Buah tak jatuh jauh dari pohonnya, ungkapan itu terasa tepat untuk menggambarkan bakat Miftah Hulzannah yang merupakan salah seorang atlit beladiri cabang karate yang menjadi andalan Kota Lhokseumawe.
Keahlian dan skill dalam bidang beladiri asal Jepang yang dikuasai gadis kelahiran Langsa pada 27 Februari 2001 silam terasa wajar, hal ini karena kedua orangtuanya Samsul Rizal dan Sri Santika juga merupakan atlit Karate di masanya.
Saat saya temui Jumat, 17 Juni 2022 kemarin, gadis cantik yang merupakan mahasiswi tingkat akhir Program Studi Diploma III Perbankan Keuangan, Jurusan Tata Niaga (Tania), Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) ini, bercerita banyak pada saya tentang harapan dan tekadnya untuk mempersembahkan yang terbaik buat kampus tercintanya pada ajang PORSENI XIII yang rencananya akan dilaksanakan 25 Juni hingga 2 Juli 2022 mendatang yang akan digelar di Politeknik Negeri Banjarmasin.
"Saya bertekad akan persembahkan emas buat buat Politeknik Negeri Lhokseumawe di Porseni mendatang. Mungkin ini akan menjadi persembahan terbaik saya buat kampus tercinta, menjelang berakhirnya masa studi saya. Karena saat ini saya sedang menyelesaikan Tugas Akhir saya," kata gadis yang sering dipanggil Miftah oleh teman-temannya.
Miftah mengatakan, bahwa ia biasa bermain di Kelas Kumite Putri 55 Kg, dan target medali emas pada Porseni XIII mendatang bukanlah berlebihan, karena gadis cantik yang sudah latihan karate sejak usia 10 tahun ini kerap meraih prestasi di ajang turnamen karate. Sebut saja juara 1 H2SN Provinsi Aceh tahun 2018 lalu.
Selanjutnya atlit Kota Lhokseumawe pada Pekan Olahraga Aceh (PORA) XIV Pidie 2023 mendatang ini juga pernah bertanding pada Kejuaran Mendagri Nasional, 2017 di Lampung, ia juga merupakan peraih medali perak Popda, tahun 2018, juga Peraih medali perunggu Pora, Jantho tahun 2018. Terakhir juara pertama Kejurnas Kejati Cup II tahun 2021.
Saya tanya, kenapa ia tertarik dengan beladiri, karena beladiri selama ini identik dengan kekerasan dan kerap dilakoni oleh laki-laki.
"Mungkin karena biasa melihat kedua orang tua latihan, karena kedua orangtua saya kan mantan atlit Karate juga. Karena dari kecil saya sudah terbiasa melihat orangtua saya latihan, sehingga saya terobsesi juga dengan karate,," terang Miftah yang saat ini masih tinggal dengan kedua orangtuanya di Cunda, Kota Lhokseumawe.
Gadis cantik pemegang sabuk hitam Dan 1 Nasional ini mempunyai motto hidup, lakukan sebisa mungkin apa yang sedang dikerjakan.
"Saya bertekad untuk menjadi manusia yang bermanfaat buat orang lain," ujarnya tersenyum.
Tekad Mifta si Cantik dari Tania ini tentunya harus didukung. Beruntung buat Mifta, selain dukungan orangtua, di kampus vokasi PNL tempat ia menimba ilmu selama ini juga sangat mendukung apa yang telah diraih, serta harapannya untuk mempersembahkan medali emas buat kampus tercinta pada ajang Porseni XIII mendatang.
Kepada saya Direktur PNL Ir. Rizal Syahyadi, ST.,M.Eng.Sc melalui Kajur Tania Zulkarnaini, SE.,M.Si.Ak. CA mengatakan, bahwa pimpinan lembaga PNL mendukung penuh mahasiswa yang berprestasi.
"Kami pimpinan kampus tentu sangat mendukung dan mengapresiasi jika ada mahasiswa berprestasi," ungkap pria parlente yang biasa disapa Joel Seleb ini.
Sambung Joel Seleb, skill yang dipunyai oleh mahasiswi seperti Mifta ini sangat mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas oleh kementerian.
"Prestasi yang seperti inilah yang perlu didukung, apalagi jika dikaitkan dengan kampus merdeka, atau MBKM. Hal-hal seperti ini sudah sangat nyambung," pungkas Joel Seleb.
Nah Mifta, dukungan orangtua dan pimpinan kampus sudah kamu peroleh. Maka harus bisa mempersembahkan prestasi buat mereka.
"Insya Allah, saya harus bisa menjadi yang terbaik dan membanggakan kedua orangtua saya dan kampus tercinta saya," tutup gadis berkulit putih dan bermata sipit ini mengakhiri pembicaraan dengan saya. Semoga. [Hamdani]