Kolase, atas Abi Mudi saat memberikan Tausyiahnya dan bawah baju kuning H. Marzuki bersama jama'ah sedang mengikuti pengajian. (Foto/ Muliyadi)
Pidie - Abi Zahrul Mubarak atau yang lebih dikenal dengan Abi Mudi anak dari Abu Mudi Samalanga, mengisi tausiyah dalam rangka pengajian bulanan di komplek SPBU Pulo Pisang Kabupaten Pidie Kamis (20/07/2023), dimulai pukul 20.00 Wib.
Abi Mudi dalam tausyiahnya mengajak para jamaah untuk hijrah dari hal-hal yang buruk ke arah yang lebih baik, dan peduli terhadap amal ibadah yang sebelumnya belum sempurna mari hijrah kearah yang lebih sempurna apalagi ini masih dalam momentum tahun baru Hijriah 1 Muharram 1445 Hijriah.
Selanjutnya Abi Mudi juga menyampaikan bahwa kedai kopi juga bisa menjadi sarana kebaikan (mafatilkhair), seperti yang dilaksanakan oleh H. Marzuki pemilik Galon Kupi yang juga pemilik dari SPBU Pulo Pisang ini.
"Selama ini persepsi orang kedai kopi merupakan tempat orang nongkrong dan menghabiskan waktu yang sia-sia bahkan bisa menjadi tempat bermaksiat," kataAbi.
Agenda ceramah ini juga diisi dengan sesi tanya jawab dan diakhir tausiyahnya Abi juga mengajak para jamaah untuk menjaga keimanan dan istiqamah atau konsisten, serta selalu berdoa, berzikir kepada Allah agar diwafatkan dalam keadaan Khusnul khatimah pada saat kita mati nantinya.
Sementara H. Marzuki Pengusaha yang juga pemilik SPBU, kepada media ini menyampaikan bahwa pengajian ini rutin dilaksanakan sekali setiap bulannya, dan penceramahnya juga berganti-ganti, untuk 12 Agustus 2023 mendatang penceramah yang akan dihadirkan H. Tarmizi (Abu Cut Lueng Angen)
"Peserta yang hadir dalam pengajian ini bukan hanya dari Sigli, tapi ada juga hadir dari Pidie Jaya, Bireuen bahkan ada yang dari Kita Lhokseumawe, sebelum mendengarkan tausyiah para jama'ah di jamu dengan makan bersama ngopi bareng, sesuai dengan temanya Ngopinya Berkah Ngobrolnya Ibadah, dan diakhiri pengajian ada santunan buat santri yang hadir," jelas Marzuki.
Amatan media ini jamaah yang hadir mencapai ribuan orang, yang terdiri dari para tengku-tengku, para santri dayah dan kaum perempuan. [Muliyadi]