Perjalanan karirnya tidak di tempuh dengan mudah hingga dapat menduduki posisi sebagai abdi negara dan capaian lainnya saat ini.
Bung Hatta, yang merupakan sapaan akrab oleh teman, sahabat dan rekan kerjanya. Nama lengkapnya adalah Ir. Muhammad Hatta, A.Md. SST. MT yang sudah 11 tahun menjabat sebagai Koordinator Humas dan Kerjasama Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL).
Hatta yang saya kenal adalah merupakan sosok multi talenta yang dikenal ramah, humbel, visoner, religius, humanis, humoris, dan memiliki vokal suara di atas rata-rata.
Pria yang humoris ini juga sosok yang mudah dekat serta memiliki relasi yang baik dengan hampir semua stakeholders dari birokrat, teknokrat, akademisi, alim ulama, politisi, pengusaha, asosiasi, cendekiawan, pemuda dan praktisi industri dari unsur BUMN, BUMD dan swasta dan lain-lain.
Hebatnya lagi, meski tinggal di daerah, tapi saat ini Hatta dipercayakan untuk menjabat sebagai Ketua Forum Humas Politeknik Negeri se Indonesia.
"Kebetulan kawan-kawan humas di politeknik seluruh Indonesia mempercayakan saya menjadi ketua," kata Hatta bebepa waktu lalu kepada saya usai terpilih sebagai Ketua Forum Humas Politeknik Negeri se Indonesia.
Selain itu Bung Hatta demikian ia biasa saya sapa juga aktif sebagai Ketua Komunitas Pemuda Subuh (Kompas) Aceh Utara, yang kerap melakukan kegiatan safari subuh sampai ke pelosok-pelosok Aceh Utara.
"Ini bukan perkara gampang kalau tak dilandasi keikhlasan, bayangkan bangun dinihari, kemudian melakukan perjalanan jauh ke pelosok-pelosok Aceh Utara untuk melakukan safari subuh, dan itu murni biaya sendiri, dan saya ikhlas melakukannya," ungkap Hatta pada saya Sabtu, 27 Januari 2024 kemarin.
Saat ini suami dari Cut Ramadhani, S.Pd ini tinggal di Desa Meunasah Tutong Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara dari 2006 hingga sekarang, dan sebelumnya menetap di Lhokseumawe dari 1998 - 2006.
"Saya saat ini bersama istri saya Cut Ramadhani, S.Pd dan tiga anak saya Teuku Rassya Khalil Jibran, Teuku Salman Alfarisi dan Teuku Muhammad Rizieq menetap di Lhoksukon," ujar Hatta.
Lahir di Desa Naleung, salah satu desa pelosok dekat Selat Malaka yang ada di Kecamatan Julok, Kabupaten Aceh Timur pada tanggal 22 Februari 1978 silam. Perjalanan karirnya tidak di tempuh dengan mudah hingga dapat menduduki posisi sebagai abdi negara dan capaian lainnya saat ini.
"Tentunya butuh usaha dan kerja keras yang tak mudah untuk sampai di posisi sekarang," ungkap Hatta.
Hatta memiliki visi hidup bekerja sebagai ibadah dan bermanfaat untuk manusia lain, berbekal dari visi tersebut dan kecekatannya dalam bekerja, ia diberikan amanah di berbagai organisasi hingga saat ini.
Tercatat sebagai Wakil Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Kota Lhokseumawe, Sekretaris ICMI Orda Lhokseumawe, Sekretaris Umum Ikatan Alumni Politeknik Negeri Lhokseumawe (IKAPOLINEL), Wakil Ketua DPD KNPI Aceh Utara, Dewan Pakar Pergunu Aceh Utara, Dewan Pembina Asosiasi Pengelasa Indonesia (API) Provinsi Aceh, Tim Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah Aceh, Komisi Pengembangan SDM Forum Komunikasi Jejaring Pemagangan (FKJP) Aceh, dan Penggerak Safari Subuh Tadzkiratul Ummah Aceh. Ia juga menjabat sebagai Tim Ahli Bupati Aceh Utara sampai saat ini, dari masa H. Muhammad Thaib, Azwardi Abdullah dan sampai Mahyuzar.
