Pengajar di Pesantren Muamalat Solidarity Boarding School (MSBS) Jantho, Ustaz Marfiandi Syukri (Foto/Ist)
Aceh Besar -- Pengajar di Pesantren Muamalat Solidarity Boarding School (MSBS) Jantho, Ustaz Marfiandi Syukri menjadi kharib Jumat di Masjid Baital Maqdis, Gampong Seuot, Indrapuri, Jumat, (03/02/2023).
Menurut Ustaz Marfiandi, dalam kenyataan hidup tidak akan ada, bahkan mustahil akan ada orang berbuat sebodoh yang disebutkan oleh Rasulullah Saw. Sebodoh-bodohnya orang, tidak mungkin melubangi kapal yang dinaikinya sendiri, kecuali orang yang betul-betul tidak waras.
"Namun ini adalah perumpamaan yang diberikan oleh Rasulullah Saw terhadap manusia yang menjalani kehidupan. Sebenarnya perumpamaan ini lebih besar bahayanya dari sekedar orang yang naik kapal. Bila kapal dirusak bahayanya hanya di dunia, tapi bila aturan Allah yang dilanggar kapalnya bocor, bocornya bukan ke laut, tapi ke neraka," katanya.
Ketua Bidang Dakwah dan Pelatihan Dewan Dakwah Aceh Besar ini menambahkan, sudah banyak argumen yang menjelaskan tentang perkara ini, namun semua itu membuat pelaku maksiat merasa gerah, bahkan marah disertai berbagai argumen yang tidak masuk akal mereka membalasnya. Dengan dalih kebebasan, hak pribadi, jangan urusi urusan orang lain, jangan sok suci, dan lain sebagainya.
“Untuk itu, walaupun mereka tidak senang, kita harus tetap memberi peringatan, mengajak akal mereka berpikir, memberikan hujjah, dalil, dan nasihat,” ujarnya.
"Mungkin apa yang kita lakukan tidak mendatangkan hasil, paling kurang kita sudah menunaikan kewajiban untuk saling mengingatkan, yang akan kita jadikan alasan di hadapan Allah Swt kelak. Setidaknya kita sudah mengingkari dan tidak setuju dengan apa yang mereka lakukan," lanjutnya.
Ustaz Marfiandi menjelaskan, bahwa dari hadits ini bisa dipahami, sekalipun orang baik ikut terkena bencana di dunia ini bersama orang jahat, tapi di akhirat nanti mereka dipisahkan sesuai niat yang ada dalam hati masing-masing.
“Oleh sebab itu, kita tidak boleh diam terhadap kemungkaran yang nyata di hadapan mata, sekalipun para durjana kegerahan atas semua itu. Teruslah memberi peringatan, sesungguhnya peringatan itu sangat bermanfaat bagi orang beriman,” pungkas pungkas alumni Pesantren Al-Fauzul Kabir Jantho ini. [Sayed M. Husen]