Guru MI Gugus Bireuen sedang mengikuti Workshop Penyusunan Bahan Ajar Kurikulum Merdeka (Foto/Najib Zakaria)
Bireuen - Seiring penerapan Kurikulum Merdeka, puluhan guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) Gugus Bireuen, Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bireuen diajari cara menyusun bahan mengajar sesuai kurikulum merdeka.
Ketua KKG MI Gugus Bireuen, Ferdinal, S.Pd pada media ini Rabu, (05/10/2022) menyebutkan, kegiatan itu berlangsung 1-5 Oktober 2022.
"Hari ini merupakan hari kedua workshop, hari ini di MIN 44 Bireuen, sedangkan pada Sabtu lalu di MIN 49 Bireuen," kata Ferdinal didampingi Ketua Panitia Wanjaya Koara,S.Pd.I dan Sekretaris Panitia Nurliana S.Pd.
Kemudian kata Ferdi, workshop akan dilanjutkan di MIN 4 Bireuen dan di MIN 50 Bireuen. Ia melanjutkan, kegiatan ini merupakan program dari KKG Gugus Bireuen dengan tujuan untuk mendukung pengembangan kegiatan belajar mengajar dalam era menyambut kurikulum merdeka serta membentuk SDM pendidik yang berkualitas dan hebat serta bermartabat.
Adapun pemateri workshop, yaitu Ferdinal, S.Pd ketua KKG yang juga guru MIN 44 Bireuen serta Maulizar, M.Pd instruktur AKMI yang juga guru MIN 18 Bireuen.
Dalam workshop tersebut peserta menerima materi-materi, Karakteristik dan Struktur Kurikulum Merdeka, Analisa Capaian Pembelajaran (CP), Rumusan Alur dan Tujuan Pembelajaran, Desain Modul ajar, Desai Modul Proyek dan Simulasi P5.
Ferdinal menjelaskan yang dimaksud dengan Bahan Ajar adalah pedoman yang digunakan untuk pengajaran dalam suatu cabang ilmu.
"Dimana dengan perkembangan teknologi saat ini banyak sekali berupa e-book, buku PDF, system tutor online dan kuliah lewat video," katanya.
Dalam pembuatan bahan ajar ini, katanya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya bahan ajar sebagai sarana pengantar ilmu pengetahuan yang dibuat dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh berbagai tingkat usia, dibuat dengan ilustrasi untuk memperjelas konsep yang dituliskan dalam bahan ajar, dan tersedia soal latihan sebagai sarana evaluasi maupun uji bagi guru dan kepala madrasah.
Terkait dengan materi bahan ajar perlu dipahami diawal bahwa modul ajar itu berbeda dengan buku yang pada umumnya bersifat sebagai informasi sedangkan modul lebih pada memuat petunjuk langkah-langkah untuk penggunaan yang sifatnya sudah siap untuk diterapkan atau ready to use.
"Modul ajar tidak bisa dipisahkan dari kurikulum suatu program, karena modul ajar itu sendiri merupakan bagian dari kurikulum itu sendiri yang tak dapat dipisah-pisah, demikian juga dengan perumusan ATP. Tujuan dari penulisan sebuah ATP dan modul ajar atau Proyek ini adalah untuk menerjemahkan kurikulum menjadi uraian dari proses yang lebih operasional," kata Ferdinal.
Selanjutnya, kata dia, dari setiap modul ajar yang dibuat diharapkan dapat mencakup dalam tiga ranah pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diharapkan yaitu kompetensi teori, kompetensi pratek dan kompetensi umum. Selain itu juga, secara teknis dalam penulisan modul ajar ini pertama perlu dibuat kurrikulum mapping dan metode yang digunakan
“Perlu diingat bahwa madrasah-madrasah dalam ruang lingkup Gugus Bireuen ini untuk segera menyiapkan kurikulum operasional madrasah sesuai juknis yang berlaku dengan perencanan pembelajaran yang terstruktur dan pemberian tugas yang harus mengacu pada capaian pembelajaran kognitif, psikomotorik dan afektif serta evaluasi yang berkeadilan," tandas Ferdinal.
Ketua panitia Wanjaya Koara, S.Pd.I saat mengawali materi berharap peserta mengikuti workshop dengan serius.
Ia mengatakan, guru harus semakin memahami dan menguasai bagaimana menganalisa CP yang nantinya akan dituangkan dalam Alur dan Tujuan Pembelajaran
Kegiatan workshop ini katanya,.sebagai langkah awal untuk bisa mendesain modul ajar dan modul proyek yang baik sesuai dengan karakteristik Madrasah masing masing serta menurut bakat dan minat peserta didik.
"Produk yang dihasilkan dalam kegiatan ini akan menjadi pilot project dan role model bagi seluruh guru dan madrasah dalam Kemenag Kabupaten Bireuen khususnya dan madrasah di Aceh pada umumnya," katanya.
Selain itu juga kegiatan penyusunan bahan ajar ini juga sebenarnya mendukung program Kementerian Agama Kabupaten Bireuen dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka di madrasah.
Seorang peserta Qathratun Nada, S.Pd pada media ini mengatakan, ia meinginkan, usai mengikuti workshop bisa membuat modul ajar dalam rangka pembelajaran berdiferensiasi serta mendapatkan kesempatan dan pendampingan belajar lanjutan. [Najib Zakaria]