Oleh: Hamdani, SE.,MSM*)
Kita suarakan ini bukan karena benci syariah, tapi supaya manajemen bank memperbaiki kualitas layanan yang terus error berulang. Itu saja.
Seperti tak habis cerita kagusaran pemilik rekening Bank Syariah Indonesia (BSI), karena malapetaka terus menimpa mereka, akibat error yang terus menimpa mereka dan terus berulang yang dialami oleh bank berlebel syariah itu.
Hari ini Sabtu, 23 Maret 2024, keluhan nasabah BSI kembali menyeruak ke ranah publik, akibat BSI Mobile-nya mengalami error, pun ATM BSI mengalami hal yang sama.
Aneh, sangat aneh, kenapa hal yang sama terus berulang? Tentu hal ini akan mengurangi kepercayaan nasabah akibat rasa tak nyaman yang terus mereka alami.
Jangan sampai timbul kesan, manajemen bank lebih rendah dari manajemen koperasi atau simpan pinjam level kampung. Perbaiki sistem supaya lebih maksimal.
Rasa kesal tak kepalang ini terus kita suarakan bukan karena alergi syariah dan membenci label syariah. Tapi kondisi buruk ini sungguh sangat menganggu.
Khusus untuk masyarakat Aceh, kondisi ini lebih parah mereka alami, karena di provinsi yang menerapkan syariat Islam tersebut, nyaris tak ada beroperasi bank lain selain BSI, karena akibat implementasi qanun syariah, maka semua bank konvensional harus hengkang dari provinsi paling ujung Pulau Sumatera itu.
Walau masih ada bank lokasi semacam Bank Aceh Syariah (BAS) dan beberapa bank syariah lain, tapi itu dianggap belum bisa mengakomodir kebutuhan masyarakat, terutama para pebisnis.
Lalu apa solusi yang harus dilakukan segera untuk mengatasi persoalan berulang ini?
Tentu saya tak mau menyarankan bank konvensional dikembalikan ke Aceh. Tapi setidaknya BSI berbenah lah, supaya nasabah tak selalu naik darah. Apalagi ini menjelang lebaran, banyak kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, ketika dana mereka yang ada di bank sulit ditarik, wajar pada nasabah naik darah.
Kita berharap, pihak manajemen BSI jangan hanya diam seperti tanpa dosa. Persoalannya, karena ini sudah terjadi berkali-kali. []
*) Penulis adalah nasabah BSI, yang berprofesi sebagai dosen dan wartawan.