Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan, memberikan sambutan pada acara kuliah umum untuk mengedukasi mahasiswa USK terkait Pasar Modal Terpadu 2023 di Gedung AAC Dayan Dawood, Kamis, (21/09/2023) kemarin.
Banda Aceh -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar kuliah umum untuk mengedukasi mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) terkait Pasar Modal Terpadu 2023. Kegiatan tersebut berlangsung di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh, pada Kamis, (21/09/2023) kemarin.
Direktur Utama PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan, kegiatan edukasi pasar modal ini merupakan program yang diinisiasi oleh OJK dan melibatkan sejumlah lembaga keuangan lainnya.
Hal ini sebagai bentuk komitmen industri pasar modal untuk selalu memberikan edukasi secara luas dan berkesinambungan kepada seluruh lapisan masyarakat yang ada di Indonesia khususnya di Aceh
“Kami harap dengan terselenggaranya kegiatan ini, akan membantu pemahaman masyarakat Aceh terkait investasi di pasar modal baik peluang yang muncul maupun resiko terjadi,” ucapnya.
Rektor USK Prof. Dr. Ir. Marwan mengatakan, USK menyambut baik terlaksananya kuliah umum yang syarat edukasi seperti ini. Karena ia menilai, rendahnya literasi masyarakat terhadap pasar modal ini merupakan salah satu penyebab mengapa belum optimalnya peran pasar modal di Indonesia saat ini.
Prof. Marwan mengungkapkan, USK juga banyak melakukan program edukasi terkait literasi keuangan seperti ini, di antaranya, program Sekolah Pasar Modal untuk para mahasiswa.
“Program ini bertujuan meningkatkan lulusan USK yang mempunyai kemampuan dalam berwirausaha khususnya dalam bidang pasar modal,” ucapnya.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan, sektor keuangan syariah dalam tiga tahun terakhir ini terus menunjukan trend yang positif. Per Juni 2023, aset keuangan syariah Indonesia mencapai Rp. 2.450,55 triliun atau tumbuh 13,37% Ytd.
Sementara sektor pasar modal per 15 September 2023, total nilai kapitalisasi saham syariah telah mencapai Rp. 5.892 T atau 57% dari seluruh nilai kapitalisasi pasar modal Indonesia.
Meskipun perkembangan tersebut menunjukkan tren positif, namun Inarno Djajadi menilai tingkat literasi dan inklusi keuangan khususnya pasar modal syariah ini masih rendah jika dibandingkan pasar modal konvensional.
Oleh sebab itu, dia menilai perlu adanya upaya bersama untuk meningkatkan literasi pasar modal syariah ini termasuk dengan perguruan tinggi.
“Di sinilah kita perlu berkolaborasi untuk mencetak lulusan perguruan tinggi yang mumpuni, kredibel dan profesional sehingga peduli dengan pengembangan pasar modal syariah di Indonesia,” ucapnya.
Dalam kegiatan ini, OJK juga menyerahkan secara simbolis bantuan CSR berupa 1 unit mobil untuk operasional dan 10 proyektor kepada USK dari pasar modal Indonesia. [Sayed M. Husen]