Oleh: Syahrati, S. HI., M. Si.*)
Umur manusia merupakan rahasia Allah Swt. Tiada seorang manusia pun yang tahu sampai kapan nafas berhembus.
Umur yang diberikan Allah kepada manusia adalah amanat yang harus dijaga dengan baik dan kenikmatan yang sepatutnya disyukuri. Maka, sebagai wujud rasa syukur atas umur yang Allah berikan, sepatutnya harus diisi dengan kebaikan-kebaikan dan amal saleh.
Imam At-Tarmidzi meriwayatkan dari Abdullah bin Abi Bakr, dari ayahnya, dia berkata: “Wahai Rasulullah, sipakah manusia yang terbaik? Berkata Rasulullah sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan bagus amal perbuatannya. Maka sipakah manusia yang buruk itu? Berkata Rasulullah: seburuk-buruk manusia adalah orang yang panjang umurnya, namun buruk amal perbuatannya. (HR. At-Thirmidzi dari Abdullah bin Abu Bakr).
Kesempatan bertambahnya umur merupakan lahan untuk terus menambah kebaikan-kebaikan yang akan menjadi bekal hidup di dunia dan bekal hidup di akhirat. Maka, sungguh manusia yang beruntung adalah mereka yang hari ini lebih baik dari pada hari kemarin. Sebaliknya, orang yang buruk amal perbuatannya adalah orang yang tidak menggunakan umurnya untuk menambah kebaikan-kebaikan sesuai perintah Allah dan Rasul-Nya.
Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad, mengkaji masalah umur melalui karyanya, Sabilul'Iddikar wal I'tibar bima Yamurru bil-Insan wa Yanqadhi lahu minal-A'mar (Jalan Menuju Peringatan dan Perenungan tentang Tahapan Usia yang Dilalui Manusia). Dalam karyanya, beliau membagi umur dalam lima tahapan:
Pertama, sejak Allah Swt menciptakan Nabi Adam AS dan membekalinya dengan keturunan. Kedua, terhitung sejak seorang manusia terlahir dari rahim ibunya hingga ajal menjemput. Ketiga, dimulai sejak kebangkitan manusia dari alam dunia melalui kematian sampai bertiupnya sangkakala Malaikat Israfil di Padang Mahsyar. Umur ketiga adalah masa penantian seseorang di alam barzakh. Keempat, berlangsung sejak seorang manusia dibangkitkan dari alam barzakh, bersamaan dengan ditiupnya sangkakala yang kedua hingga manusia melangkah di atas shirath al-mustaqim. Kelima, dimulai sejak seseorang memasuki pintu surga atau terjatuh di jurang neraka.
Usia yang Diberkahi
Dirangkum dari buku Agar Hidup Selalu Berkah karya Habib Syarief Muhammad Alaydrus, beberapa kriteria usia yang diberkahi oleh Allah, yaitu usia yang dimanfaatkan untuk ibadah dan tidak dipergunakan untuk maksiat, serta menyisihkan waktu untuk melakukan kegiatan sosial dengan sering berbagi atau bersedekah.
Kriteria usia yang berkah juga terlihat dengan dijauhkan dari penyakit malas. Bermalas-malasan dan berleha-leha merupakan akhlak buruk yang dijauhi oleh mereka yang usianya diberkahi oleh Allah Swt. Setiap aktivitasnya selalu berusaha untuk produktif dan bermanfaat bagi banyak orang. Rajin, disiplin, dan gesit merupakan salah satu sifat yang melekat pada orang-orang yang usianya mendapat keberkahan dan berupaya memanfaatkan umur untuk mencari ilmu, selalu berusaha untuk terus belajar.
Selain itu, mereka yang usianya berkah pun berusaha tawakal dan istiqamah dalam kehidupannya. Ia akan bertawakal hanya kepada Allah Swt dan melepaskan diri dari ketergantungan kepada makhluk selain Allah Swt. Ia pun akan berusaha selalu istiqamah di jalan kebenaran hingga ajal menjemputnya
Amalan Memperpanjang Umur
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, berkah adalah seseorang dapat melakukan amal saleh di waktu yang singkat, yang orang lain tidak bisa mengerjakannya kecuali diwaktu yang panjang.
Setiap insan tentunya memiliki harapan hidup yang panjang dalam keberkahan, kesehatan, dan kemulian. Menurut ajaran Islam terdapat amalan-amalan yang dapat dikerjakan untuk memperpanjang umur selain menerapkan pola hidup sehat diantaranya:
Pertama, beriman kepada Allah . Orang yang beriman biasanya menghadapi hidupnya dengan penuh optimisme. Riset kesehatan membuktikan, seorang yang optimistis biasanya berusia lebih panjang dari mereka yang pesimistis. Allah SWT berfirman, yang artinya, “Sembahlah Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepada-Ku, niscaya Allah mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai batas waktu yang ditentukan.” (QS. Nuh [71]: 3-4)
Kedua, silaturahmi. Dari Anas ra, berkata: saya telah mendengar Rasulullah saw, bersabda “Siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah menyambung hubungan silaturahmi” (Shahih Bukhari Juz III).
Orang yang memperbanyak silaturahmi akan dipanjangkan umurnya. Dengan banyak bersilaturahmi seseorang akan banyak melakukan kebaikan dengan orang lain, yang berarti pula ia akan banyak mendapatkan pahala.
“Perbuatan kebaikan menahan kejadian buruk dan sedekah yang tersembunyi memadamkan kemurkaan Rabb, serta menyambung hubunganan rahim menambah umur.” (HR. Ath-Thabrani, Shahih al-Jami’ No. 3797)
Ketiga, berbakti kepada orang tua. Dalam hal ini, Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa berbakti kepada orang tua, maka dia akan memperoleh kebahagiaan panjang umur yang penuh keberkatan.” (HR. Imam Abu Ya’la dan Thabrani).
Karena itu, sudah seharusnya kita senantiasa berdoa: Ya Allah, panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, dan terangilah hati kami. Kita doakan juga, Ya Rabb, tetapkanlah iman kami, baikanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. []
Editor: Sayed M. Husen
*) Penulis Adalah Penyuluh Agama Islam Kabupaten Bireuen