Hamdani, SE.,M.S.M *)
Jika ada yang mengatakan pada saya, "bahwa saya tak ada kepentingan."
Maka menurut saya, itu hanya omong kosong, retorika ngawur yang coba dibentuk. Kenapa demikian? Karena menurut saya, tak ada orang yang tidak ada kepentingan. Makan minum saja tak terlepas dari kepentingan untuk bisa terus bernafas.
Jadi omong kosong kalau mengatakan tak ada kepentingan. Kecuali Anda adalah mayat, yang sudah tidak berkebutuhan duniawi lagi. Selain itu, semua berkepentingan.
Makanya saya pikir, kok banyak sekali orang-orang lucu bin aneh di muka bumi yang selalu koar-koar dirinya tidak ada kepentingan.
Pengakuan seperti ini kadang kerap menghiasi mulut politisi dan juga orang-orang di lingkarannya. Supaya (mungkin) orang-orang (baca: awam) terpesona dengan bualannya.
Tapi di profesi lain juga kerap ditemui orang yang suka beretorika kosong, penuh bual tanpa malu pada diri sendiri.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang saya baca, arti kepentingan adalah: keperluan; kebutuhan. Contoh: mendahulukan kepentingan umum.
Sementara kalau kepentingan pribadi, yaitu keinginan/kebutuhan pejabat/pegawai mengenai suatu hal yang bersifat pribadi. Penyalahgunaan wewenang, yaitu pejabat/pegawai membuat keputusan atau tindakan yang tidak sesuai dengan tujuan atau melampaui batas-batas pemberian wewenang yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan.
Memaknai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepenting (umum) adalah kondisi di mana seseorang lebih mengutamakan kepentingan orang lain.
Sedangkan kepantingan (pribadi) lebih kepada upaya pemenuhan kebutuhan yang lebih bersifat personal.
Begitulah, makanya semua kita ini punya kepentingan. Saya dan Anda serta kita semua, cuma kepentingannya beda-beda sesuai kebutuhan dan kapasitas pribadi masing-masing.
Yang penting dalam hidup kita jangan suka memakai "kacamata kuda." Istilah kacamata kuda sering di pakai untuk menggambarkan perilaku orang yang egois yang bertindak tanpa melihat kanan kiri yang penting tujuannya tercapai tidak peduli walaupun orang disekitarnya menderita. Saya percaya Anda tidak demikian. Mudah-mudahan.
Jadi, mari kita pakai kacamata biasa saja buat gaya-gaya, jangan pakai kacamata kuda. Mari.
Narasi dalam naskah ini merupakan pandangan pribadi dari SUDUT PANDANG personal, tak ada hubungannya dengan pekerjaan dan profesi penulis. Jika salah, maka itu merupakan kelemahan ilmu dari penulis, jika benar, maka itu adalah hikmah dari pemilik semesta. Tak ada maksud menggurui siapapun. Demikian. Wassalam. []
*) Penulis adalah jurnalis yang juga berkhidmat sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi.
Perhatian: Semua tulisan pada Rubrik SUDUT PANDANG bukanlah lah produk jurnalistik, juga tidak mewakili pandangan Redaksi Juang News. Untuk itu, setiap tulisan yang dimuat di rubrik SUDUT PANDANG itu menjadi tanggung jawab pribadi si penulis. Karena sesuai nama rubrik, semua konten dari tulisan tersebut, merupakan opini pribadi dari sudut pandang personal penulis. Demikian. []