Bireuen - Dalam sepekan ini saya dua kali bertemu dengan pria kumuh ini, yang saya duga adalah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), berkeliaran di tengah jalan Nasional Medan - Banda Aceh.
Tentunya keberadaan orang yang diduga kurang waras alias ODGJ ini sangat membahayakan dirinya dan pengguna jalan lainnya. Saya pikir ini tak boleh dibiarkan, harus segera diantisipasi sebelum jatuh korban. Pihak keluarganya harus pro aktif, juga Muspika Gandapura jangan tinggal diam, karena akan berdampak terhadap kenyamaan pendatang yang akan menikmati kuliner sate dan mie kocok di kota kecamatan paling timur Kabupaten Bireuen, Aceh ini. Ujung-ujungnya juga akan berdampak secara ekonomi.
Saya teringat Kamis, 11 Agustus 2022 kemarin sekira pukul 7.15 WIB, saat saya sedang mengendarai kendaraan di jalan Nasional Medan - Banda Aceh, sesampai di Keude Geurugok, persisnya di depan Polsek Gandapura, tiba-tiba muncul pria kumuh sedang berlari-lari di median jalan, tepatnya di garis putih jalan. Spontan saya belokkan mobil saya, menghindari hal-hal yang tak diduga.
Saya jadi teringat, ternyata pria yang sama juga pernah saya lihat berkeliaran di tengah jalan, di depan Masjid Besar Gandapura. Saya jadi heran, kenapa pria kurang waras ini bisa berkeliaran berhari-hari tanpa ditangani oleh pihak yang berwajib?
Sampai kemarin saya terinspirasi untuk membuat postingan ini di medsos, setelah saya membaca postingan status Munzir tentang keberadaan pria kurang waras yang membawa parang berkeliaran di jalanan seputaran Keude Geurugok yang sudah sangat meresahkan. Bahkan di kolom komentar status tersebut, ada yang mengatakan bahwa sudah ada yang jatuh korban.
Jadi saya pikir, hal-hal ini jangan dianggap sepele, harus ada langkah antisipasi sedini mungkin, jangan sudah jatuh korban baru saling menyesali dan ujung-ujungnya saling menyalahkan.
Mana tanggung jawab keluarga, mana tanggung jawab Muspika Gandapura untuk memberi kenyamanan kepada warga?
Mudah-mudahan saat tulisan ini saya publish, keberadaan ODGJ di jalanan Keude Geurugok itu sudah tidak ada lagi, karena sudah ditangani dengan sepatutnya dan selayaknya. Demikian. [Hamdani]
