Saya (tengah) saat menyerahkan sumbangan lintas komunitas kepada M. Amin, didamping Mukhlis (kiri) wartawan juangnews.com yang juga pasien cuci darah (Foto/ Ist)
Laporan : Hamdani
Saat saya sambangi di depan ruang tunggu obat, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Fauziah Kabupaten Bireuen Rabu, 16 Nopember 2022 sekira pukul 13.50 Wib, M. Amin terlihat terduduk lemah. Badannya kurus perutnya membuncit.
Melalui Mukhlis, yang juga wartawan media saya juangnews.com, sudah saya suruh tunggu kedatangan saya untuk menyerahkan sumbangan dari lintas komunitas.
Satu hal yang sangat menyentuh rasa saya, Mukhlis lah yang pertama mengabarkan kepada saya tentan derita M. Amin, yang juga membuat saya sangat terenyuh adalah, Mukhlis juga merupakan pasien cuci darah sudah 8 tahun.
Malu hati saya yang masih sehat ini kalau tak berinisiatif untuk membantu M. Amin yang dikabarkan terlantar di RSUD Fauziah karena kemiskinan yang mendera, tiada biaya untuk ongkos naik angkutan umum kalau harus bolak balik Jeunieb-Bireuen seminggu dua kali untuk cuci darah di RSUD Fauziah.
Sementara Mukhlis saja yang tak berdaya, karena ginjalnya sudah rusak, masih berusaha untuk menolong orang lain yang menderita, konon lagi saya. Ya Allah, mau di bawa ke mana muka ini?
Makanya beberapa hari lalu, saya berinisiatif untuk membuka donasi buat M. Amin, hampir semua WA grup yang saya ikuti saya share open donasi, dan Alhamdulillah, sambutan teman-teman luar biasa. Mereka sangat responsif mendonasi buat M. Amin, dana pun mengalir dengan deras masuk ke rekening saya, walau tak banyak, tapi tentu sangat berguna buat M. Amin. Saya yakin itu.
Sampai hari kedua open donasi, dana yang masuk sudah mencapai 3 juta Rupiah, ketika tiba-tiba muncul berita tak sedap dari sebuah media online, yang mengabarkan sisi lain dari M. Amin, yakni masalah konflik rumah tangganya.
Tapi terakhir saya sempat berdiskusi dengan Mukhlis, sudah lah, misi ini kita lanjutkan, kata saya. Karena di depan mata kita M. Amin terlihat menderita dan butuh dukungan moral dari material, kita tak perlu masuk ke wilayah konflik keluarganya, tugas kita menolong.
Tapi saya melihat, akibat pemberitaan itu, dana yang masuk mulai berkurang, mungkin orang-orang kelhilangan sisi empatinya kepada M. Amin. Ya sudah lah.
Akhirnya setelah berjalan beberapa hari, sampai pagi tadi jumlah dana yang terkumpul untuk M. Amin adalah 7.6 juta Rupiah.
Saat saya menyerahkan dana sumbangan lintas komunitas itu M. Amin terlihat sangat bahagia, dan mengucapkan terimakasih kepada penyumbang.
"Alhamdulillah kepada yang sudah menyumbang kepada saya, mudah-mudahan mudah rezeki," ujar M. Amin.
Melihat kondisinya yang memprihatinkan, lemah dan perut membuncit, saya tanyakan, mau di bawa ke mana uang sejumlah itu?
M. Amin mengatakan, untuk saat ini dia tak banyak kebutuhan selain untuk makan.
"Apakah tak ada keinginan untuk menyewa gubuk di seputaran rumah sakit?" Tanya saya.
"Tidak mungkin saya tinggal sendiri, kadang-kadang tengah malah saya sesak atau saya menghadap Ilahi, tak ada yang melihat saya," ujarnya bernada sendu.
"Baiklah, mudah-mudahan sedekah orang ini bisa dimanfaatkan sehemat mungkin, Insya Allah berkah," ingat saya.
Usai menyerahkan dana itu, sayapun bergegas pergi, tugas saya sudah usai, menyampaikan amanah dari keluarga besar media online juangnews.com, GMM Bike Community, dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe, dosen Uniki, WAG Geh Goh, WAG The Light From Pasee, Alumni SMPN 1 Matangglumpangdua, Alumni SMAN 2 Peusangan, WAG Wartawan Bireuen dan Mitra.
Selanjutnya WAG ICMI Bireuen, WAG KONI Bireuen, WAG Goweser Aceh Sumut, dan berbagai pihak yang mungkin terlupa saya sebutkan, baik personal maupun lembaga. []