Pakar Komunikasi Publik yang juga Dosen Universitas Syiah Kuala, Saifuddin Bantasyam, SH., MA sedang memberikan kuliah umum di Politeknik Aceh (Foto/Ist)
Banda Aceh - Pakar Komunikasi Publik yang juga Dosen Universitas Syiah Kuala (USK), Saifuddin Bantasyam, SH., MA, menyatakan pada era kompetisi yang sangat ketat di berbagai bidang, kesuksesan karir seseorang akan ditentukan oleh keahlian yang dimiliki oleh pencari kerja.
Demikian juga peningkatan karir ke jenjang yang lebih tinggi, antara lain sangat tergantung pada kualitas yang dimiliki seseorang.
"Salah satu keahlian atau kemampuan yang sangat penting adalah komunikasi," kata Saiduddin Bantasyam yang disampaikan dalam sesi kuliah umum praktisi di Auditorium Politeknik Aceh Jumat, (10/03/2023) kemarin.
Kuliah umum yang dihadiri oleh sekitar 400 peserta dari mahasiswa dan civitas akademika Politeknik Aceh, dalam kesempatan ini, Saifuddin menyampaikan Keahlian berkomunikasi itu berlaku untuk semua orang tanpa kecuali.
"Hal ini disebabkan manusia itu tak mungkin tidak berkomunikasi. Itu sebabnya civitas akademika pun, yaitu dosen dan mahasiswa perlu terus mengasah diri untuk memahami lebih dalam berbagai hal yang berkaitan dengan komunikasi, baik yang bersifat interpersonal maupun komunikasi di hadapan khalayak yang lebih ramai," ujar Saifuddin Bantasyam.
“Selama ini banyak yang underestimate atau menganggap keahlian komunikasi itu tidak begitu penting dan bahwa hanya orang-orang tertentu saja yang memerlukannya. Ini adalah pandangan yang salah karena sebagian besar aktivitas manusia, kecuali tidur, adalah komunikasi,” lanjut Saifuddin Bantasyam.
Saifuddin memberi kuliah tentang “Interpersonal Communication dan Public Speaking Skill kepada Civitas Akademika Poltek Aceh.”
Menurutnya, profesi dosen dan mahasiswa adalah profesi yang melekat sekali dengan komunikasi. Kualitas dari sebuah perguruan tinggi antara lain ditentukan pada kepiawaian berkomunikasi.
"Saat model komunikasi semakin berkembang, maka civitas akademika tak bisa menolak ajakan untuk terus mengembangkan cara berkomunikasi yang efektif," ungkapnya.
“Di samping memberi kuliah, dosen juga sering diundang menjadi pembicara dalam berbagai forum akademik. Mahasiswa pun demikian. Dosen sering memberi tugas kepada mahasiswa untuk presentasi. Mahasiswa juga terlibat dalam aktivitas luar ruang, berkomunikasi dengan masyarakat dan elemen profesi lainnya. Semua ini merupakan tantangan yang harus dijawab dengan kualitas tertentu,” lanjut Saifuddin.
Menjawab pertanyaan para peserta, Saifuddin mengatakan bahwa komunikasi antarpribadi dan “public speaking” memiliki beberapa perbedaan, tetapi juga terdapat sejumlah kesamaan. Namun, di atas perbedaan dan kesamaan ini, keahlian dalam dua bentuk komunikasi jelas sangat berguna untuk pengembangan karir dan interaksi sosial.
“Kepercayaan diri juga akan meningkat, jaringan akan bertambah luas, kita juga bisa lebih menghormati perbedaan sudut pandang, bisa meminimalisir kesalahpahaman, dan bisa mengakhiri konflik,” sebut Saifuddin.
Kegiatan dibuka langsung oleh Dr. Hilmi, SE., M.Si, Ak. CA selaku Direktur Politeknik Aceh. Sejumlah dosen juga terlihat mengikuti kuliah umum di Aula Polteknik Aceh dan juga mengajukan beberapa pertanyaan. [Hamdani]