Jakarta -- Pengelolaan zakat di Baitul Mal Aceh (BMA) sudah sesuai dengan misi pengelolaan zakat yang diharapkan di tingkat nasional. Program yang sumber dananya dari zakat telah dikelola dengan prinsip kolaboratif, bersinergi dengan banyak mitra dari lembaga swasta maupun pemerintah, serta mendukung misi pembangunan Aceh diantaranya pengentasan kemiskinan dan penurunan stunting. Demikian disampaikan anggota Badan BMA, Dr. Abdul Rani Usman, M.Si di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Zakat 2023, Jakarta, Selasa, (21/02/2023).
Pernyataan tersebut disampaikan sebagai respon terhadap amanat Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, pada kegiatan Rakornas yang meminta agar BAZNAS dan LAZ memiliki program kolaborasi dan sinergi, baik dalam kegiatan pengumpulan maupun penyaluran zakat. Di samping itu, Menag juga menyinggung tentang data kemiskinan ekstrim dan stunting. Dikatakan Menag, ini adalah tanggung jawab segenap pengelola ZISWAF berkolaborasi menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Pada prinsipnya, pelaksanaan program zakat di Baitul Mal Aceh sudah sejalan dengan harapan Menteri Agama. Zakat sudah kolaboratif dan diarahkan untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan dan stunting,” kata Abdul Rani.
Abdul Rani merinci, empat di antara kegiatan yang dilaksanakan BMA sepanjang tahun 2022 merupakan kegiatan pemberdayaan zakat kolaboratif. Pertama, Program Gampong Zakat Produktif (Gaz-Pro) berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong (DPMG). Kedua, program perbaikan sanitasi dan pencegahan stunting bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Unicef.
“Kemudian program wakaf produktif, bersinergi dengan Kementerian Agama. Ada juga program pemberdayaan ekonomi pesantren, berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Dayah,“ ujar Abdul Rani.
Terkait kinerja pengumpulan zakat, Abdul Rani memaparkan, capaian pengumpulan BMA pada tahun 2022 sebesar 119%. Disebutkan, target pengumpulan BMA pada tahun 2022 adalah sebesar Rp60 miliar. Sementara capaian pengumpulan adalah sebesar Rp61,7 miliar.
“BMA akan terus melakukan inovasi marketing untuk meningkatkan pengumpulan, salah satunya dengan memperbanyak literasi dan edukasi kepada masyarakat,“ sebut Abdul Rani.
Rakornas Zakat 2023 yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) mengambil tema “Menguatkan Kolaborasi dan Sinergi Program Maslahat Keagamaan Umat“, berlangsung selama tiga hari, Minggu-Selasa (19-21/02) di Pullman Jakarta, Central Park. Hadir pada kegiatan ini 300 peserta dari BAZNAS dan LAZ pusat, provinsi, kabupaten/kota, 34 Kepala Bidang Penais Zawa Kemenag, perwakilan poros zakat dan perwakilan poroz.
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Tarmizi Tohor dalam laporannya mengatakan, Rakornas bertujuan meningkatkan optimalisasi kolaborasi dan sinergi kelembagaan serta partisipasi dana sosial zakat, infak sedekah dengan program Bimbingan Masyarakat Islam.
"Goal dari kolaborasi adalah masyarakat Islam Indonesia yang taat beragama, maju, sejahtera, cerdas, dan toleran, dalam kehidupan berbangsa, dan bernegara," kata Tarmizi.
Pada kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama untuk "Kolaborasi dan Sinergi Program Maslahat Keagamaan Umat" oleh anggota Badan BMA, Abdul Rani Usman, mewakili BAZNAS se-Indonesia, bersama Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama dan Ketua Baznas RI. [Sayed M. Husen]