Aceh Singkil - Kisah sedih dialami warga yang bermukim di Desa Lae Sipola, Kecamatan Singkohor, Aceh Singkil. Selain karena kondisi jalan yang mempriharinkan, jembatan juga belum kunjung diperbaiki pasca ambruknya beberapa tahun silam.
Kondisi ini menjadi perhatian wartawan juangnews.com pada Sabtu, (29/10/2023) lalu saat wartawan media ini meliput kegiatan Pilcieksung di Desa Lae Sipola.
Kondisi jalan berlubang, licin, berbatuan dan tanjakan, seakan - akan ada pembiaran, tanpa ada perhatian dari pihak berkmmpeten terhadap penderitaan yang dialami masyarakat yang bermukim di Desa Lae Sipola, padahal mereka juga ingin menikmati kemerdekaan dengan adanya jalan aspal, seperti layaknya desa - desa lain di Aceh Singkil, Provinsi Aceh dan provinsi lain di Indonesia.
Keinginan terhadap perbaikan jalan dan jembatan dari Pemkab Aceh Singkil, Provinsi Aceh dan pemerintah pusat, menjadi dambaan masyarakat Lae Sipola, bahkan tidak jarang masyarakat memposting ke media sosial, terkait jalan rusak dan jembatan ambruk, jika harus menyebrang, itupun sangat membahayakan jiwa, karena air kencang saat musim penghujan.
Diketahui penduduk yang bermukim di Desa Lae Sipola yang mayoritas bermata pencarian pertanian kebun sawit dan tanaman palawija, harus menikmati jalan yang tidak layak untuk dilalui, hampir setiap hari mereka keluhkan perbaikan jalan dan jembatan sebagai urat nadi perekonomian masyarakat setempat dan juga untuk anak - anak bersekolah jenjang sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) ke ibukota Kecamatan Singkohor.
Jalan lintas Desa Sipola ke Kecamatan Singkohor, Aceh Singkil yang kondisinya memprihatinkan puluhan kilometer dan sejumlah titik terlihat rawan dilalui, selain pendakian licin, ada jalan sudah berbentuk alur atau parit kecil yang harus dilalui oleh pengendara, bahkan tidak jarang pengendara menjadi korban karena terpeleset saat melintas dan mogok untuk mencari bantuan terpaksa dengan cara didorong.
Kondisi tersebur dibenarkan oleh warga setempat Naskar Manik, yang mengatakan bahwa masyarakat menginginkan perbaikan.
"Memang benar keinginan kami ada sentuhan perbaikan jalan, baik oleh Pemkab Aceh Singkil, Provinsi Aceh dan pemerintah pusat. Namun, kapan itu yang kami belum tahu, haruskah kami menantikan janji - janji yang tidak pasti dan adakah hati orang-orang melihat terkhusus pemangku kebijakan untuk mengalokasi anggaran untuk perbaikan jalan dan jembatan," sebutnya.
Menurutnya, sudah bosan menyuarakan kondisi jalan dan jembatan, bahkan beberapa foto kondisi jalan dan jembatan sudah dikirim dengan permohonan, namun realisasinya tidak ada.
"Harus berapa lama lagi kami nantikan. Sudah puluhan tahun kami rasakan kondisi jalan seperti ini, rasanya untuk keluar dari desa kami harus berpikir, namun karena kebutuhan dan mengakut hasil pertanian dan anak - anak kami yang bersekolah, walau kondisi jalan bagaimanapun harus kami tempuh, terpeleset dan mogok itu sudah jadi langganan," ucapnya.
Terakhir warga ini berharap, mudah-mudahan pemangku kebijakan, akan tersentuh hatinya, hingga mau mengubris keinginan masyarakat kecil ini, untuk dapat merealisasikan perbaikan badan jalan dan jembatan di Desa Lae Sipola, Kecamatan Singkohor, Aceh Singkil. [Khairi]