Banda Aceh - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Aceh bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan Bireuen mengelar kegiatan forum dialog penguatan demokrasi Indonesia di daerah, berlangsung Ruang Rapat Kampus Ampon Chiek Peusangan Umuslim, pada Selasa (23/11/2022).
Menurut Kepala Bidang Politik Dalam Negeri Badan Kesbangpol Provinsi Aceh Drs.Arsyi, M.Si, kegiatan tersebut mengusung tema, "Penguatan Indek Demokrasi Indonesia Provinsi Aceh Sebagai Salah Satu Langkah Mencegah Intoleransi".
Menurutnya tujuan kegiatan Forum Dialog untuk menyampaikan potret pengukuran Indek Demokrasi Indonesia (IDI) baru, serta menyosialisasikan capaian IDI Provinsi Aceh tahun 2021, agar dapat dipahami masyarakat lingkungan kampus pada khususnya dalam upaya mempertahankan capaian IDI tersebut di tahun mendatang.
"Alhamdulillah capaian Indek Demokrasi Indonesia Provinsi Aceh tahun 2021, berada pada ketegori tinggi 80.09 atau urutan 6 secara nasional atau urutan 1 untuk Sumatera," jelas Arsyi.
“Untuk itu saya mengajak sivitas akademika untuk berdiskusi tentang bagaimana menjaga capaian ini, serta penguatan capaian Indek Demokrasi Indonesia di Aceh serta langkah langkah sosialisasi kepada masyarakat, stakholde,” ajak Arsyi.
Kemudian pada kesempatan tersebut Arsyi juga mengajak peserta FGD dalam rangka menyambut Pemilu 2024 perlu memperkuat prinsip toleransi, menurutnya boleh beda pilihan tapi Bhinneka Tunggal Ika harus dirawat.
Dekan Fisip Umuslim Rahmad S.Sos., M.AP, pada kesempatan tersebut mengucapkan terima kasih kepada Kesbangpol Aceh yang telah memilih Fisip Umuslim sebagai mitra dalam kegiatan FGD ini.
"Saya berharap kegiatan kemitraan ini bisa terus berlanjut dalam program-program lain di masa yang akan datang," harap Rahmad.
Pemateri pada FGD tersebut, juga melibatkan salah seorang dosen Fisip Umuslim, yakni Fauzi, S.IP., MA, yang menyampaikan materi dengan judul "Pemilu Serentak Damai: Mengawal Bhinneka Mencegah Intoleransi".
"Saya berharap agar kita selalu meningkatkan semangat toleransi, tidak terlalu cepat percaya berita hoax dan viral, kedepankan penguatan pemahaman literasi, saring informasi, Infiltrasi media dan jangan mudah terprovokasi," tutupnya. [Zulkifli]