Ini merupakan cerita pengalaman Qurrata Ayun (19) mahasiswi Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan, Kabupaten Bireuen meraih juara di Nagoya Gakuin University (NGU) Jepang.
Qurrata Ayun beralamat di Aceh Utara sebelum menempuh pendidikan tinggi di Umuslim, dia adalah mondok di Pesantren Modern Misbahul Ulum (PMMU) Paloh sebagai santriwati. Saat ini Quratta Ayun duduk di Semester V sebagai mahasiswi Prodi PGSD FKIP, Umuslim Peusangan, Kabupaten Bireuen.
Sejak bulan Mei 2022, bersama dua kawan yang lain yaitu Raihan Hayati Prodi PGSD dan Amelia Rizkiani dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP, Umuslim Peusangan, Kabupaten Bireuen berada di Negeri Sakura Jepang dalam rangka mengikuti kegiatan Pertukaran Mahasiswa (Student Exchange) di NGU Japan.
Keberadaan mereka di Jepang dalam rangka implementasi pertukaran mahasiswa karena adanya kerjasama yang telah ditandatangani Umuslim Peusangan Bireuen dengan NGU Jepang.
Berkat kerjasama tersebut, selama di Jepang peserta Student Exchange bisa kuliah di NGU Jepang selama satu tahun, biaya kuliah dan apartemen penginapan gratis karena adanya kerja sama itu.
"Selain itu hasil belajar mahasiswa selama belajar di NGU Jepang akan disetarakan nilai kreditnya atau transfer Kredit Internasional dengan mata kuliah di kampus sendiri, hal ini sebagai bagian dari program merdeka belajar Kampus Merdeka (MBKM), jelas Rektor Umuslim," Dr. Marwan, M Pd pada juangnews.com Senin, 28 Nopember 2022).
"Transfer Kredit Internasional dalam upaya menguatkan dan menambah kompetensi melalui program studi lain atau perguruan tinggi lain di luar negeri untuk mempersiapkan mahasiswa dengan kompetensi global," tambah Marwan.
Pada media ini mahasiswa yang mengikuti pertukaran mahasiswa di NGU Jepang, menceritakan pengalaman mereka mengikuti lomba pidato bahasa Jepang di NGU Jepang dan berhasil meraih juara dua.
Sebelum mengikuti lomba mereka melakukan proses seleksi berkas, mulai dari menulis berkas pendaftaran hingga mengirim video pidato untuk keperluan seleksi lomba tersebut.
Kegiatan lomba yang dilaksanakan oleh NGU Jepang tersebut, merupakan kegiatan tahunan dilaksanakan setiap tahun, bertujuan guna mempererat hubungan mahasiswa asing dengan mahasiswa NGU dari Jepang, selain itu untuk meningkatkan kompetisi dan kemampuan berbahasa antara mahasiswa asing berbicara di depan publik.
Pada perlombaan ini ada beberapa bahasa yang diperlombakan seperti bahasa Inggris, Jepang, China, dan Korea.Setiap mahasiswa asing yang kuliah di NGU diwajibkan mengikuti perlombaan ini dengan menggunakan bahasa Jepang, dengan tema yang diarahkan panitia.
Peserta lomba jumlahnya ratusan mahasiswa yang berasal dari berbagai negara, seperti Amerika, China, Taiwan, Korea, Kanada, Thailand, Indonesia dan dari negara Jazirah Arab.
"Ini merupakan pengalaman saya yang pertama kalinya mengikuti lomba pidato dengan Bahasa Jepang, sebelumnya saya juga pernah mengikuti beberapa lomba pidato dalam Bahasa Indonesia dan Inggris.
Tetapi kali ini sangat berbeda untuk saya karena harus melakukannya dalam bahasa Jepang, padahal belajar bahasa Jepang pun baru saja saya lakukan, saat awal persiapan mengikuti program pertukaarn mahasiswa ini," cerita Qurrata Ayun.
Lanjut Quratta Ayun, hal ini berbeda dengan teman-teman Internasional lainnya, mereka sudah belajar sedikitnya dua tahun hingga tujuh tahun, "tetapi itu tidak menurunkan semangat saya untuk ikut berpatisipasi dalam event tersebut," ujarnya.
"Yang penting saat mau ikut lomba kita harus percaya diri dan optimis bisa kita lakukan, untuk mengatasi dan mencapai hal itu tentunya kita juga harus melakukan persiapan dan belajar semaksimal mungkin.
Saat mengikuti lomba tersebut, saya memilih judul pidato “Pentingnya Berpikir Positif”. Terangnya.
