Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perikanan (Distanbunkan) Kota Subulussalam menggandeng Pusat Riset Sawit dan Kelapa USK (PRSK USK) menggelar konsultasi publik Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD KSB) Kota Subulussalam di Aula Bappeda Kota Subulussalam pada Kamis (27/07/2023) lalu. (Foto/Ist)
Subulussalam -- Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perikanan (Distanbunkan) Kota Subulussalam menggandeng Pusat Riset Sawit dan Kelapa USK (PRSK USK) menggelar konsultasi publik Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD KSB) Kota Subulussalam di Aula Bappeda Kota Subulussalam pada Kamis, (27/07/2023) lalu.
Kegiatan ini menghadirkan empat tenaga ahli dari PRSK USK, yaitu Dr. Asri Gani (Sustainability), Dr. Irfan Zikri (Sosek, Ketenagakerjaan dan Konflik), Prof. Saiful (Lingkungan), dan Dr. M. Rusdi (Geospasial).
"Kegiatan ini merekomendasikan pengintegrasian pemilihan dan penetapan usulan program dan kegiatan prioritas untuk dituangkan dalam matriks RAD KSB,” kata Kadistanbunkan Kota Subulussalam Rosihan Indra.
Rosihan Indra mengapresiasi berbagai pihak yang terlibat bahwa kita sudah berprogres sangat pesat dalam penyusunan dokumen ini. Pencapaian yang luar biasa adalah titik balik yang sangat baik bagi keberlangsungan dan keberlanjutan pembangunan perkebunan di Kota Subulussalam.
Menurut Rosihan, kegiatan penyusunan dokumen RAD KSB Kota Subulussalam tidak terlepas dari komitmen dan dukungan penuh seluruh pihak, terutama mitra pembangunan utama kegiatan ini, dan khususnya Tim PRSK USK sebagai tim penyusunnya.
Dia optimis inisiatif ini akan memberikan perubahan yang signifikan terhadap pembangunan perkebunan Kota Seubulussalam sebagai komoditas strategis dan unggulan.
Dia menjelaskan, kegiatan diskusi publik ini berlangsung seharian penuh yang dibagi kedalam dua sesi. Sesi pertama pemaparan hasil pemilihan dan penetapan program dan kegiatan prioritas dan sesi kedua pada sore hari adalah sesi diskusi penetapan program dan kegiatan serta pelaksanaannya.
Pada sesi pertama, tambah Rosihan, tim penyusun PRSK USK yang diwakili Dr. Irfan Zikri menguraikan 27 usulan pemilihan dan penetapan program prioritas yang terbagi kedalam lima komponen, yaitu Penguatan Data, Penguatan Koordinasi, dan Infrastruktur; Peningkatan Kapasitas dan Kapabilitas Pekebun; Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan; Tata Kelola Perkebunan dan Penanganan Sengketa; dan Dukungan Percepatan Pelaksanaan Sertifikasi ISPO dan Peningkatan Akses Pasar Produk Kelapa Sawit.
“Pemilihan usulan ini dibangun berdasarkan kajian terhadap isu-isu strategis pembangunan perkebunan kelapa sawit Kota Subulussalam, dan penentuan usulan ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan empat hal” ungkap Irfan Zikri.
Dia menguraikan empat pertimbangan tersebut, bahwa pelaksanaan aksi dimungkinkan secara teknis (technically feasible), dimungkinkan secara pembiayaan (financially feasible), diterima secara politis dan sosial (politically/socially viable), dan dapat dilaksanakan sesuai prosedur administrasi yang berlaku (administratively operate).
“Karenanya, perlu kecermatan bersama seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini untuk memilih dan menetapkan prioritas program dan kegiatan” tambah Irfan Zikri.
Dalam sesi diskusi pembahasan, perwakilan petani dari APKASINDO mengungkapkan usulan terkait pendataan, STDB, SPPL, dan praktik budidaya kelapa sawit yang baik harus menjadi program prioritas.
“Jika melihat pada peta jalan dan urgensinya dalam beberapa tahun kedepan, terutama terkait ISPO, maka ini harus jadi perhatian serius” ungkap perwakilan Earthworm Foundation, Kasraji.
Sementara perwakilan Wildlife Conservation Society, Tisna Nando, menekankan pada aspek lingkungan perlindungan terhadap Kawasan Nilai Konservasi Tinggi (NKT), yakni kawasan ekosistem esensial dan kawasan konservasi.
Ketua Tim PRSK USK Dr. Asri Gani, menyampaikan, bahwa rumusan rencana aksi ini adalah hasil telaah inventarisasi isu-isu strategis dalam forum FGD tematik yang dilakukan awal Juni 2023. “Hasil inilah kemudian kami integarasikan dalam pemilihan program dan kegiatan prioritas rencana aksi,” ungkapnya. [Sayed M. Husen]