Aceh Singkil - Keluhan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di tingkat pedagang pengecer, membuat sejumlah masyarakat Kecamatan Kota Baharu, Aceh Singkil, merasa keberatan dengan harga minyak yang relatif mahal. Hal ini diungkapkan salah seorang warga setempat Rayali Lingga Senin, (10/10/2022) kepada wartawan juangnews.com.
"Mahalnya harga minyak bahan bakar di tingkat pedagang pengecer, kami beli per liter mulai dari 15 ribu Rupiah sampai 17 ribu Rupiah," ucap Rayali.
Sambung Rayali, kendati harga mahal, harus dibeli, lantaran sangat dibutuhkan untuk aktivitas keseharian bekerja.
Lanjut, Rayali, dengan kenaikan harga BBM ini di tingkat pedagang pengecer dapat menjadi perhatian Pemerintah Daerah Aceh Singkil, agar dapat menertibkan dan menstabilkan.
"Tentunya, dengan harga BBM mahal ini, jadi perhatian Pemerintah Aceh Singkil dan pejabat berwenang, agar selalu melakukan kontrol di pedagang eceran, supaya harga tidak terlalu memberatkan, walau Pemerintah Pusat sudah menaikkan BBM subsidi," ujarnya.
Tambahnya, bila perlu Pemerintah Daerah Aceh Singkil, lakukan pendataan terhadap pedagang pengecer BBM dengan diberi kartu atau semacam surat jatah penjualan jerigen dengan menunjukkan ke penjual BBM SPBU Pertamina agar menghindari dugaan permainan penjual BBM Pertamina dengan pembeli pedagang pengecer liter.
Di sisi lain, seorang pedagang eceran yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, naiknya harga BBM yang mereka jual diswbabkan sulitnya mendapatkan BBM di SPBU Pertamina dengan jerigen. Menurutnya, terkadang harus melakukan berbagai cara untuk mendapatkan BBM, seperti memperbesar tangki kendaraan bermotor atau dengan tangki mobil.
"Sebab itulah kami menaikkan, kalau memang mudah membelinya dengan jerigen, otomatis harga pasti stabil, lantaran usaha kami pun kecil-kecilan, terkecuali kami menumpuk atau dengan menimbun banyak BBM itu jelas salah," ujarnya. [Khairi]