Aceh Besar – Persoalan silaturahmi adalah inti dalam agama Islam. Silaturahmi adalah sebagai modal pertama Rasulullah dalam mempersatukan bangsa Arab di bawah naungan Islam.
Demikian kalimat pembuka khutbah Jumat Dr.Tgk. H. Syahminan, M. Ag yang berlangsung Jumat, (16/06/2023) di Masjid Silang Gp. Blang Krueng Aceh Besar.
Pada kesempatan yang singkat ini, menurut khatib, tema khutbah tentang pentingnya silaturahmi dalam Islam. Istilah silaturahmi adalah kata majemuk yang terambil dari bahasa Arab, kata silah dan rahim. Kata silah berasal dari akar kata wasl yang berarti menyambung dan menghimpun.
"Artinya hanya yang putus dan terserak yang dituju oleh kata silah ini. Adapun kata rahim pada mulanya berarti kasih sayang, kemudian berkembang hingga memiliki arti peranakan (kandungan) karena anak yang dikandung selalu mendapatkan curahan kasih sayang," sebut Syahminan.
Silaturahmi lanjut Syahminan, merupakan inti ibadah yang penting dan diperintahkan oleh Allah untuk dapat dipelihara dan dijaga agar selalu tersambung. baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan bahkan kehidupan bernegara pun seorang pemimpin tidak boleh memutuskan silaturahmi dengan rakyatnya dan sebaliknya.
"Allah memerintahkan kita untuk selalu menyambung silaturahmi, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan negara. Dalam suasana seperti ini biasanya umat Islam merayakan hari kemenangan dengan melaksanakan silaturahmi dengan saudara terdekat dan masyarakat sekitar kita," tuturnya.
"Seorang pemimpin tidak boleh memutuskan silaturahmi dengan rakyatnya. Bila pemimpin memutuskan silaturrahmi dengan rakyatnya maka akan kehilangan faedah dan manfaat dari kepemimpinannya itu sendiri. Banyak kerugian lain yang menimpanya jika dia memutuskan hubungan dengan sesama muslim, baik hubungan kekeluargaan, kekerabatan, atau persaudaraan sesama muslim," urai dosen UIN Ar Raniry ini.
Silaturahmi, lanjut Syahminan, menjadi standar keimanan bagi orang mukmin yang benar. Apabila kita ingin menilai kualitas iman seseorang, maka perhatikanlah pada silaturahminya.
"Apabila silaturahminya baik maka sempurnalah imannya apabila silaturahminya terputus dengan kerabat sanak saudara dan muslim lainnya maka rusaklah imannya, karena silaturahmi terkait dengan kesempurnaan iman," ungkap khatib seraya membacakan hadist riwayat Bukhari.
Dalam pandangan khatib, Islam adalah agama yang menganjurkan umatnya untuk senantiasa berbuat baik sesama manusia dan juga untuk alam semesta. Amalan yang dianjurkan dalam Islam tidak hanya berupa ibadah seperti shalat baik shalat wajib maupun shalat sunnah puasa, zakat dan sebagainya melainkan juga tersenyum, dan menjalin tali silaturahmi.
"Menjalin silaturahmi adalah salah cara mewujudkan ukhuwah islamiyah, dan dapat dilakukan dengan cara mengunjungi sanak keluarga dan saudara. Hikmah Silaturahmi, Selain membuat orang lain yang kita kunjungi merasa senang, silaturahmi memiliki banyak keutamaan," sebut Direktur Ma'had Al Jami'ah UIN Ar-Raniry.
Disisi lain, silaturahmi salah satu amalan yang dapat menyebabkan seseorang masuk surga. Khatib menyebut hadits riwayat mutafaqun alaih bahwa Rasulullah bersabda sembahlah Allah, jangan melakukan kesyirikan, tegakkan shalat, tunaikan zakat, dan jalinlah silaturahmi.
Menurut khatib, silaturahmi juga amalan yang dapat memperkuat hubungan kita dengan Allah Ta'ala.
Pada bagian lain Khatib juga memastikan bahwa Silaturahmi merupakan amalan yang dapat menyebabkan seseorang mudah Rezekinya dan dipanjangkan umurnya.
"Ini merujuk pada hadist yang menyebut bahwa Barang siapa yang ingin rezekinya dipermudah dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi," sebut Syahminan.
Akhir khutbahnya Syahminan mengingat jamaah agar tidak memutuskan silaturahmi, karena itu termasuk salah satu dosa besar.
“Maka oleh karenanya marilah kita meningkatkan silaturahmi dalam mewujudkan ukhuwah Islamiyah sebagaimana diperintahkan Allah. Karena silaturahmi bisa dilakukan dengan berbagai cara. Jika tidak memungkinkan dengan bertemu fisik, maka bisa diganti dengan pertemuan secara daring," ungkap ayah dari empat orang putra ini.
Di sisi lain, orang yang memutuskan silaturahmi dengan kerabat terdekat dan kerabat seiman maka Apapun akan memutuskan hubungan dengannya.
"Ketika Allah memutuskan hubungan dengan orang yang memutuskan silaturahmi dengan sesama mukmin bagaimana mungkin Allah akan menerima ibadahnya. Maka kunci diterimanya ibadah seseorang adalah dipastikan dia tidak memutuskan silaturahmi dengan tetangga dan umat Islam pada umumnya," pungkasnya. [Sayed M. Husen]