Oleh: Juariah Anzib, S.Ag*)
Rasulullah Saw berdakwah selama 23 tahun. Merubah agama dan adat yang sesat menuju tauhid iman dan Islam. Dengan keikhlasan hati yang suci, beliau tidak pernah berharap kekuasaan, kehormatan dan harta. Akan tetapi tekad dan tujuan hanya untuk mengesakan Allah Swt dari kesyirikan dan kesesatan.
Seiring berjalan waktu, Islam menyebar hingga ke seluruh penjuru dunia. Meskipun dikelilingi musuh dan pendengki yang menentang ajarannya, namun dakwah Islam tidak pernah tersendat apalagi terhenti. Islam akan terus berkembang di sepanjang masa tanpa batas waktu hingga dunia berakhir.
Upaya kaum kafir Quraisy menghentikan dakwah Rasulullah saw sia-sia. Karena yang terjadi adalah sebaliknya. Para pengikut Rasulullah Saw semakin bertambah banyak hingga memenuhi jagat raya ini.
Golongan-golongan yang berusaha menyingkirkannya malah menjadi tersingkir. Yang menganiaya akan teraniaya. Yang berusaha membunuhnya pasti terbunuh. Itulah balasan bagi orang-orang yang dengki dan tersesat.
Dalam bukunya Muhammad Sang Inspirator Dunia, Dr.'Aidh al-Qarni menuliskan bahwa penyebaran Islam tidak terbatas. Tetap berlanjut dari barat ke timur, serta dari utara ke selatan yang meliputi berbagai belahan dunia.
Demikian juga dengan para pengikutnya. Hampir seluruh belahan bumi menerima ajaran Islam di sepanjang sejarah. Tidak terkecuali, bagi mereka yang berkulit putih dan hitam. Tanpa memandang suku dan ras.
Perjalanan penyebaran Islam telah menghabiskan waktu selama 14 abad. Risalah Rasulullah saw tidak pernah didapatkan kekurangannya walau hanya secuil. Bahkan jika Rasulullah dituduh sebagai pendusta, dapatkah seorang pendusta mengklaim dirinya sebagai nabi hingga dapat menyembunyikan dakwah palsu selama 14 abad lamanya?
Dalam kurun waktu yang lama pasti akan terungkap tentang jati diri yang sesungguhnya. Akan tetapi sejarah telah membuktikan hingga saat ini tidak pernah ditemukan sedikit saja kekurangan tentang diri Rasulullah saw. Tentunya karena beliau seorang yang maksum. Yang telah Allah persiapkan untuk menyinari cahaya kesucian dari gelapnya dunia.
Sementara kedok seorang nabi palsu seperti Musailamah al-Kadzab yang berusaha memalsukan Al-Quran, ternyata menjadi bahan tertawaan dan ejekan. Dalam jangka waktu sekejap saja, kedustaannya terkuak. Dia seorang pendusta yang dihinakan. Allah Swt telah menyingkap rahasia kebusukannya. Menguak tipu muslihatnya dan menyibak skandalnya kepada umat manusia.
Dr.'Aidh al-Qarni menulis, bahwa kebenaran Rasulullah saw telah meninggikan derajatnya. Melapangkan dadanya dan menjadikannya sebagai suri teladan dengan kejujuran dan keluhuran akhlaknya. Kesempurnaan pribadinya membuktikan bahwa beliau seorang utusan Allah.
Kebenaran dakwah Rasulullah saw tidak ada keraguan padanya. Setiap ucapan dan perbuatannya mengandung hikmah, diamnya sebagai isyarat dan senyumnya penawar hati. Langkahnya merupakan ajakan dan pandangannya kesejukan jiwa. Keindahan budinya sebagai teladan yang menghiasi isi dunia.
Rasulullah sosok yang dibenarkan bukan hanya oleh kaumnya saja, akan tetapi pengakuan dari musuhnya juga sebelum mereka masuk Islam. Sebagai bukti seperti yang ditulis Dr.'Aidh al-Qarni bahwa seorang raja Romawi bernama Heraklius bertanya kepada Abu Sufyan tentang sosok Rasulullah saw, "Apakah diantara sesepuhnya ada yang menjadi raja?" Abu Sufyan menjawab, "Tidak ada." Herakhius berkata, "Seandainya diantara sesepuhnya ada yang menjadi raja, aku pasti akan berkata, "Dia adalah orang yang menginginkan kekuasaan sesepuhnya." (Muttafaqun 'alaih).
Heraklius menyimpulkan bahwa Muhammad saw utusan Allah. Karena beliau tidak pernah berusaha mengembalikan kekuasaan yang hilang atau kerajaan sesepuhnya yang beralih tangan. Rasulullah tidak pernah mengumpulkan harta. Bahkan ketika wafat, baju perang beliau masih dalam dagaian pada seorang yahudi.
Dari kisah tersebut kita dapat mengambil hikmah bahwa bukti kebenaran dakwah Rasulullah saw tidak terdapat keraguan. Pribadinya mencerminkan keluhuran yang sempurna. Hanya Rasulullah saw satu-satunya manusia maksum di dunia ini. Semoga kisah inspiratif ini dapat menambah keimanan dan kecintaan kita terhadap sosok perwira dunia ini. []
Editor: Sayed M Husen
*) Penulis adalah Penulis Buku Menapaki Jejak Rasulullah Dan Sahabat