Oleh: Hamdani, SE.,MSM*)
Ya salah, tak ada adab, tak wajar permainan game online itu dimainkan di dalam tempat ibadah, masih terlalu luas bumi Allah untuk bermain game, kenapa memilih di dalam rumah ibadah? Saya rasa, rumah ibadah agama apapun tak kan mentolerir ini.
Pada minggu lalu, sesaat saya usai menunaikan salat Zuhur di masjid kampus, saya melihat dua mahasiswa sedang asik dengan "dunia nunduk", ya menunduk memandang gedget di tangan mereka masing-masing.
Melihat anak-anak muda sibuk dengan handphone merupakan hal yang biasa tentunya. Tapi iseng hari itu, saya dekati mereka dan melihat apa yang sedang dilihat oleh dua orang mahasiswa tersebut.
Masya Allah! Saya sungguh terkejut, karena melihat di layar HP mereka, ternyata mereka sibuk main game online, dan itu dilakukan di dalam masjid usai mereka melaksanakan salat. Di dalam mesjid lho bro..sis..! Kalau di jambo jaga (pos ronda-pen) masih bisalah ditolerir, tapi ini di masjid loh... Rumah Allah.
Mereka Generasi Z tentu akan bertanya dalam hati, salahnya di mana main game online di dalam masjid? Karena bisa saja mereka berkilah, ini bukan game judi online, tapi hanya game online biasa. Jadi salahnya di mana?
Ya salah, tak ada adab, tak wajar permainan game online itu dimainkan di dalam tempat ibadah, masih terlalu luas bumi Allah untuk bermain game, kenapa memilih di dalam rumah ibadah? Saya rasa, rumah ibadah agama apapun tak kan mentolerir ini.
Sungguh saya tak habis pikir, lalu saya berinisiatif mengingatkan kedua mahasiswa tersebut untuk menghentikan permainan game online mereka. Seraya saya ingatkan, bahwa di dalam masjid tak layak game online dimainkan, tak etis rasanya.
Permainan game online ini tentu hanya puncak gunung es, terlihat kecil di permukaan, tapi sudah sangat meresahkan. Sudah seharusnya pemerintah membuat regulasi yang mengatur tentang game online ini, jangan tunggu generasi kita rusak karena mereka melalaikan waktu dengan game online.
Pun itu tentunya bukan tugas pemerintah saja membuat regulasi, kita orangtua yang punya anak juga harus terus mengawasi dan terus mengingatkan anak-anak kita supaya jangan sibuk dengan game online, jangan ada kata lelah untuk mengingatkan anak-anak kita, karena game online ini bikin kita rusak.
Ada argumen pembenar, yang mengatakan bahwa game online bikin anak kreatif dan inovatif. Tapi saya melihat malah sebaliknya, game online sangat rentan merusak otak anak-anak kita menjadi generasi apatis, tak produktif, dan membuat mereka menjadi generasi lemah dan tak gagah, karena kurang gerak, kurang olahraga. Sehingga rentan terhadap penyakit.
Jadi hal ini harus menjadi perhatian kita semua, supaya generasi bangsa ini tak menjadi generasi loyo, sehingga negara ini tak terpuruk ketika mereka menjadi pewaris bangsa ini kelak.
Sekali lagi ingin saya tegaskan, game online... Rusak kita! Karena (yakinlah) akan merusak generasi kita. Mau? Sekian. []
*) Penulis adalah seorang dosen dan juga jurnalis
Disclaimer: Semua tulisan pada Rubrik SUDUT PANDANG bukanlah lah produk jurnalistik, juga tidak mewakili pandangan Redaksi Juang News. Untuk itu, setiap tulisan yang dimuat di rubrik SUDUT PANDANG itu menjadi tanggung jawab pribadi si penulis. Karena sesuai nama rubrik, semua konten dari tulisan tersebut, merupakan opini pribadi dari sudut pandang personal penulis. Demikian. []