Oleh : Hamdani, S.E.,M.S.M
Tiga hari lalu, saya memakai baju hitam, yang didepannya ada huruf besar yang menonjol tulisan HRD. Lalu, banyak yang bertanya melalui aplikasi perpesanan.
"Pu ka keunan? (Apa sudah ke situ?)"
Maksud yang menanyakan saya paham, mereka mengira saya ada keberpihakan dan dukungan yang mengarah. Terserah.
Tapi begitulah, terkadang kita begitu alergi, begitu takut berbeda. Bahkan takut pada bayangan sendiri. Takut berbeda pilihan, berbeda pandangan politik. Ini saya rasa merupakan ciri belum dewasa dalam berpolitik.
Padahal sudah saya bilang, harusnya berdemokrasi itu harus happy, perbedaan adalah rahmat. Demokrasi itu adalah kebebasan, harus dirindukan.
Akhirnya untuk mengakhiri polemik, menghindari distorsi, juga salah persepsi. Hari ini saya memutuskan untuk pakai baju putih. Apakah ini upaya untuk menyenangkan semua pihak? Tentu juga tidak. Suka-suka saya aja.
Padahal saat saya pakai baju hitam itu, sudah saya jelaskan, bahwa itu hanya jargon penyemangat, bukan menunjukkan arah politik ke identitas tertentu. Walaupun iya, sebenarnya saya tak peduli dengan pendapat orang lain ke saya.
Saya punya sikap, saya punya prinsip, saya orang merdeka. Cuma karena kapasitas saya, maka saya harus menjaga sikap netral dan saya berusaha untuk tetap netral. Itu adalah komitmen. Maka saya ada di mana-mana, tapi tak ke mana-mana.
Sudah saatnya tak alergi kepada yang berbeda, Pilkada juga masih lama, tapi tingkat resistensi sangat masif dan sangat terasa. Terutama pada tim sukses kubu calon.
Tahapan belum dimulai, mereka sudah mulai menembakkan peluru. Saya takutnya, pas saat pertempuran yang sebenarnya, logistik peluru sudah habis. Lalu semua pada konyol.
Tapi mudah-mudahan tidak demikian. Karena itu, penting sekali buat tokoh-tokoh yang ingin mencalonkan diri, supaya mengedukasi para timsesnya terlebih dahulu. Bahwa berdemokrasi lah secara happy.
Kalau siap bertanding, maka harus siap kalah. Jangan nanti sudah kalah, uring-uringan. Mari kita happy, saya juga happy dengan baju putih ini. Mari. []
*) Penulis adalah jurnalis yang juga berkhidmat sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi.
Perhatian: Semua tulisan pada Rubrik SUDUT PANDANG bukanlah lah produk jurnalistik, juga tidak mewakili pandangan Redaksi Juang News. Untuk itu, setiap tulisan yang dimuat di rubrik SUDUT PANDANG itu menjadi tanggung jawab pribadi si penulis. Karena sesuai nama rubrik, semua konten dari tulisan tersebut, merupakan opini pribadi dari sudut pandang personal penulis. Demikian. []