Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan didampingi Ketua Senat Akademik USK, Prof. Dr. Ir. Abubakar, M.S., menyapa delegasi Senat Akademik PTN-Badan Hukum pada malam penyambutan di Gedung AAC Dayan Dawood,. (Foto/ Ist)
Banda Aceh – Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. Dr. Ir. Marwan mengenalkan program pendidikan karakter berbasis agama yang selama ini dipraktikan USK. Hal ini disampaikan Rektor di hadapan Majelis Senat Akademik Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (MSA PTN BH) se-Indonesia di Gedung AAC Dayan Dawood, Sabtu, (26/08/2023).
Forum tersebut menghadirkan 145 anggota MSA dari 21 PTN BH seluruh Indonesia. Mereka hadir di USK untuk mengikuti Sidang Paripurna MSA PTN BH, untuk membahas kesiapan perguruan tinggi dalam menghadapi tantangan dunia pendidikan saat ini di era masyarakat 4.0.
Pada forum ini Prof Marwan mengatakan, pendidikan karakter setiap kampus berbeda-beda tergantung karaktristiknya masing-masing. Begitu pula di USK, yang pendidikan karakternya berdasarkan nilai-nilai historis kampus ini sehingga lahirlah pendidikan karakter berbasis agama.
“Kami memandang pembelajaran karakter berbasis agama ini menjadi pondasi penting. Apalagi dengan perubahan zaman seiring perkembangan teknologi informasi yang tak terkendali,” ucap Prof. Marwan.
Adapun praktik yang USK lakukan adalah, USK mengawali pendidikan karakter ini pada penerimaan mahasiswa baru. Lalu USK membentuk Unit Pengembangan Program Pendamping Mata Kuliah Agama Islam (UP3AI) untuk pembinaan karakter agama islam. Sementara bagi agama lain, USK memberikan kebebasan bagi mereka untuk dibina oleh pemuka agamanya masing-masing yang difasilitasi USK.
Prof Marwan mengungkapkan, pada semester I mahasiswa dikenalkan cara membaca Alquran. Lalu semester II pendidikan agama ini ditingkatkan, mereka dibina untuk praktik ibadah termasuk di antaranya tata cara shalat dan praktik mengurus jenazah. Dalam dua tahun ini Pendidikan karakter berbasis agama tersebut, telah USK integrasikan dalam kurikulum.
Prof. Marwan mengakui, program pendidikan ini telah memberi manfaat yang luas terhadap perubahan perilaku mahasiswa.
“Misalnya kemampuan membaca Alquran, kalau sebelumnya dominan iqra. Setelah pembinaan ini, kemampuan dasar membaca alquran mahasiswa ini meningkat,” ucap Prof. Marwan.
Untuk memastikan seluruh program pendidikan ini berjalan baik. USK juga melakukan pendampingan atau mentoring terhadap mahasiswanya. Mentoring ini dilakukan oleh kakak leting yang tergabung dalam UP3AI.
“Mentoring ini untuk memastikan, pendidikan karakter ini tidak sekadar teoritis. Tapi benar-benar diaplikasikan dalam perilaku mahasiswa USK yang sesuai dengan agama serta adat yang berlaku di Aceh,” ucapnya.
Selanjutnya, Pakar Penerbangan Indonesia Dr. Ing. H. Ilham Akbar Habibie, Dipl.Ing, M.B.A yang turut hadir sebagai narasumber kegiatan ini juga menilai, pendidikan karakter sangatlah penting di tengah arus digitalisasi saat ini. Selain itu, dirinya juga menekankan pentingnya penguasaan teknologi untuk menuju kemandirian bangsa.
“Teknologi sebagai alat, kalau kita tidak bisa menguasai teknologi maka akan sulit untuk menuju Indonesia emas di tahun 2045 nanti,” ucapnya. [Sayed M. Husen]