Aceh Besar - Dalam perjalanan manusia dalam hidup dan kehidupan ini, terkadang banyak yang bertanya, apa sesungguhnya tujuan hidup ini. Semua yang mereka inginkan sudah diperolehnya, seperti harta, jabatan, rumah yang besar dan lain sebagainya, tidak sedikit dari mareka yang sudah memperoleh apa yang mareka inginkan itu, tetapi tidak memperoleh kebahagiaan hidup di dunia ini.
Tidak sedikit pula yang telah Allah berikan berupa kelebihan dari harta dan lainnya, malah mareka lebih banyak yang tidak merasakan kebahagiaan dari pada orang-orang yang Allah berikan hanya kecukupan sedikit, namun mareka menjalani hidupnya dengan kebahagiaan dan ketenteraman. Pertanyaannya adalah, apa yang dicari dan tujuan hidup ini.
Anggota Komisi I DPR Aceh, Tgk. H. Irawan Abdullah, S.Ag menyampaikan hal tersebut dalam khutbah Jumat di Masjid Lamblang, Cot Keueng, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar, Jumat, (02/02/2024).
Tgk. Irawan Abdullah menjelaskan, apapun profesi, tugas dan posisi yang didapatkan sekarang, tidak lain tujuan utamanya untuk menyembah dan berbakti kepada Allah Swt.
“Jadi ibadah kita kepada Allah Swt menjadi tujuan hidup yang utama. Oleh karenanya, yang kita peroleh adalah hasil usaha yang kita lakukan yang harus mengandung nilai-nilai ibadah kepada Allah,” kata Tgk. Irawan Abdullah.
Tgk. Irawan menambahkan, terkait ibadah kepada Allah Swt dalam pengaturan fikih disebutkan, ibadah itu dibagi dalam dua kategori, yaitu ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah adalah ibadah-ibadah yang rutinitas kepada Allah Swt, seperti shalat, puasa, haji, sedekah dan lainnya.
Adapun ibadah ghairu mahdhah yaitu, semua aktivitas yang di dalam dunia ini mulai duduk, berdiri, dan berjalan yang dilakukan dengan cara-cara dan tuntunan Allah Swt dan dengan niat semuanya ibadah.
“Jadi orang yang mencari rezeki untuk keluarganya akan mengandung nilai ibadah kepada Allah dengan niat yang baik dan cara yang sesuai syariah, sehinga semua aktifitas kita harus mengandung nilai ibadah kepada Allah Swt. Inilah yang pertama, yaitu ibadah,” kata Tgk. Irawan.
Adapun yang kedua, tambahnya, waktu yang Allah berikan kepada makhluk. Umur yang Allah berikan harus mengandung nilai yang produktif, nilai-nilai amal yang bagus.
“Sehingga, sekarang kita dapat memposisikan diri, mau menjadi manusia yang baik atau menjadi manusia yang buruk. Umur yang Allah berikan kepada kita dari tahun 2023 hingga sekarang, bukanlah berarti bertambah, tetapi semakin berkurang, sehingga menjadi manusia yang baik yaitu manusia yang panjang umurnya dan baik amalnya,” kata Tgk. Irawan.
Ketua Nadhir Wakaf Yayasan Waqaf Haroen Aly ini menambahkan yang ketiga, hendaklah menjaga waktu-waktu yang Allah berikan di dalam kehidupan ini, karena waktu itu sangatlah berguna.
“Tidak sedikit dalam ayat Al-Quran Allah bersumpah dengan waktu yaitu demi masa, demi waktu malam, demi waktu dhuha dan lainnya,” ungkapnya. [Sayed M. Husen]