Oleh: Hamdani, SE.,MSM
"Maaf, kisah ini bukan iklan rokok, pun ada gambar rokok hanya untuk melengkapi cerita supaya terlihat lebih nyata..."
Pada Sabtu, 11 Desember 2022 saat beristirahat di sebuah warung pinggir jalan di daerah Gunung Salak, Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara usai kecelakaan sepeda yang saya alami, saya mendengar cerita ini.
"Jika masuk hutan, maka harus kita jaga pantangan-pantangan hutan, karena di hutan ada bermacam makhluk yang tak kasat mata, pun demikian binatang buas pun banyak, tapi mereka tak akan menganggu kita," kisah seorang anak muda berpostur ceking anak pemilik warung.
Ia sedang terlibat pembicaraan serius tentang pengalaman masuk hutan, dengan seorang pria yang juga warga setempat. Saya awalnya hanya menjadi pendengar budiman. Tapi terakhir, sayapun tertarik menguping pembicaraan mereka bahkan mulai ikut terlibat dalam pembicaraan itu.
Lanjut anak muda yang bahkan namanya tak sempat saya tanyakan itu.
"Saya sering masuk sendiri ke pelosok hutan, berhari-hari dan bermalam di tengah hutan sendiri, untuk mencari jernang yang berharga mahal itu," lanjut anak muda berkumis tipis itu.
"Wah, kalau sendiri masuk terlalu jauh ke dalam hutan, saya tak berani itu, terlalu berisiko," kata pria yang jadi lawan bicaranya itu.
"Sendiri masuk ke hutan? Kalau saya membayangkan saja tak berani," kata saya membatin.
"Saya takut tersesat atau beresiko terjatuh ke jurang kalau sudah terlalu dalam masuk ke hutan," lanjut si pria lawan bicara.
"Kalau tersesat tinggal nyalakan rokok Gudang Garam Merah, lalu katakan kepada penghuni gaib, jangan ganggu saya, pasti tak lama setelah itu pasti kita akan mengetahui jalan pulang," kisah anak muda ceking yang makin saya kagumi karena keberaniannya itu.
"Yang penting di hutan kita tak punya niat jahat, ular dan harimau juga akan menghindari manusia, kecuali manusia pendosa yang mencoba kabur masuk hutan karena berbuat kejahatan di kampungnya," lanjutnya lagi.
Sayapun tertarik bertanya, "kenapa harimau menghindar bertemu manusia?"
"Karena pada dasarnya harimau tak akan memangsa manusia, karena jika sudah memangsa manusia, si harimau itu tak akan mendapatkan rezeki selama 44 hari, yang akhirnya harimau pemangsa itu akan mati kelaparan. Tapi kalau manusia pendosa masuk hutan, ia akan dimangsa oleh binatang buas juga harimau," ungkap anak muda itu lagi.
"Pun ular, dia akan menghindar kalau mengendus keberadaan manusia dan melihat cahaya," lanjutnya.
Begitulah pantangan hutan, mungkin juga ini menjadi bagian dari kearifan lokal di Aceh, terkait kepercayaan. Sayapun sempat menceritakan ini di hadapan mahasiswa saya saat mengajar Mata Kuliah Etika dan Budaya Aceh.
Cuma yang belum saya mengerti, kenapa selalu yang berkaitan dengan hal-hal mistis, rokok Gudang Garam Merah harus terlibat?
Karena saat ada orang kerasukan atau kesurupan, dia juga akan minta rokok Gudang Garam Merah, demikian juga dukun, sesaat akan melakukan ritual dan praktik magisnya, ia juga mensyaratkan harus disediakan Rokok Gudang Garam Merah. Aneh.
Entah apa istimewanya dan sexynya rokok kretek ini di mata setan, sehingga makhluk tak kasat mata itu begitu demen dengan rokok ini. Bahkan diganti dengan merk yang lebih mahal pun mereka tak mau, konon lagi yang lebih murah. Ternyata setan pun demen merk.
Maaf, tulisan ini tak bermaksud mengiklankan rokok, karena untuk apa? Toh saya sendiri juga tak merokok, juga kurang suka dengan perokok.
Tulisan ini hanya mencoba mengupas tentang sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Sekadar untuk saling sharing. Sekian. []
*) Penulis adalah seorang dosen di Politeknik Negeri Lhokseumawe, pengampu Mata Kuliah Etika dan Budaya Aceh dan juga jurnalis
Disclaimer: Semua tulisan pada Rubrik SUDUT PANDANG bukanlah lah produk jurnalistik, juga tidak mewakili pandangan Redaksi Juang News. Untuk itu, setiap tulisan yang dimuat di rubrik SUDUT PANDANG itu menjadi tanggung jawab pribadi si penulis. Karena sesuai nama rubrik, semua konten dari tulisan tersebut, merupakan opini pribadi dari sudut pandang personal penulis. Demikian. []