Oleh: Hamdani, SE.,MSM
Berawal dari berita nasib malang M. Amin (50) yang dikirim oleh salah seorang wartawan saya Mukhlis ke meja redaksi juangnews.com, M. Amin yang merupakan warga Jeunieb, Kabupaten Bireuen ini adalah seorang pasien gagal ginjal kronis yang harus cuci darah rutin di RSUD Fauziah Bireuen.
Nasibnya tak baik-baik saja, berdasarkan pengakuannya, bahtera rumah tangganya pun oleng akibat penyakit yang mendera. Akhirnya, karena ketiadaan biaya, pria paruh baya ini memilih menggelandang di RSUD Fauziah Bireuen.
"Saya tak ada ongkos untuk bolak balik Jeunib - Bireuen, apalagi istri sudah tak mau lagi dengan saya. Maka saya putuskan saja bermalam di musala rumah sakit ini, sambil menunggu giliran cuci darah," aku M. Amin dengan nada memelas.
"Saya berharap Pak Bupati, Pak Dewan, atau dermawan ada yang sudi membantu saya, saya butuh tempat tinggal walaupun gubuk," lanjutnya dengan suara bergetar kepada Mukhlis yang Subhanallah juga merupakan pasien cuci darah.
Terkait pengakuan M. Amin masalah biduk rumah tangganya, mungkin tak sepenuhnya benar, karena tak lama kemudian, ada seseorang yang menelpon saya, membantah hal tersebut, "Tak benar begitu juga, bukan keluarganya tak menerima dia," demikian ia bertutur pada saya.
Ya walau begitu, terserahlah, saya melihat kenyataan yang begitu tragis di depan mata. Harus ditolong. Walau mungkin masalah konflik keluarga ada yang tak benar diceritakan M. Amin, karena setiap orang tentu akan membenarkan dirinya sendiri. Terserah dia.
Begitulah, karena tersentuh rasa saya akan cerita tersebut, secara spontanitas saya berinisiatif membuka open donasi buat M. Amin di serata WAG yang saya ikuti.
Alhamdulillah, Subhanallah, tak butuh waktu lama, dana yang terkumpul sudah mencapai Rp5 juta lebih (sampai tulisan ini saya tulis). Amazing! Ini luar biasa menurut saya, karena ternyata masih banyak sekali orang-orang dermawan di sekitar kita.
Walaupun demikian, ada juga penjahat yang mengintai, begini ceritanya:
Saat sedang sibuk-sibuknya saya merekap data masuk terkait bukti transfer, ada dua bukti transfer yang ganjil dari nomor yang aneh dengan gaya komunikasi yang tak umum, dengan jumlah transferan yang lumayan banyak untuk sumbangan. Tapi anehnya, waktu saya cek di mutasi mobile banking saya, dana itu tak ada, alias fiktif. Ini apa maksudnya?
Makanya saya langsung blokir nomor tak jelas itu. Apalagi saya sudah sangat berhati-hati dengan segala jenis penipuan di dunia maya, karena saya sendiri adalah korban penipuan, karena kartu pembiayaan saya pernah berhasil dibobol akibat keluguan saya (mungkin). Atau saya dihipnotis?
Begitulah kehidupan, ada banyak orang baik, juga tak sedikit juga yang jahat. Itulah fenomena kehidupan. Buat saudaraku M. Amin, tenanglah, Allah SWT sayang Anda. Tunggu saya akan mengantar bantuan itu untuk Anda. Insya Allah Rabu, 16 Nopember 2022 mendatang saya akan sambangi Anda di RSUD Fauziah. Sambil menunggu mungkin juga masih ada yang berkenan berdonasi. Amin. []
*) Penulis adalah jurnalis yang juga juga berkhidmat sebagai dosen pengampu Mata Kuliah Etika dan Budaya Aceh di Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Perhatian: Semua tulisan pada Rubrik SUDUT PANDANG bukanlah lah produk jurnalistik, juga tidak mewakili pandangan Redaksi Juang News. Untuk itu, setiap tulisan yang dimuat di rubrik SUDUT PANDANG itu menjadi tanggung jawab pribadi si penulis. Karena sesuai nama rubrik, semua konten dari tulisan tersebut, merupakan opini pribadi dari sudut pandang personal penulis. Demikian. []