Mobil operasional PWI Aceh terjebak endapan lumpur yang menimbun badan jalan di lintas Gayo Lues-Aceh Tenggara, Selasa malam, 28 Juni 2022. (Foto/Dok. PWI Aceh)
Gayo Lues - Rombongan Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh yang sedang dalam perjalanan dari Banda Aceh ke Aceh Tenggara (Agara) melalui jalur tengah terperangkap lumpur longsoran tebing yang menutupi badan jalan provinsi di kawasan Dusun Tetumpun, Desa Ketungke Jaya, Kecamatan Putri Betung, Gayo Lues (Galus), Selasa malam, (28/06/2022).
Sekretaris PWI Aceh, Muhammad
Zairin menginformasikan, musibah itu terjadi sekitar pukul 23.00 WIB ketika mobil yang dikendarai Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin sudah memasuki Kecamatan Putri Betung yang merupakan kecamatan yang berbatasan dengan Aceh Tenggara.
“Secara umum cuaca di sepanjang perjalanan sangat bersahabat, namun di beberapa kawasan dalam wilayah Galus diguyur hujan dengan intensitas ringan,” kata Muhammad Zairin yang ikut dalam rombongan.
Menurut Zairin, dalam rombongan tersebut selain dirinya dan Ketua PWI Aceh juga ikut Kasi Organisasi & Keanggotaan M. Nazar Ahadi, Sekretaris Seksi Media Cetak Jalaluddin ZKY, dan Staf Sekretariat Roni Chusmiran.
“Kami sedang melakukan perjalanan tugas untuk pelantikan Ketua PWI Aceh Tenggara, Rabu, 29 Juni 2022.
Kami berangkat dari Banda Aceh sekitar pukul 11.00 WIB, Selasa, 28 Juni,” lapor Zairin.
Di lokasi kejadian, ketika mobil operasional PWI Aceh sedang melaju dengan kecepatan di bawah 50 km/jam, dikemudikan Jalaluddin, mendadak terjebak endapan lumpur dan bebatuan yang menutupi badan jalan.
“Dalam pandangan saya terlihat seperti genangan air di badan jalan, makanya mobil langsung melaju. Namun tiba-tiba mobil berhenti. Tak bisa lagi maju atau mundur. Kedalaman lumpur selutut sehingga pintu mobil sudah tertahan saat dibuka,” kata Jalaluddin.
Upaya membebaskan mobil operasional PWI Aceh dari jebakan lumpur terus dilakukan hingga menjelang subuh namun tidak berhasil meski sudah ditarik dengan bantuan truk yang melintas di lokasi kejadian.
“Cengkeraman lumpur benar-benar kuat, mobil nyaris tak bergerak saat ditarik bahkan kabel slink sempat putus berkali-kali,” sebut Zairin.
Ba’da subuh, mobil PWI Aceh masih tetap terperangkap di lokasi karena harus menunggu alat berat tiba di lokasi.
Sementara itu Ketua PWI Aceh bersama unsur pengurusnya dijemput dengan mobil operasional PWI Aceh Utara-Lhokseumawe yang sudah lebih duluan tiba di Kutacane.
“Biasanya di lokasi kejadian standby alat berat karena lokasi itu memang rawan longsor. Tapi kali ini alat berat tak ada di lokasi. Menurut kabar sudah dimobilisasi ke lokasi lain,” demikian Sekretaris PWI Aceh. [M. Jafar Peunteut]