Lhokseumawe - Penjabat Walikota Lhokseunawe, Dr Drs Imran ,M.Si,MA.Cd meminta agar Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Aceh (Disbudpar) bisa menggelar kegiatan seni budaya dengan even lebih besar di Kota Lhokseumawe.
Permintaan itu disampaikan PJ Walikota saat memberikan sambutan pada acara Gelar Temu Tokoh Seudati Aceh, yang berlangsung di Museum Kota Lhokseumawe, Selasa malam, (06/09/2022) yang dilaksanakan oleh Disbudpar Aceh.
"Saya mendukung sepenuhnya temu tokoh Seudati Aceh di Kota Lhokseumawe dan mengharapkan kepada Disbudpardapat menggelar even seni budaya yang lebih besar di Kota Lhokseumawe," ujarnya.
Pertemuan tokoh Seudati di Kota Lhokseumawe sebuah momentum yang sangat bagus, agar seni budaya ini dapat diwariskan kepada generasi muda dan bisa melahirkan talenta talenta generasi muda yang menguasai bidang seni budaya.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh melalui bidang Sejarah dan Nilai Budaya menggelar temu tokoh seudati Aceh, Selasa, (06/09/2022) di Hotel Rajawali Kota Lhokseumawe.
Seudati sendiri merupakan salah satu kesenian yang masuk dalam warisan budaya nasional pada tahun 2014, suatu kebanggan bagi pemerintah Aceh kususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Sejarah dan Nilai Budaya Evi Mayasari saat memberikan sambutan pada pembukaan acara temu tokoh seudati.
“Seudati ini hampir terancam punah, jika kita tidak memperhatikan dari tingkat syehnya saja akan sulit untuk diregenarisakan, memerlukan keahlian dalam menciptakan syair-syair yang indah,” ungkap Evi.
Melalui temu tokoh seudati ini, setidaknya kesenian seudati bisa diterima oleh seluruh kalangan masyarakat dan lapisan umur, tidak hanya dinikmati oleh orang tua saja.
“Disbudpar Aceh memiliki empat tugas untuk melestrikan seudati, meliputi melindungi, melakukan pembinaan, pengembangan dan pemanfaatan. Selama ini branding seudati yang muncul di lapisan masyarakat hanya diminati oleh usia 45 tahun keatas,” jelas Evi.
Kadisbudpar Aceh Almuniza Kamal secara terpisah menyampaikan, suatu kebanggaan bagi Disbudpar Aceh bisa mengundang seluruh tokoh seudati dari seluruh Acleh dengan harapan kedepannya ada standar operasional prosedur (SOP) bagi pelaksanaan seudati di masa yang akan datang.
“Mari kita terus begerak dalam melestarikan budaya yang diwariskan kepada Aceh dan seluruh stakeholder untuk menjaga warisan budaya ini agar tidak punah nantinya,” ungkap Almuniza.
Ragam Khazanah Budaya Ditampilkan temu tokoh seudati yang berlangsung sejak pagi hingga malam hari dimeriahkan dengan berbagai penampilan tarian Aceh yang menarik antusiasme masyarakat yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Lebih lanjut PJ Wali Kota Lhokseumawe, Imran menyebutkan, temu tokoh-tokoh seniman seudati se-Aceh di Lhokseumawe ini merupakan momen yang sangat bagus, sebagai semangat untuk melestarikan budaya Aceh.
“Saya berharap tentunya, momen ini menjadi start poin untuk melaksanakan kegiatan serupa di masa mendatang, even seni budaya seperti seudati, rapai pase, saman dan debus yang ada di Kota Lhokseumawe akan kita kembangkan menjadi satu event budaya guna mengembangkan wisata,” jelas Imran.
Seni budaya ini, tambah Imran harus memiliki regenerasi, seperti sanggar yang ada di daerah ini bisa mengembangkan talenta muda sehingga ada alih generasi. [Iswandy]