Langsa - Imbas dari ratusan warga demo terkait tumpukan sampah yang menggunung di depo sampah, puluhan betor pengangkut sampah antri berjejer di ruas jalan menuju depo sampah, pasalnya sebelum sampah yang menggunung di depo diangkut ke TPA, betor dilarang warga untuk buang sampah di depo tersebut, Sabtu (17/12/2022).
Walhasil para supir betor pengangkut sampah berkumpul sembari merenungi nasib yang terasa berat akibat Dinas Lingkungan Hudup (DLH) lamban tangani tumpukan sampah di depo sampah, sehingga meresahkan warga yang melintas karena bau sampah yang menyengat.
Salah seorang supir betor sampah yang tidak menyebutkan namanya menyampaikan keluh kesahnya pada media ini juga di hadapan anggota Polsek Langsa Timur.
"Kami sudah menduga hal ini akan terjadi, seharusnya jika Kadis LH cekatan dan peduli dengan tumpukan sampah yang mengganggu, tentunya hal ini tidak akan terjadi," ujarnya.
Menurutnya, yang sudah terdata se-Kota Langsa ada 46 unit betor pengangkut sampah.
"Tugas kami mengangkut sampah dari rumah-rumah warga dan di buang ketempat yang ditunjuk oleh DLH," katanya.
"Sebagai inisiatif kami para supir betor sampah patungan satu orang 50 ribu rupiah untuk sewa alat berat untuk mengerok sampah di depo, dengan harapan tidak mengganggu warga dan sudah dua kali kami sewa alat berat," lanjutnya.
Ketika disinggung, apakah Kadis LH tahu apa yang mereka lakukan itu, lantas supir betor yang lain menjawab, bahwa Kadis LH mengetahui apa yang mereka lakukan.
"Ya pastinya tahu lah, di depo sampah juga kan ada orang Dinas Lingkungan Hidup," tandasnya.
Jika demikian, sesuai ucapan PJ. Walikota Langsa Ir. Said Mahdum Majid saat menggelar pertemuan dengan Forkopimda di Kesbangpol beberapa minggu lalu menjelaskan bahwa, jika ada kepala dinas yang tidak mampu bertugas diminta untuk dilaporkan, supaya diganti.
"Laporkan. Akan kita ganti," ujar PJ Walikota saat itu. [Roby Sinaga]