Oleh: Juariah Anzib, S.Ag*)
Dalam tubuh manusia ada segumpal darah yang disebut hati atau qalbu. Gumpalan itu terletak di rongga dada sebelah kanan bersebelahan dengan jantung.
Organ tubuh terpenting ini berperan sebagai raja. Ia bertugas memimpin dan mengatur gerak jiwa dan raga manusia ke arah yang ia kehendaki. Jika ia baik, maka baiklah pemiliknya. Sebaliknya jika hati rusak, maka rusaklah jiwa dan raga pemiliknya.
Dalam pengajian rutin kaum ibu Minggu 12 Maret 2023 di Dayah Thalibul Huda Bayu Banda Aceh, Teungku Hasbi Al-Bayuni menjelaskan, suatu ketika Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abi Sa'ad RA, hati atau qalbu terdiri dari empat macam.
Pertama disebut dengan qalbu ajrad, kedua qalbu aghlaf, ketiga qalbu mankus dan yang keempat disebut qalbu mushaffah. Mari kita simak pengertian dari masing-masing qalbu tersebut.
Menurut pembahasan Tgk. Hasbi, qalbu ajrad adalah hati yang bersih tanpa noda, yaitu hati orang-orang suci, seperti para nabi dan ambiya. Hati jenis ajrad adalah hati yang dipenuhi cahaya keimanan dan ketaatan semata. Selalu berniat positif tanpa disertai pikiran negatif. Hati yang senantiasa mengingat Allah sepanjang kehidupannya dan jauh dari penyakit maksiat batin. Selalu berprasangka baik atau husnuzan kepada Allah dan sesama manusia, serta terhindar dari pikiran buruk yang disebut su'uzan. Hati ini akan membawa pemiliknya kepada ketenangan duniawi dan kebahagian ukhrawi.
Hati yang kedua disebut qalbu aghlaf, yaitu hati yang terkunci atau tertutup. Qalbu yang tidak memiliki cahaya sama sekali, gelap, hitam, serta pekat. Inilah hati yang dimiliki orang-orang kafir. Qalbu ini akan terbuka dan bercahaya jika Allah Swt berkehendak memberikan hidayah kepadanya. Allah meneranginya dengan cahaya kesucian yang menyebabkannya bersinar. Dengan begitu pemiliknya akan beriman kepada Allah, Rasul, dan dapat menerima kebaikan.
Hati yang ketiga disebut qalbu mankus, yaitu hati yang berbalik atau tidak tetap. Pemilik hati ini adalah orang-orang munafik yang mengingkari kebenaran. Hati ini memerintahkan pemiliknya untuk berbohong, berdusta, dan berkhianat. Ia pandai menyembunyikan kebusukan dengan menampakkan kebaikannya. Berpura-pura taat padahal tidak. Hati ini memiliki dua unsur sekaligus, yaitu keimanan dan kemunafikan. Ia akan saling tarik menarik, tergantung yang didominasinya.
Jenis hati yang keempat adalah qalbu mushaffah yaitu hati berlapis. Hati ini mudah terpengaruh dengan segala keadaan. Bisa dikatakan sensitif karena mudah terbawa arus. Jika diajak kepada kebaikan, dengan mudah ia dapat menemukannya. Demikian sebaliknya, ia akan mudah terjerumus dalam kehinaan karena cepat terpengaruh. Hati ini diibaratkan bagai menanam sayur, ia akan tumbuh subur jika disiram dan dirawat dengan baik. Atau, bagai luka yang akan mengalir dua hal, yaitu darah dan nanah. Jika yang mengalir darah, maka baiklah pemiliknya dan jika yang mengalir nanah, maka kotorlah pemiliknya.
Dari penjelasan hadits Rasulullah tersebut, tentunya kita dapat menilai diri masing-masing, termasuk qalbu manakah yang kita miliki? Mari bersihkan hati dari segala keburukan dan penyakit batin dengan mengingat Allah Swt sebanyak-banyaknya. Semoga kita tergolong orang-orang yang beruntung. []
*) Penulis adalah Penulis Buku Menapaki Jejak Rasulullah Dan Sahabat