Ayi Jufridar, M.S.M saat menjadi narasumber Media Working Group yang dilaksanakan Bawaslu Bireuen (Foto/Hamdani)
Bireuen - Ayi Jufridar, M.S.M yang menjadi narasumber dalam Media Working Group yang dilaksanakan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Bireuen pada Jumat, (07/10/2022) menegaskan bahwa tak ada demokrasi tanpa pers.
"Pers adalah merupakan pilar demokrasi keempat setelah eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Mengapa jadi pilar demokrasi? Karena pers menjadi kekuatan penyeimbang terhadap kekuasaan, politik, dan hukum," kata Ahli Pers ini.
"Tidak ada demokrasi tanpa pers!" tegas Ayi.
Untuk itu, menurut Ayi, wartawan harus lebih mengerti tentang isu-isu Pemilu.
"Hoax sangat sulit dibendung, terutama yang sangat masif di medsos. Oleh sebab itu, pegiat medsos bisa digugat dengan UU-ITE, termasuk wartawan juga pernah terjerat UU-ITE seperti di Bireuen beberapa waktu lalu," ungkap Ayi dalam materi yang disampaikan, yaitu Media Massa dan Penguatan Pengawasan Partisipatif.
Media Working Group yang digelar Bawaslu Bireuen itu menghadirkan wartawan liputan Bireuen yang bergabung dalam beberapa organisasi pers. Dengan tema, Peran Media dalam Menangkal Hoax pada Pemilu Serentak 2024.
Ketua Bawaslu Bireuen, Wildan Zaki bahwa mulai tahun ini tahapan Pemilu sudah dimulai, sekarang sudah sampai pada tahapan verifikasi Partai Politik.
"Sebagai langkah pencegahan dan antisipasi kita, maka dasar pada pemikiran itu, maka kami buat acara ini untuk mengundang rekan-rekan media melalui organisasi wartawan," kata alumni Universitas Malikussaleh.
Menurut Wildan, salah satu pelanggaran yang paling berpotensi dalam pelanggaran Pemilu adalah penyebaran berita-berita bohong (hoax). Terutama sangat meningkat menjelang Pemilu. "Untuk itu harus kita antisipasi, karena hoax bisa memancing kondflik di masyarakat," ujar Wildan.
"Hal ini karena masyarakat cepat sekali menyebarkan informasi hoax di media sosial. Kalau tidak kita antisipasi akan semakin cepat hoax tersebar," lanjutnya.
Menurut Wildan, jangan sampai gara-gara Pemilu malah muncul konflik. Karena harapan awal Pemilu adalah dalam rangka pesta demokrasi untuk memilih pemimpin.
"Untuk itu, Bawaslu menyadari tak bisa bekerja sendiri untuk mencegah hoax pada Pemilu 2024, untuk itu maka kami ajak wartawan untuk bekerjasama mencegah hoax untuk menghindari konflik di masyarakat," pungkas Wildan.
Pantauan media ini, kegiatan ini diikuti oleh beberapa organisasi pers di Kabupaten Bireuen seperti PWI, AJI, PWA, PJIDN, Komnas WI, dan lain-lain. [Hamdani]