga diperintahkan oleh Nabi Muhammad untuk berpuasa juga. Hal ini guna untuk membedakan antara ritual ibadah orang Muslim dan kaum Yahudi.
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas bahwa “Nabi Muhammad bersabda, 'Jika aku masih hidup hingga tahun depan, pasti aku akan berpuasa pada hari kesembilan’” (HR Muslim). Dala riwayat Ahmad, Rasulullah menyebutkan:, "Puasalah pada hari Asyura dan bedakanlah diri kalian dengan kaum Yahudi. Puasalah sehari sebelumnya atau setelahnya."
Imam Syafi'i dalam kitabnya al-Um dan al-Imla' menegaskan bahwa disunahkan berpuasa 3 hari; puasa Asyura, Tasu'a dan puasa hari kesebelas.
Nah, dari sini dapat disimpulkan bahwa puasa Asyura itu ada 3 tingkatan: Tingkatan yang paling rendah ialah puasa Asyura saja, kemudian atasnya adalah puasa Asyura dan puasa Tasu'a, dan yang terakhir, tingkatan yang paling tinggi adalah puasa Asyura, Tasu'a dan puasa hari kesebelas (bulan Muharram).
Merujuk Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LFNU) yang menetapkan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1446 Hijriah jatuh pada Senin (8/7/2024), maka insyaallah Selasa (16/7/2024) adalah Hari Tasu'a, Rabu (17/7/2024) adalah Hari 'Asyura dan Kamis (18/07/2024) adalah Hari Kesebelas Muharram, Mari maksimalkan kesempatan untuk berpuasa di 3 hari tersebut.
Amalan 'Asyura Selain Puasa
Sebagai hari Istimewa yang disunatkan dengan berpuasa, juga terdapat amaliah lain yang dikerjakan Shalafunassalih sebagaimana yang dinadhamkan Syekh Abdul Hamid dalam Kanzun Naja was Surur Fi Ad'iyyati Tasyrahus Shudur :
Artinya: Ada sepuluh amalan di hari ‘Asyura, yang ditambah lagi dua amalan lebih sempurna. Puasalah, shalatlah,sambung silaturrahim, ziarah orang alim, menjengk orang sakit dan celak mata. Usaplah kepala anak yatim, bersedekah, dan mandi, menambah nafkah keluarga, memotong kuku, membaca surat al-Ikhlas 1000 kali."
Semoga kesempatan baik ini beribadah 'Asyura Allah mudahkan untuk kita mereguh pahala dan Ridha-Nya....Amin. []
Publisher: Hamdani
*) Penulis adalah Penyuluh Agama Islam Fungsional Kec. Sakti, Kab. Pidie juga Ketua IPARI (Ikatan Penyuluh Agama RI) Kab. Pidie