Judul tersebut kata Qurratun Ayun, terinspirasi dari kisah nasihat salah seorang dosennya di Umuslim, saat dia mengikuti lomba pidato untuk seleksi MTQ nasional di Umuslim beberapa waktu lalu.
"Karena sudah adanya inspirasi tentang judul pidato maka, saya memutuskan untuk memulai dengan persiapan, dimulai dari pembuatan pidato dengan menuliskan teks pidato dan memberanikan untuk tampil dalam lomba tersebut," tuturnya.
"Karena baru pertama tampil di depan mahasiswa yang berasal dari sejumlah negara, dengan kondisi setengah gugup, saya mencoba menenangkan pikiran dan tampil percaya diri, sambil mengingatkan beberapa nasehat yang pernah disampaiakan dosen, saat mengikuti lomba di Umuslim," ungkapnya.
Lanjutnya, saat itu dosen tersebut memberitahukan kepada mereka peserta seleksi MTQ bahwa saat berpidato di depan banyak orang, maka apapun teks yang dibawakan, kita harus membawakan cerita tersebut seolah-olah itu cerita kita sendiri yang mengalaminya.
Dengan mendalami hal tersebut maka kita akan dengan mudah mengekspresikannya dan bercerita tentang apa yang kita fikirkan, sehingga akan sangat berpengaruh pada perbuatan bahkan kesehatan kita.
"Teringat petuah tersebut saya mencoba untuk percaya diri dan berdiri untuk berpidato di depan banyak orang,” ujarnya.
Saat persiapan setelah melakukan seleksi berkas, dari seratusan yang mendaftar yang terpilih untuk tampil hanya dipersilahkan untuk lima orang dan dirinya juga termasuk salah satu dari mereka.
Setelah mengikuti selesksi berkas yang dimulai pada dari awal bulan Oktober dengan batas waktu pengiriman berkas pendaftaran (berupa form pendftaran lomba dan video Japanese speech contest) pada 8 Oktober, proses seleksinya dilakukan screening video terbaik dan akhirnya menerima pengumuman bahwa siswa international yang lolos final yaitu Raihan Hayati, Qurrata Ayyun,, Amelia Rizkiani yang ketiganya berasal dari Umuslim Indonesia. Kemudian ada Mariz Quino Martinez dari Kanada dan Jindajiraphat Khanayod dari Thailand.
"Setelah diberikan kesempatan untuk tampil saya segera melakukan persiapan agar bisa tampil semaksimal mungkin, saat hari “ H” dimana kami semua harus tampil," tuturnya.
"Alhamdulillah saya dan teman yang lain berhasil tampil dengan kondisi terbaik sesuai kemampuan kami masing-masing, artinya saya tampil tanpa halangan dan kendala di atas pangung," lanjutnya.
Lanjutnya lagi, kegiatan lomba final dilaksanakan di Community Link di Taiho Kampus NGU pada Selasa, 22 November 2022 lalu. Juri perlombaan adalah juri lomba tiga orang, dua merupakan sensei Bahasa Jepang kelas International dan satu lagi merupakan sensei Bahasa Jepang Universitas NGU.
"Saya bersyukur, walaupun baru pertama tampil berpidato dalam Bahasa Jepang di hadapan mahasiswa luar negeri, kemampuan public speaking yang sangat kurang ditambah dekorasi panggung yang sangat bagus di NGU Jepang, teryata penampilan saya mendapat respon positif dari juri dan beberapa penonton," terangnya.
Menurut Qurratu Ayun, respon positif bukan hanya dalam hal penampilan dan sikap percaya diri, tetapi juga tentang isi dan cerita dari pidato dirinya juga sangat membuat tertarik semua orang.
"Saat pengumuman pemenang saya diumumkan meraih juara 2 dalam pidato Bahasa Jepang program Japanese Speech Contest NGU Jepang tahun 2022, Alhamdulillah," pungkasnya.
Adapun hasil lengkap perlombaan pidato Bahasa Jepang Juara 1 diraih oleh Jindajiraphat Khanayod dari Thailand, juara 2 diaraih Qurrata Ayyun dan juara 3 oleh Raihan Hayati.
Penyerahan sertifikat dilakukan langsung oleh Profesor Seichi Sugawa sensei yang merupakan Kepala Kantor International NGU
"Itulah sekilas cerita pengalaman saya mengikuti program Japanese Speech Contest lomba pidato bahasa Jepang, dan berhasil meraih juara dua, menurut saya kemampuan public speaking merupakan hal yang sangat penting yang harus dikuasai milenial sekarang, karena dapat meningkatkan skill komunikasi yang baik dan salah satu skill yang sangat dibutuhkan di era modern saat ini," tutupnya. [Zulkifli]