Oleh : Zulkifli, M.Kom*)
Ramadan merupakan bulan ke-9 tahun Hijriah, masyarakat sering menyebutnya bulan puasa. Karena pada bulan tersebut masyarakat muslim seluruh dunia melaksanakan ibadah yang telah diperintahkan Allah SWT untuk berpuasa selama sebulan penuh.
Sudah setahun lamanya bulan Ramadan berpisah, saat ini umat islam sangat merindukan ramadan kembali menyapa dan bisa beribadah di dalamnya, mengingat datangnya bulan ramadhan hanya sekali dalam satu tahun.
Bulan Ramadan juga disebut sebagai "Saiyyidus Syuhur"
penghulu segala bulan, merupakan bulan sangat dirindukan kedatangannya oleh umat islam di berbagai benua dan negara di dunia, tanpa memandang golongan, suku, pangkat, pekerjaan, status kaya miskin, perang atau damai pasti merindukan datangya bulan yang penuh rahmat dan maqhfirah Allah.
Di penghujung Rajab tahun 1444 H, cahaya ramadan mulai menampakan kedipan akan kembali menyapa kita umat muslim seluruh jagad raya.
Datangnya bulan Ramadan, sebagaimana disampaiakan Rasulullah SAW yang bahwa telah datang kepadamu bulan ramadan, penghulu bulan. Maka selamat datanglah kepadanya, telah datang bulan puasa membawa segalanya keberkatan, maka alangkah mulianya tamu yang datang itu.
Kita patut bersyukur dan ungkapan kebahagiaan semoga kita tidak hanya bisa menyambut kedatangan bulan suci Ramadan tahun 1444 H, tetapi juga bisa melaksanakan ibadah dengan penuh khusuk dan khidmat di bulan yang rahmah (penuh kasih sayang sayang) dan maghfirah (penuh ampunan).
Kedatangan Ramadan tahun ini tentu juga berbeda saat kedatangan Ramadan dua tahun lalu, karena dulu suasanannya dalam kondisi pandemi covid-19 yang sempat dilakukan pembatasan-pembatasan, baik dalam shaf maupun pengajian-pengajian kadang ditiadakan.
Mari kita sambut kedatangan bulan ramadan, penuh suka cita dan kegembiraan, dan kita berdoa “Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.”
Sebagai hamba ciptaan Tuhan kita belum tahu apakah bisa ikut melaksanakan beribadah puasa bersamanya tahun ini. Wallahualam Bissawab.
Semoga kita diberi kesempatan beribadah di bulan ramadan ini sebagai upaya membersihkan diri dari segala noda dan kesalahan selama ini.
Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata: "Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda saat datang bulan Ramadan: Sungguh telah datang pada kalian bulan yang penuh barokah, telah diwajibkan atas kalian untuk shaum, akan dibukakan pada bulan itu pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu setan-setan.
Kewajiban berpuasa sebagaimana tercantum dalam Surat Al Baqarah ayat 183: Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Dari ayat tersebut sangat jelas, tujuan puasa adalah untuk membentuk orang-orang yang bertaqwa, inilah momentum bagi kita untuk meningkatkan ketaqwaan dengan mensucikan diri (fitrah) atas salah dan dosa yang mungkin telah melumuri kehidupan kita selama setahun terakhir.
Selain itu bulan Ramadan banyak hikmah dan mutiara terkandung dalamnya, Ramadan merupakan bulan untuk meningkatkan iman, menumbuhkan semangat kesabaran dan peningkatan kepedulian sosial.
Ramadan juga sebagai bulan pengampunan dosa, akan dilipatgandakan pahala ibadah, melaksanakan amalan sunat pada bulan puasa sama amalannya dengan amalan wajib pada bulan luar bulan Ramadan.
Siapa yang melaksankaan ibadah bulan Ramadan terbuka kesempatan meraih lailatul qadar, yaitu satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan dan penuh kemuliaan, keagungan dan tanda-tanda kebesaran Allah Ta'ala, karena malam itu merupakan permulaan diturunkannya Al-Quran.
