Alat berat excavator beco di area HGU perusahaan perkebunan PT. Nafasindo, Aceh Singkil. (Foto/Khairi)Aceh Singkil - Diduga akibat pengambilan sertu oleh alat berat perusahaan perkebunan PT. Nafasundo, Aceh Singkil di alur air, sehingga air terus mengalir dengan kondisi keruh dan berminyak. Air mengalir ke Lae Soraya dan Lae Singkil, diduga berakibat merusak ekosistem hewan air, seperti dan hewan lainnya.
Pengamatan media ini Selasa, (23/04/2024) kemarin, pengambilan sertu dengan alat berat excavator/beco louder besar di alur air tersebut terus berlangsung, terkait hal tersebut perlu dipertanyakan terkait legalitas izin galian c, lantaran tidak terlihat sebuah papan informasi/papan pamflet adanya izin galian C, patut diduga telah terjadi perusakan lingkungan dan merugikan daerah atas tidak perusahaan perkebunan tersebut.
Terkait dengan hal tersebut, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh Singkil, Adil Yudi Irawan. SE,AK.M.Si pada Rabu, (24/04/2024) mengatakan, bahwa pihnya belum menerima laporan.
"Kami sampai saat ini belum menerima laporan sebagaimana dimaksud, selanjutnya kami akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Aceh Singkil. Lalu terkait izin DPMPTSP Provinsi Aceh yang memiliki kewenangan terhadap Izin Mineral Bukan Logam (Galian C), terima kasih," jelas Adil.
Saat media ini melakukan konfirmasi dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Aceh Singkil, Surkani, SE, media ini tidak menemui kepala dinas, kemudian di japri dengan WhatsApp belum ada balasan hingga berita ini terbit. [Khairi]