Pendidikan D3 dan D4 di selesaikan di PNL Jurusan Teknik Mesin, sedangkan pendidikan S2 di tempuh di Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh dengan Jurusan Teknik Mesin. Sejalan dengan kesibukannya yang begitu padat, Hatta juga menyelesaikan Pendidikan Profesi Insinyur di USK tahun 2021, sehingga ia menyandang gelar Insinyur.
"Saya berharap tahun ini akan melanjutkan pendidikan ke jenjang S3. Insya Allah," ujarnya.
Dalam rangka membantu perekonomian keluarga dulu ia pernah bekerja sebagai karyawan tidak tetap selama 2 tahun di PT Sabena Jaya, salah satu perusahaan tambak udang milik H. Rusli Bireuen (Alm) yang berada di Desa Naleung. Ketika itu Hatta berada di bangku kelas II SMA.
"Saya percaya bahwa setiap niat baik yang ingin dilakukan pasti akan dimudahkan oleh Allah," kata pria yang lahir dari pasangan Tgk. T. Mahyeddin (Alm) dan Hendon.
"Dengan keterbatasan ekonomi tidak menyurutkan semangat saya untuk mengejar mimpi dan cita-citanya. Saya selalu mengatakan jangan pernah takut jatuh sebelum melangkah, jangan pernah takut kalah sebelum mencoba, karena kesuksesan adalah milik orang-orang yang senantiasa berdoa dan berusaha. If you think can, so you can," lanjutnya.
Kepada saya Hatta juga mengisahkan sedikit tentang orangtuanya. Begini ceritanya.
"Ayah saya yang dikenal dengan Nek Imum merupakan orangtua dan guru bagi saya. Selama 25 tahun mengemban amanah sebagai Imum Gampong, Ayah banyak mengajarkan ilmu kepada saya. Maka tak heran dari kecil saya sudah terbiasa beriteraksi dengan berbagai lapisan masyarakat, dari kecil saya sudah sering diberikan amanah sebagai muazzin, imam salat fardhu dan salat tarawih, membaca doa, dan memimpin samadiah," papar Hatta.
"Saya juga sering tampil sebagai pimpinan zikir maulid di desa saya dan Master of Cermony (MC) ketika ada kegiatan keagamaan atau acara lainnya," tambahnya.
Hatta mengatakan, bakatnya dari kecil mengantarkannya sebagai sosok multi talenta. Sehingga tak heran, saat ini ia sering memandu acara dari level lokal hingga nasional. Terkadang juga memandu acara International Conference. Selain sebagai MC ternama di Aceh, Hatta juga dikenal sebagai moderator ulung di berbagai acara seminar, pengajian, lokakarya, workshop atau kegiatan formal dan nor formal lainnya. Serta menjadi narasumber di berbagi kegiatan.
Hatta dikenal juga dengan sosok yang sangat perhatian dengan teman dan sahabatnya karena di setiap pertemuan ia bisa menghidupkan suasana.
"Sebagai salah satu penggerak safari subuh di Aceh Utara hingga saat ini, saya telah banyak berinteraksi dan mengenal banyak sosok di hampir seluruh Aceh Utara. Banyak pengalaman menarik selama enam tahun lebih menggerakkan safari subuh dan zikir bersama di bawah bendera Tadzkiratul Ummah Aceh serta Kompas Aceh Utara.
"Pengalaman dari bangun pagi dan menggerakkan jamaah untuk hadir ke masjid-masjid untuk mensyiarkan safari subuh di Bumi Malikussaleh sangat berarti baginya. Banyak masjid yang telah dikunjungi dari ujung perbatasan Aceh Utara yaitu Kecamatan Langkahan sampai ke Kecamatan Muara Batu," paparnya.
Tercatat di tahun 2023 pernah dilaksanakan Acara Safari Subuh Se Aceh yang dihadiri 8.000 jamaah yang dipusatkan di Masjid Agung Baiturrahim Lhoksukon Aceh Utara memberikan pengalaman tersendiri bagi Hatta untuk mengenal sosok Penggerak Safari Subuh se Aceh.
Hatta, juga dikenal sebagai pemuda yang suka berpantun di dalam setiap kegiatan, hobinya itu berasal dari keluarganya. Ia juga handal dalam hal lamaran dan serah terima linto baro.
"Hanya sekedar menjaga tradisi dan budaya supaya tidak mati tergerus zaman," pungkas sang motivator Hatta. [Hamdani]