Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menandatangani naskah kerja sama (MoA) dengan Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial (FBIS) Universitas Dian Nusantara (Undira). Kerja sama tersebut antara lain tentang ketahanan ekonomi di Aceh dan Indonesia. (Foto/Ist)
Banda Aceh -- Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menandatangani naskah kerja sama (MoA) dengan Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial (FBIS) Universitas Dian Nusantara (Undira). Kerja sama tersebut antara lain tentang ketahanan ekonomi di Aceh dan Indonesia.
Naskah kerja sama ditandatangani oleh Dekan FEBI UIN Ar-Raniry Dr Hafas Furqani, MEc dengan Dekan FBIS UNDIRA, Caturida Meiwanto Doktoralina, PhD MAk CBV CDMS, disaksikan Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Dr Mujiburrahman, MAg di Ruang Kerja Rektor, Kopelma Darussalam Banda Aceh, pada Kamis, (14/09/2023) lalu.
Dekan FBIS Undira, CM Doktoralina PhD mengatakan, ketahanan ekonomi di Aceh menjadi pemikiran bersama perguruan tinggi. Untuk itu, UIN Ar-Raniry Banda Aceh dan UNDIRA merasa perlu dan penting melakukan penelitian dan pengabdian kolaborasi yang dipastikan akan berdampak pada peningkatan ekonomi nasional, khususnya di Aceh.
“Masyarakat yang selama ini bekerja di sektor UMKM sebagai sektor pendukung, ini wajib mendapat perhatian dari pendidikan tinggi yang menurut DataAcehProv, sebanyak 74.810 UMKM di Aceh diharapkan nantinya agar tumbuh Positif,” ujarnya.
Dia menambahkan, sebagai jalan keluar dari masalah yang dihadapi tersebut, perguruan tinggi dalam hal ini FEBI UIN Ar-Raniry dan FBIS Undira, bekerjasama dan akan mengkaji untuk menggiatkan UMKM, terlebih lagi umumnya pesantren yang secara positif mengajarkan pembelajaran dalam kemandirian diri.
Doktoralia menjelaskan, peran pesantren atau dayah dalam luaran setelah proses pendidikan seharusnya mendapat perhatian untuk dapat meningkatkan IPM. Melalui pendidikan setidak-tidaknya, masyarakat kecil dipersiapkan untuk membangun ekonominya. Riset mendalam diperlukan di Aceh, untuk mendapatkan solusi pasti atas dampak lain yang mungkin diperlukan dalam pengambilan keputusan teknis.
Menurut dia, dampak UMKM di Aceh sudah jelas terlihat, terutama bagi masyarakat kecil yang hidup mata pencahariannya melalui pekerjaan pendukung, ini yang harus segera dilakukan. “Tentunya sebagai mitra pengkaji, FEBI UIN Ar-Raniry mendukung maksud peran baik kajian ini. Masyarakat UMKM di Aceh perlu dipersiapkan dalam meningkatkan kesejahteraan diri dan keluarganya,” ujar Doktoralia, yang juga Taprof Bidang Ekonomi dan SKA Lemhannas RI.
Dekan FEBI UIN Ar-Raniry, Dr Hafas Furqani, menambahkan, untuk membangun kekuatan ekonomi dalam suatu dayah di Aceh melalui UMKM harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman dengan mengoptimalisasi teknologi informasi, khususnya dalam seluruh aktivitas proses pencatatan dan pelaporan keuangan dan perpajakannya. Untuk itu, perlu pendampingan sekalipun sebagian usaha kecil telah menggunakan aplikasi mobile.
“Sekalipun dalam skala kecil UMKM, sistemnya harus diubah, mindset pengelolanya perlu di-upgrade. Pasar seharusnya tahu, UMKM dapat meningkatkan penjualan apa. Dalam konteks ini pendidikan atas calon pelaku UMKM harus dilihat sebagai momentum untuk membangun kekuatan baru ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya.
Hafas Furqani menambahkan, kesepakatan kerjasama antara kedua belah pihak ini diharapkan dapat membantu pengembangan ekonomi Aceh, khususnys melalui program pengabdian peningkatan SDM dan UMKM dayah. [Sayed M. Husen]