Pada bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang tidak memperoleh kebaikannya, maka terhalangi dari kebaikan.” (HR. Ahmad).
Untuk menyambut datangnya ramadan, tentunya kita harus mempersiapkan diri dengan rasa syukur kepada Allah, karena masih diberi kesempatan menyambutnya dan kita doakan semoga juga bisa merasakan kenikmatan beribadah di bulan ramadan.
Kita harus tanamkan tekad dengan niat kuat untuk bisa memaksimalkan melaksanakan ibadah selama satu bulan penuh dalam bulan ramadan, karena hadirnya ramadan hanya sebentar, maka jangan kita menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
Kedatangannya sangat dirindukan umat muslim seluruh dunia, karena bulan ramadan merupakan bulan penuh berkah, bulan mulia, kesempatan bagi umat muslim untuk berpuasa dan mencari amal kebaikan untuk beribadah kepada Allah SWT (hablun minallah) dan meningkatkan hubungan mu’amalah insaniyyah dalam kehidupan masyarakat (hablun minan naas).
Bulan ramadan tidak hanya untuk meraih amalan melalui ibadah secara lahiriah dengan melaksanakan sholat tarawih semata, tetapi juga mengandung nilai batiniah, bahkan menjadi sarana latihan (training) yang efektif untuk penguatan akhlak dan karakter, terutama untuk mewujudkan manusia yang dapat mengendalikan diri, hawa nafsu, jujur, sekaligus meningkatkan semangat solidaritas dan kepedulian sosial yang tinggi sesama manusia.
Karena puasa merupakan ajaran untuk melatih manusia agar memiliki kepekaan sosial, puasa mengandung hikmah, tidak hanya berdimensi spiritual dan vertikal sejumlah aktivitas ibadah, juga berdimensi sosial dan horizontal.
Karena setiap yang berpuasa akan merasakan bagaimana rasa lapar, haus dan menahan perbuatan yang bisa membatalkan puasa.
Bulan ramadan merupakan bulan dari seribu bulan, bulan yang menyerukan kita untuk memperbanyak bersedekah, melatih kesabaran, meningkatkan rasa sosial dengan memperhatikan fakir miskin dan orang kurang mampu.
Dari pelatihan berpuasa kita bisa merasakan, jika saat menjalankan puasa terasa lapar dan dahaga, maka fakir miskin yang tidak mampu menyediakan makanan juga merasakan hal yang sama.
Banyak hikmah dari ibadah puasa tersebut, karena dapat menumbuhkan rasa kepedulian, kebersamaan, persaudaraan cinta kasih, terbinanya jiwa solidaritas sosial.
Sehingga memunculkan perasaan rasa iba dan empati, tumbuhnya semangat berbagi dan sikap kepedulian kepada fakir miskin yang dalam kondisi mengalami kelaparan atau kekurangan makanan sebagaimana dirinya mengalami kelaparan saat berpuasa.
Kemeriahan bulan ramadan bukan karena banyaknya persediaan boh roem-roem, bukan pula wanginya sambai on peugaga, juga bukan karena bercahayanya warna-warni minunan pembasah kerongkongan pada aneka kuliner.
Bulan ramadan harus benar-benar menjadi bulan peningkatan ibadah, penambah amal, meningkatnya rasa kepedulian sosial terhadap sesama dan bulan penumbuh wanginya isi syurga dan bulan penambah warna warni aktivitas kebaikan sebagai penyokong untuk penambah amal kebaikan pribadi dan keluarga kita.
Semoga kita diberikan kekuatan dan kesehatan oleh Allah SWT, untuk bisa menjalankan ibadah puasa di bulan ramadan dengan baik disertai ridha dan magfirah-Nya.
Ramadan kami rindu padamu, sucikan hati, sucikan jiwa dan bersihkan pikiran, mari kita sambut datangnya ramadan, selamat datang bulan suci ramadhan, bulan penuh berkah dan ampunan. Marhaban ya ramadhan. []
*) Penulis adalah Dosen Prodi SI, Fakultas Ilmu Komputer (Fikom) Umuslim Bireuen, anggota Fame chafter Bireuen.