"Dibalik kepergian ulama kharismatik Aceh Tgk. H. Muhammad Amin, atau sering disapa dengan panggilan Abu Tumin, ada sisi lain yang dirasakan masyarakat Bireuen. Alam seperti ikut berduka."
Suasana yang dirasakan masyarakat Kabupaten Bireuen dan sekitarnya, cuaca pada pagi Rabu, 28 September 2022 terasa sejuk dan adem. Seakan membawa pesan, bahwa alam juga ikut berduka melepaskan sang ulama besar ke Rabb-nya
Seperti diketahui ulama besar Aceh Abu Tumin menghembuskan nafas terakhirnya pada Selasa, 27 September 2022 pukul 15.45 WIB kemarin, di Rumah Sakit dr. Fauziah Bireuen.
Tak lama setelah itu, pada sore dan malamnya Kabupaten Bireuen dan sekitarnya sempat disirami hujan, tapi tidak begitu deras, hanya beberapa saat setelah itu hujan berhenti.
Setelah disirami hujan pada sore sampai malam hari, pada pagi harinya suasana cuaca begitu adem dan juga sejuk.
"Akhir-akhir ini biasanya jam segini, sinar matahari sudah mulai agak terasa panas, menyengat, tetapi pagi ini terasa sejuk dan adem," ujar Irwan salah seorang warga Matangglumpang dua.
Di jalur jalan raya Matangglumpang dua arah Bireuen juga terlihat banyaknya kenderaan roda dua dan roda empat, mereka diduga adalah para pelayat dari berbagai wilayah arah timur. Mereka seperti berkejar-kejaran menunuju kediaman Abu Tumin di Blang Bladeh yang terletak sekira 7 Kilometer sebelah barak Kota Bireuen.
Sepertinya mereka adalah para pelayat yang ingin melaksanakan fardhu kifayah atas meninggalnya ulama yang sudah berumur 90 tahun lebih ini.
Kesejukan cuaca pagi itu diyakini sebagian masyarakat sebagai pertanda berdukanya alam Aceh atas kepergian seorang ulama ahli fikih mazhab Syafii dan ahli tarekat Al-Haddadiyah ini.
Selamat jalan sang legenda, sang penerang jalan ummat. Innalillahi Wainna Ilaihi Raji'un. [Zulkifli]