Direktur Daerah Lembaga Pembinaan, Pengembangan Dakwah dan Sumber Daya Manusia (LPPDSDM) Aceh Besar Ustaz Almuzanni, M.Sos (Foto/Ist)
Aceh Besar -- Direktur Daerah Lembaga Pembinaan, Pengembangan Dakwah dan Sumber Daya Manusia (LPPDSDM) Aceh Besar Ustaz Almuzanni, M.Sos menyampaikan bahwa iman seseorang mengalami pasang surut, karena itu puasa Ramadan harus dimaksimalkan sebagai momentum reformasi spiritual untuk terus meningkatkan sikap istiqamah ke arah kualitas yang terbaik.
Hal itu disampaikan Ustaz Almuzanni dalam khutbah Jumat di Masjid At-Taqwa Lampupok, Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar, Jumat, (14/04/2023).
“Marilah dengan semangat dan modal ibadah yang kita kerjakan selama bulan Ramadan membuat kita tetap istiqamah mengamalkan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari selama dan setelah Ramadhan nanti,” harapnya.
Dalam penjelasannya, Ustaz Almuzanni mengutip pendapatan Ibnu Rajab seperti ditulis oleh Dr. Musthafa Dieb Al-Bugha dalam kitabnya Syarah Kitab Arba’in An- Nawiyah yang menjelaskan, bahwa istiqamah adalah menempuh jalan yang lurus, agama yang benar. Kemudian mencakup seluruh ketaatan dan larangan, baik secara lahir maupun batin, sehingga pesan ini meliputi semua aspek kebaikan.
Menurut khatib, berdasarkan Dr. Musthafa Dieb Al- Bugha mengklasifikasikan dua bentuk istiqamah. Pertama, istiqamah hati nurati. Di sini kita perlu konsisten dan berkomitmen terhadap tauhid atau akidah. Karena itu, apabila hati nurani telah berma’rifatullah niscaya segenap panca indra senantiasa akan taat kepada Allah Swt dan RasulNya.
“Karena hati diumpamakan sebagai raja dan anggota badan adalah pengikutnya. Jika rajanya menjalankan tugas yang lurus, maka secara otomatis pengikutnya berlaku benar,” kata alumni Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Pascasarjana UIN Ar Raniry ini.
"Hal ini dikuatkan dengan sabda Rasulullah. Ketahuilah di dalam tubuh manusia ada segumpal darah. Jika ia bagus, maka semua anggota tubuh akan jadi bagus. Sebaliknya, jika ia rusak, maka semua angota tubuh akan rusak pula. Rasulullah menegaskan segumpal darah tersebut adalah hati," sambungnya.
Selanjutnya khatib menambahkan. Kedua, istiqamah dalam ucapan. Ciri-ciri orang yang beriman adalah mengucapkan dengan lisan kemudian direalisasikan dengan perbuatan dan diyakini dalam hati. Semua itu terjadi jalinan kerjasama yang baik dan tiada dapat dipisah-pisahkan. Kerena ketiga-tiganya saling melengkapi dan menguatkan.
“Dengan sikap istiqamah, maka sesorang memperoleh sikap percaya diri dalam menjalankan amanah, pikiran menjadi fokus untuk kesalehan kepada Allah Swt dan RasulNya,” tegas Ketua Ketua Umum IPPEMIMDRA 2019-2022.
Karena itu, tambahnya, membentuk diri menjadi pribadi yang istiqamah adalah keberuntungan di medan pertempuran antara kesalehan dan hawa nafsu. Janji Allah kepada manusia istiqamah tetap dalam kebenaran, bahwa malaikat senantiasa mendampingi mereka baik di dunia maupun di akhirat.
Ustaz Almuzanni mengharapkan, dengan sisa Ramadhan tinggal beberapa hari lagi, semoga bisa mendorong kita semua sebagai manusia yang istiqamah dan merasakan nikmatnya keagungan-keagungan yang dikandung dalam Ramadan.
“Memiliki keyakinan bahwa sikap istiqamah itu penting, baik dalam hal hati maupun dalam hal ucapan, sehingga kita ikhlas beribadah kepada Allah Swt dan memberikan kita beruntung di dunia dan akhirat,” pungkasnya. [Sayed M. Husen]