Oleh: Juariah Anzib, S.Ag*)
Perang Uhud salah satu perang yang menyayat hati kaum muslimin, karena dalam perang tersebut banyak para tokoh-tokoh Islam yang syahid.
Tidak kurang dari 70 orang sahabat Rasulullah SAW dan para penghafal Al-Quran terbunuh dalam insiden tersebut, yang lebih menyedihkan lagi, jasad para syuhada dimutilasi secara tidak manusiawi dan sadis. Namun semangat para perjuangan kaum muslimin tetap membara hingga titik darah penghabisan.
Keteguhan hati kaum muslimin dalam mempertahankan pasukan sungguh luar biasa. Berbagai upaya dilakukan untuk melindungi Rasulullah SAW dan pasukan dari incaran kafir Quraisy.
Keberanian tanpa batas muncul dari jiwa-jiwa yang suci, pemberani, dan tangguh. Diantara mereka termasuk kaum perempuan, seperti Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar dan Ummu Sulaim.
Dalam bukunya Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri mengisahkan, mereka menyingsingkan gaunnya hingga terlihat gelang kakinya. Sambil menggendong geriba air di punggung mereka, para mukminah ini bolak balik mengisi air, dan mengantarkannya ke pasukan perang untuk diminum.
Setelah itu, kembali mundur untuk mengambil air lagi. Begitu seterusnya hingga perang berakhir.
Hebatnya lagi, seorang perempuan bernama Ummu Aiman. Ketika ia mengantarkan air, ia melihat beberapa orang tentara muslim yang ingin melarikan diri dari peperangan. Saat pasukan muslim sedang kocar kacir, mereka mengambil kesempatan hendak kembali ke Mekkah.
Menyaksiakan hal tersebut, seketika itu Ummu Aiman bertindak. Ia mengambil pasir dan menaburkan ke wajah-wajah mereka sambil berkata, "Jalankan saja alat penggilingmu dan berikan pedangmu kepadaku."
Perkataan tersebut membuat mereka tersentak. Seorang perempuan dengan berani mengalahkan mental para laki-laki yang hendak meninggalkan Rasulullah SAA dalam peperangan.
Syaikh Shafiyyurahman menulis, setelah itu Ummu Aiman masuk ke kancah peperangan untuk memberi minum dan membantu pasukan yang terluka.
Dengan keberaniannya ia sempat membidikkan anak panah hingga mengenai seorang Yahudi bernama Hibban bin Al-Ariqah. Namun sayang, anak panah tersebut tidak mengenai sasaran. Akan tetapi terpental mengenai baju besinya.
Karena tidak berhasil mengenai bidikan Ummu Aiman, si durjana ini mengejeknya sambil tertawa terbahak-bahak. Hal tersebut membuat Rasulullah marah. Lalu beliau menyerahkan sebuah anak panah tanpa mata kepada Sa'ad bin Abi Waqqash untuk kembali menikam kesombongannya.
Dengan cepat Sa'ad membidik Hibban secara tepat hingga mengenai sasaran pada bagian tekuknya. Hibban si musuh Allah terjengkal jatuh ke tanah dan tewas seketika.
Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri melanjutkan kisahnya, menyaksikan hal tersebut, Rasulullah SAW tersenyum hingga gigi gerahamnya terlihat. Kemudian beliau bersabda, "Sa'ad telah melecehkan Hibban untuk Ummu Aiman. Allah telah memenuhi doanya."
Demikian diantara kehebatan dan keberanian para mukminah di masa Rasulullah SAW. Tanpa kenal dan takut mati mereka beraksi di berbagai peperangan.
Semoga para srikandi Islam ini menjadi inspirasi bagi kaum perempuan masa kini. Takut karena salah dan berani karena benar, apapun risikonya. Mari kita bela kebenaran demi menegakkan keadilan. []
Editor: Sayed M. Husen
*) Penulisa adalah Penulis Buku Menapaki Jejak Rasulullah dan Sahabat